Indonesia.go.id - Mustika Rasa, Gagasan Presiden Pertama RI yang kembali Dibicarakan

Mustika Rasa, Gagasan Presiden Pertama RI yang kembali Dibicarakan

  • Administrator
  • Sabtu, 30 Maret 2024 | 13:21 WIB
KULINER
  Buku resep Mustika Rasa yang digagas Presiden Sukarno. Berisikan ragam resep masakan Nusantara. GNFI
Kumpulan resep masakan dari seluruh Indonesia, Mustika Rasa yang digagas Presiden Soekarno hadir kembali dengan beragam ide terkait ketahanan pangan.

Sebuah potongan tumpeng yang dibuat dari ketela dengan hiasan sayuran dan lauk-pauk diserahkan pada insan senimatografi, yang mewakili para kreator Mustika Rasa Kini, Ismail Basbeth, pada Kamis 29 Februari 2024.

Pemotongan tumpeng yang digelar di gedung perumusan teks proklamasi di kawasan Jl Imam Bonjol, Jakarta itu menjadi penanda kick-off Mustika Rasa Kini. Acara itu diselenggarakan oleh Ruang Basbet Bercerita, bekerja sama dengan Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Kedaulatan pangan menjadi isu yang semakin maha penting bagi negara-bangsa Indonesia dewasa ini. Mengingat pentingnya hal tersebut, Mustika Rasa Kini (MRK) diinisiasi sebagai upaya untuk menggali, meneliti, dan membandingkan resep-resep masakan tradisional Indonesia dari masa lalu hingga masa kini.

Kolaborasi antara Ruang Basbeth Bercerita dan Direktorat Jenderal Kebudayaan akan mewujudkan keberhasilan program MRK.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid menyambut baik gagasan program tersebut. Menurutnya, itu sebagai upaya sosialisasi gerakan kedaulatan pangan, terutama di kalangan generasi muda.

"Pemerintah mendukung penuh inisiasi ini, baik dalam hal pendanaan maupun akses terhadap data-data penelitian terkait kedaulatan pangan. Kami berharap program ini dapat memberikan kontribusi positif dalam melestarikan warisan kuliner Indonesia serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kedaulatan pangan bagi bangsa Indonesia," ujar Hilmar Farid.

Inspirasi MRK berasal dari sebuah buku monumental berjudul Mustika Rasa, yang merupakan kumpulan resep masakan dari seluruh Indonesia. Dikerjakan oleh sebuah panitia di Departemen Pertanian, buku setebal tak kurang 1.200 halaman ini mencerminkan upaya Bung Karno dalam merancang politik kedaulatan pangan pada awal dasawarsa 1960-an.

"Dengan berbasis pada intellectual property (IP), MRK akan menceritakan, meneliti, dan membandingkan resep-resep masakan Indonesia dari masa lalu hingga kini. Kami juga akan menciptakan katalog cita rasa masakan Indonesia melalui berbagai bentuk tayangan audio visual, situs, aplikasi, program workshop, serta seminar," ungkap Ismail Basbeth, kreator MRK yang juga Direktur Ruang Basbeth Bercerita (RBB).

Para kreator MRK, antara lain, Lyza Anggraheni, JJ Rizal, Darwin Nugraha, Imran Hasibuan, dan Lasja Susatyo berencana menggerakkan sembilan agenda utama dalam program MRK. Antara lain, seminar; lokakarya; aktivasi acara & sosialisasi; duta program; situs web & aplikasi; konten (video, audio, podcast, dll); series documentary; film cerita; rilis buku Mustika Rasa yang sudah direvisi.

Di awal dasawarsa 1960-an, Bung Karno merancang sebuah politik pertahanan pangan-- kemudian menjadi politik kedaulatan pangan--dalam Dewan Perancang Nasional. Dari situ Bung Karno mencari akal bagaimana caranya menemukan alat untuk menyampaikan gagasan itu. Kemudian disampaikan dalam buku Mustika Rasa.

Mustika Rasa merupakan kumpulan resep masakan dari seluruh Indonesia, setebal tak kurang 1.200 halaman, yang dikerjakan sebuah panitia di Departemen Pertanian selama bertahun-tahun. Situasi politik pasca-Peristiwa G 30 September 1965 nyaris membuat buku itu tidak bisa diterbitkan. Tapi, akhirnya Mustika Rasa bisa terbit di 1967.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer