Indonesia.go.id - Tetap Waspada Kendati Ada Asa

Tetap Waspada Kendati Ada Asa

  • Administrator
  • Rabu, 13 Mei 2020 | 03:19 WIB
PANDEMI COVID-19
  Sejumlah penumpang dengan mengenakan masker di dalam gerbong kereta api luar biasa relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi lintas selatan di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Pandemi belum berakhir. Di tanah air, per Selasa (12/5/2020), masih ditemukan 484 kasus baru Covid-19. Untungnya, kabar baik datang dari dunia riset medis. 

Pada periode 11-12 Mei 2020, Juru Bicara Resmi Pemerintah Indonesia untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengakui, pihaknya masih menemukan penularan virus SARS COV-2 yang menyebabkan kasus Covid-19 terus bertambah.

Sejak penularan pertama pada 2 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB, Selasa (12/5/2020), tercatat total sebanyak 14.749 orang di tanah air telah terinfeksi virus tersebut.  "Konfirmasi positif Covid-19 didapatkan melalui dua metode, yaitu tes polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler,” begitu disampaikan Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB.

Kejangkitan terhadap virus berbahaya itu, menurut Yurianto, juga masih mengakibatkan penambahan 16 penderita Covid-19 meninggal dalam sehari. “Sehingga (totalnya) menjadi 1.007 orang," ujarnya.

Itulah sebabnya, selain terus mengupayakan penekanan angka penularan dan penyebaran virus, pemerintah dengan mengandeng sejumlah pihak, memfasilitasi dan menggelar penelitian demi menemukan obat ataupun vaksin untuk melumpuhkan virus itu.

Sebagaimana diketahui, virus corona mutan itu merebak pertama kali di Wuhan, Hubei, Tiongkok, pada penghujung Desember 2019. Dalam kurun hampir lima bulan berlalu, virus itu tercatat telah menginfeksi 4,2 juta orang di hampir 200 negara dunia.

Di Indonesia sendiri, sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk menekan persebaran virus. Di antaranya dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah, di antaranya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur, dalam kurun waktu tertentu. Lalu pemerintah juga melakukan pembatasan penggunaan berbagai moda transportasi.

Namun, langkah-langkah itu tidak dipungkiri belum berhasil menekan secara maksimal laju penularan virus. Lantaran itulah, kabar yang disampaikan Presiden Joko Widodo, pada rapat terbatas yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5/2020), bagaikan oase di tengah sahara.

Membuka rapat tersebut, Presiden Jokowi mengungkapkan tentang sejumlah kemajuan yang berhasil diraih tim peneliti dari Kementerian Ristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengujian vaksin corona yang tengah dilakukan pemerintah.

"Kemajuan signifikan terjadi pada penelitian genome sequencing. Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahapan berikutnya dalam menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita," ungkapnya.

 

Pemerintah Optimistis

Bukan hanya itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa terkait produksi alat medis dan obat pun, pemerintah cukup optimistis. Betapa tidak, menurut Presiden, Kemenristek dan BRIN telah berhasil mengembangkan PCR test kit, kemudian non-PCR diagnostic test dan juga ventilator serta mobile BSL 2 (biosafety level-2).

“Kita harapkan paling tidak akhir Mei atau awal Juni sudah mulai kita produksi," ungkap Presiden.

Demikian juga dengan pengujian terhadap plasma darah pasien corona yang sudah sembuh juga menunjukkan kemajuan. Kelak hasil pengujian plasma darah tersebut ditujukan untuk pengobatan Covid-19. Lalu pengujian stem cell yang ditujukan untuk menemukan cara untuk memperbaiki organ yang rusak karena virus corona. "Juga saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan terhadap pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan pengujian klinis berskala besar di beberapa rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak," tutur Presiden.

Terkait itu semua, Presiden mengaku telah minta agar diberikan dukungan penuh bagi seluruh riset dan inovasi tersebut. “Baik proses-proses perizinannya dipercepat, maupun koneksi dengan industri, baik itu dengan BUMN maupun swasta," sebut Jokowi.

Sementara itu, Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, pengembangan vaksin bertujuan untuk mencegah wabah virus-virus lainnya menyebar. Diketahui, saat ini Lembaga Eijkman tengah menjalin kerja sama dengan lembaga internasional yang melakukan penelitian. Seiring itu, tiga sampel virus corona dikirimkan Eijkman ke platform pusat data virus influenza Internasional (GISAID).

Whole genome sequences (WGS) yang dikirim Indonesia itu, telah ditelaah dan diketahui bahwa kategorinya berbeda dengan tiga tipe yang ada di dunia, ada tipe S, tipe G, dan tipe V. WGS diperlukan sebagai langkah penemuan vaksin untuk virus Corona setelah dilakukan serangkaian uji coba.

"Eijkman juga mengatakan kemungkinan tercepat adalah satu tahun. Satu tahun itu kira-kira dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik. Tentunya akan mendorong kerja sama dengan pihak luar juga yang mengembangkan vaksin sehingga harapannya nanti vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif, terutama untuk virus yang kemungkinan beredarnya di Indonesia," lanjut Bambang.

Dalam situasi tersebut, pemerintah meminta masyarakat agar selalu bekerja sama dalam memerangi virus corona. Semua pihak di tanah air senantiasa diingatkan untuk tidak boleh kendur atau lengah.

 

 

 

Penulis: Ratna Nuraini
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari

Berita Populer