Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna mengantisipasi skenario terburuk apabila terjadi bencana alam saat event KTT G20 yang akan dihelat November mendatang di Bali.
Hal itu dilakukan demi kelancaran, keamanan, dan kenyamanan para delegasi selama berlangsungnya event tersebut, sekaligus menandakan bahwa Indonesia selaku tuan rumah juga memperhatikan faktor cuaca.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati bahkan menyebut berbagai aksi mitigasi tersebut telah dipersiapkan sejak Indonesia resmi memegang Presidensi G20 Desember 2021 lalu.
Bali yang akan menjadi pusat lokasi penyelenggaraan KTT G20 dengan tema 'Recover Together, Recover Stronger' telah dipersiapkan untuk mengantisipasi skenario terburuk apabila terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8.5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami dalam tempo waktu 20 hingga 38 menit.
"Mudah-mudahan KTT G20 berjalan aman dan lancar, tidak ada kejadian gempa bumi ataupun tsunami. Namun apabila terjadi sewaktu-waktu BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri sudah siap dengan skenario terburuk," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diperoleh pada Sabtu (1/10/2022).
Lebih lanjut Dwikorita menjabarkan, fokus utama dalam aksi mitigasi yang dimaksudkan tersebut untuk memastikan keamanan dan keselamatan Presiden dan Pimpinan Tinggi Negara peserta G20 manakala Bali diguncang gempa bumi dan tsunami. Adapun lokasi yang dipersiapkan adalah VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Hotel The Apurva Kempinski Bali, dan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai Bali.
BMKG bersama berbagai instansi lainnya, kata Dwikorita, menyiapkan sistem peringatan dini dan response cepat kedaruratan, termasuk jalur evakuasi, rambu evakuasi dan tempat evakuasi sementara yang aman, serta sinergi antar pihak terkait penanganan kedaruratan. Khusus tempat evakuasi, BMKG juga memastikan bahwa bangunan tersebut telah dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga magnitudo 8.5.
"Rencana kontigensi sudah disiapkan secara matang untuk menghadapi risiko bencana gempabumi dan tsunami. Kami juga terus melakukan pengecekan secara berkala dengan pelibatan berbagai instansi terkait guna mendukung kesuksesan agenda KTT G20. Semoga ikhitiar ini dimudahkan dan dilancarkan," imbuhnya.
Dwikorita optimistis, rencana aksi mitigasi yang telah dipersiapkan lebih dari satu tahun terakhir ini mampu meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan jika sewaktu-waktu dalam penyelenggaraan KTT G20 terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami. "InsyaAllah, target BMKG adalah tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerugian yang berarti," pungkasnya.