Indonesia.go.id - STB Datang, Semut di Layar TV Hilang

STB Datang, Semut di Layar TV Hilang

  • Administrator
  • Minggu, 13 Maret 2022 | 08:18 WIB
TV DIGITAL
  Ilustrasi penggunaan antena perangkat Set Top Box (STB) di televisi. Menonton tayangan tanpa gangguan. KOMINFO
Dengan bantuan bantuan set up box (STB) gratis ini, masyarakat yang memiliki televisi (TV) analog tak perlu mengganti TV baru. Sebab, mereka cukup memasang piranti itu agar masyarakat tetap menikmati siaran TV digital.

Warga Desa Taba Jambu, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, antusias dengan adanya siaran televisi (TV) digital. Mereka pun mengaku senang menerima bantuan set up box (STB) gratis.

"Alhamdulillah, kami masih bisa nonton TV dengan adanya bantuan STB ini. Dulunya itu kalau nonton pasti kurang jernih dan kurang tajam gambarnya. Tapi pakai STB ini gambarnya jadi jelas. Dulu cuma nonton tujuh channel, sekarang bisa banyak berkat siaran TV digital," kata Elly Eliati, salah satu warga penerima bantuan STB di Bengkulu, Rabu (9/3/2022).

Misraya, warga Desa Taba Jambu lainnya, mengaku gembira menerima bantuan STB tersebut. "Alhamdulillah kami tetap bisa nonton siaran TV dengan bantuan STB ini. Selama ini banyak semutnya tapi dengan bantuan dari SCTV dan Indosiar ini kami sudah bisa menonton jernih dan banyak siaran televisi digital," ungkap Misraya.

Dengan bantuan STB gratis ini, masyarakat yang memiliki TV analog tak perlu mengganti TV baru. Karena mereka cukup memasang piranti itu agar masyarakat tetap menikmati siaran TV digital. Penyediaan STB ini sebagai upaya mendukung migrasi dari TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beserta grup SCM/EMTEK pada Rabu (9/3/2022) melaksanakan uji coba distribusi STB tahap pertama di wilayah Bengkulu I yang mencakup Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Sebanyak 15 warga dari dua wilayah tersebut menerima perangkat STB.

Total di tahap awal itu dibagikan 250 unit dari Indosiar grup SCM/EMTEK. Uji coba tersebut sekaligus persiapan menjelang ASO Tahap 1 yang mulai berlaku 30 April 2022 di wilayah Bengkulu.

Pada kesempatan yang sama, Camat Muara Bangkahulu Youliarti Ishak mengaku bersyukur karena dengan adanya siaran TV digital membuat kalangan muda dan anak-anak sekolah bisa menikmati siaran yang beragam serta konten yang sesuai dengan usia mereka.

"Masyarakat kini juga merasakan siaran TV yang lebih canggih dan menikmati kejernihan siaran dengan adanya bantuan STB, maupun tersedianya STB dengan harga terjangkau," ujarnya.

Ia berharap lebih banyak stasiun TV membuat siaran yang mendidik masyarakat. Pengaruh TV digital tersebut diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku sebagian anak-anak yang selama pandemi Covid-19 lebih banyak bermain gameslewat gadget.

"Kami menginginkan agar pemerintah khususnya Kominfo dan KPI memberikan sosialisasi lebih lanjut soal teknis terkait memilih siaran TV digital yang layak untuk remaja dan anak-anak," kata Camat Muara Bangkahulu.

Kementerian Kominfo menjadwalkan untuk tahap pertama program ASO 30 April 2022 dilakukan di 56 wilayah layanan siaran meliputi 166 kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua 25 Agustus 2022, di 31 wilayah layanan siaran di 110 kabupaten/kota. Untuk yang terakhir, akan dilakukan pada 2 November 2022 di 25 wilayah layanan siaran 65 kabupaten/kota.

 

Staf Khusus Menteri Kominfo Philip Gobang yang turut menyaksikan distribusi STB di Bengkulu, menyatakan warga Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi saksi dari perubahan siaran televisi dari analog ke digital. Mendorong Program ASO agar diterima khayalak lebih luas, maka pemerintah bekerja sama dengan lembaga penyelenggara siaran (LPS) atau multipleksing TV digital membagikan STB gratis untuk masyarakat tidak mampu.

Philip Gobang menambahkan, dengan migrasi siaran TV analog ke digital, masyarakat bukan sekadar menerima siaran dengan gambar jernih, suara baik, dan canggih. Dari perubahan tersebut terbuka peluang bagi masyarakat agar dapat mengisi ruang-ruang konten penyiaran. Frekuensi analog yang dulu hanya digunakan sedikit pihak saja, kini bisa dimanfaatkan untuk jaringan internet.

"Agar anak-anak muda dapat lebih produktif dan kreatif dalam memanfaatkan ruang digital," jelas Staf Khusus Menkominfo.

Tidak hanya itu saja. Keberadaan siaran televisi digital bukan semata sarana hiburan dan informasi beragam masyarakat. Perangkat STB untuk siaran TV digital ternyata sudah terintegrasi dengan sistem peringatan dini (early warning system) kebencanaan.

"Ada kelebihan dari alat STB yang direkomendasikan oleh Kominfo, ada sistem EWS. Sehingga begitu terjadi bencana secara otomatis ada peringatan bencana muncul di layar TV kita," jelas Philip Gobang.

Dalam STB tersebut sistem EWS langsung terkoneksi dengan sistem di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dengan adanya EWS bencana dalam siaran TV digital secara waktu sebenarnya memberikan waktu bagi kesempatan masyarakat evakuasi.

Pada minggu kedua Maret ini, Kementerian Kominfo telah melakukan serangkaian uji coba pembagian gratis STB di berbagai wilayah. Sampai dengan saat ini, sudah lima tempat dilakukan uji coba pembagian STB gratis yakni Kota Palembang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Jember, Kabupaten Serang, dan Kota Bengkulu. Kominfo bekerja sama dengan lembaga penyelenggara siaran di antaranya dengan grup LPS Trans TV, MetroTV dan SCM/EMTEK.

Total ada sebanyak 3,2 juta unit STB yang disalurkan kepada keluarga tak mampu mulai Maret 2022 menjelang ASO tahap 1 pada 30 April 2022 mendatang. Adapun rincian sesuai pembagian sumber penyediaan adalah 893.044 unit dari grup SCM/EMTEK (SCTV dan Indosiar), 842.631 unit dari grup MNC (RCTI dan Global TV), 454.749 unit dari grup Trans Media (Trans TV dan Trans7), 519.930 unit dari grup Media (Metro TV) 368.990 unit dari grup RTV, 87.277 unit dari Pemerintah, ANTV 22.910 unit, TVOne 9.939 unit,dan Nusantara TV 3.000 unit.

Penyaluran sekaligus pemasangan instalasi STB dilakukan secara door to doorberdasarkan data yang sudah divalidasi Kementerian Kominfo berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos. Namun, ada juga LPS yang menggunakan jasa PT Pos Indonesia untuk mendistribusikan paket STB ke rumah penerima manfaat.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari