Indonesia.go.id - Tut..Tut..Ada Kereta Api, Pacu Laju Ekonomi Kalteng

Tut..Tut..Ada Kereta Api, Pacu Laju Ekonomi Kalteng

  • Administrator
  • Kamis, 5 Mei 2022 | 08:20 WIB
INFRASTRUKTUR
  Penandatanganan MoU antara Pemprov Kalteng dengan PT INKA.  Foto: INKA
PT INKA (Persero) meneken kesepakatan bersama Pemprov Kalteng untuk penyelenggaraan proyek perkeretaapian. Proyek strategis itu akan memacu laju perekonomian Kalteng.

Pada Rabu, 27 April 2022 dilakukan penandatanganan kesepakatan antara PT INKA (Persero) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) tentang rencana penyelenggaraan proyek perkeretaapian di Kalteng.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan bahwa kesepakatan bersama tersebut merupakan bentuk respons yang baik dari pihak Pemprov Kalteng untuk pembangunan jalur kereta api di wilayahnya. Menurutnya, tim PT INKA (Persero) akan memerlukan bantuan dari seluruh elemen Pemprov Kalteng untuk membuat kajian awal untuk persyaratan pembuatan jalur kereta api.

“Nantinya kami akan melibatkan dari Pemprov Kalteng, Gubernur, Wagub, dan Sekda, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Dinas PU, hingga Kepala Dinas Perhubungan. Sebab, di Kalimantan Tengah ini kondisi tanahnya sebagian masih berupa gambut. Nanti mohon bantuan karena ini baru jalur alternatif dan kami sudah membuat kajian awal dengan asumsi-asumsi yang kita belum tahu detail-detail kondisinya,” ungkap Budi, dalam keterangan tertulisnya.

Budi menambahkan, setelah ditandatanganinya kesepakatan itu, pihaknya akan membuat semacam survey trase dan prefeasibility study (Pre-FS) untuk melihat lebih detil kondisi tanah dan kondisi topografi untuk persyaratan pembangunan kereta api.

Rencananya, kereta api itu diperuntukkan untuk angkutan barang khususnya batubara dan mengangkut produk-produk dari food estate. Rel kereta api ini rencana membentang dari Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya menuju Batanjung Kabupaten, sekitar 600 kilometer. “Kami tahu di sana ada pengembangan food estatesehingga memerlukan transportasi khususnya kereta api dengan skala lebih besar untuk bisa membawa produk-produk dari food estate ini untuk keluar Kalimantan Tengah dan yang lainnya,” ujarnya.

Walaupun begitu, Budi menambahkan bahwa PT INKA (Persero) akan mencoba merintis angkutan-angkutan penumpang untuk sehingga bisa dipadukan antara gerbong barang dan kereta penumpang.  "Di sini nanti kita akan menggunakan lebar track dengan standard gauge, lebar 1435 mm, axle load-nya mudah-mudahan tanahnya memungkinkan untuk 22,5 ton," ucap Budi.

Dengan begitu, jalur tersebut bisa mengangkut batu bara, sekitar 30 juta ton per tahun, kemudian juga 1 juta ton padi atau beras. Kemudian ada dua atau tiga kereta penumpang dengan jenis kereta rel diesel elektrik (KRDE) di jalur sepanjang hampir 600 km, termasuk mengembangkan pelabuhan yang ada saat ini di Batanjung.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo menambahkan, pembangunan transportasi perkeretaapian di Kalteng telah tercantum dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah 2015--2035. Pemprov Kalteng telah merencanakan pengembangan sistem jaringan transportasi perketaapiaan yang terdiri dari lima rute yang memiliki potensi dalam membantu meningkatkan perekonomian dan kemudahan mobilitas bagi masyarakat.

Edy Pratowo juga mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik inisiasi yang dilakukan oleh PT INKA (Persero) dalam membantu dan bersinergi dengan pemerintah daerah untuk melakukan kajian rencana penyelenggaraan proyek perkeretaapian di Kalteng sebagaimana ditegaskan dalam rencana tata ruang dan wilayah.

“Apa yang tengah dilaksanakan saat ini adalah bagian bentuk komitmen pemerintah daerah dalam membuka ruang dan peluang kepada setiap investor yang akan mengembangkan rencana jaringan transportasi perkeretaapian di Kalteng dengan mengikuti setiap ketentuan yang berlaku sehingga pelayanan perkeretaapian dapat menjamin keselamatan, keamanan, kenyamanan, cepat, dan terjangkau untuk masyarakat,” ungkap Edy.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya membutuhkan sebuah proses perencanaan yang tepat dan komprehensif agar upaya pengembangan jaringan perkeretaapian dapat menciptakan. Yang pertama keharmonisan jaringan jalur kereta api dan perencanaan tata ruang dan wilayah sesuai dengan tatanannya.

Kedua, keterpaduan pengembangan pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta api dalam perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan jalur kereta api. Ketiga, keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai salah satu sistem jaringan transportasi daerah sehingga mempermudah dan memperlancar pelayanan angkutan orang maupun barang. “Keempat adalah efisiensi penyelenggaraan perketaapian,” pungkas Edy.

Pembangunan jalur kereta ini dulu pernah disepakati seluruh penambang batu bara di Kalteng. Para penambang menyatakan komitmennya untuk menggunakan angkutan kereta tersebut.   Dengan demikian,pemenang tender proyek berskema public private partnership ini akan lebih mendapatkan kepastian akan penggunaan kereta batu bara tersebut.

Bahkan selain pembangunan rel kereta api Puruk Cahu-Batanjung, pemerintah pusat juga rencananya akan membangun enam jalur baru. Enam jalur tersebut yakni Kudangan menuju Nanga Bulik hingga Kumai, dari Puruk Cahu, Kuala Kurun, Rabambang, Samba, Sampit, Kuala Pembuang hingga Teluk Sigintung, dari Tumbang Samba, Rantau Pulut hingga Nanga Bulik. Kemudian, dari Kuala Kurun, Rabambang, Palangka Raya, Pulang Pisau, Batanjung hingga Kapuas, dari Puruk Cahu, Bangkuang/Mangkatip hingga Batanjung, dan dari Banjarmasin hingga Palangka Raya.

Kalau itu semua terjadi, pertumbuhan ekonomi Kalteng akan semakin tinggi dibandingkan sekarang. Perlu diketahui, pemerintah Indonesia menargetkan memiliki rel kereta api sepanjang 13.000 kilometer di 2030. Saat ini, di seluruh Indonesia baru ada 6.000 kilo meter rel kereta api. Kasubdit Lalu Lintas Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Yudi Karyanto pernah mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut setidaknya membutuhkan dana sekitar USD65,6 miliar.

“Jadi totalnya kita butuh 65,595 miliar dollar AS, maka kami mengundang hadirin di sini untuk berinvestasi dalam pembangunan ini,” ujar Yudi di acara Indonesia Railway Conference 2019 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta 20 Maret 2019.

Yudi menjelaskan, dari anggaran tersebut, sebanyak 30,065 miliar dollar AS akan digunakan untuk pembangunan intercity railway sepanjang 9,210 kilo meter dan urban railway sepanjang 3,755 km.

Sisanya sebanyak 35,527 miliar dollar AS akan digunakan untuk keperluan rolling stock. Nantinya, akan ada delapan proyek yang diprioritaskan, yakni pembangunan tiga urban transport dan lima intercity transport. “Anggarannya 36 persen dari APBN, 64 persen dari private atau BUMN,” kata Yudi.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari