Dengan berbagi pengalaman dalam menangani bencana, maka risiko bencana bisa dimitigasi lebih awal dan efektif serta masyarakat teredukasi dengan baik.
Mobil multiguna pedesaan karya anak negeri ikut tampil di panggung Rumah Resiliensi Indonesia (RRI) dalam gelaran Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Nusa Dua Bali, 23 – 28 Mei 2022. Dua unit mobil yang ditampilkan jenis ambulance dan penjernih air.
Pantauan Kominfo Newsroom, Senin (23/5/2022), dua mobil bernama Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) Penjernih Air, dan AMMDes Ambulance Feeder, besutan Kreasi Mandiri Wintor (KMW) Indonesia ini, dibuat oleh tangan-tangan terampil anak-anak Indonesia dari pabrik pembuatannya di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Mobil dengan kapasitas dua orang penumpang ini dibekali dengan mesin diesel 650cc, kekuatan 14 tenaga kuda (horse power), berbahan bakar solar dengan konsumsi bahan bakar 1 liter untuk pemakaian selama dua jam.
Dari segi fungsi dan kegunaan, mobil AMMDes Penjernih Air ini mampu menjernihkan air yang bersumber dari sungai, sumur atau danau. Adapun kapasitas kemampuan, mobil ini dapat menjernihkan air hingga 600 liter per jam untuk air bersih dan 280 liter per jam untuk air minum layak konsumsi.
Di samping sebagai penjernih air, mobil ini juga dapat berfungsi sebagai genset pembangkit listrik dengan daya hingga 800 watt. Ketika mesin dihidupkan, maka alat penjernih air dan genset pembangkit listrik bekerja secara bersamaan.
Sementara Mobil AMMDes Ambulance Feeder, memiliki fungsi dan peran penting dalam kedaruratan di wilayah pedesaan atau lokasi tertentu. Dari segi mesin, mobil ini memiliki spesifikasi yang sama dengan AMMDes Penjernih Air.
Bicara mengenai fungsi dan kegunaan, mobil AMMDes Ambulance Feeder atau ambulance pengumpan ini memiliki peran utama, yakni mengangkut kelompok rentan atau terdampak bencana dari desa yang sulit diakses menuju fasilitas kesehatan terdekat.
Mobil ini juga dilengkapi dengan tandu roda, oksigen, kursi bidan desa untuk dua orang penumpang, boks bayi, lampu penghangat bayi, intercom untuk komunikasi dengan sopir, kipas angin sirkulasi dan lampu penerangan khusus.
Debut di gempa Palu, Sigi dan Donggala
Dalam debutnya, mobil AMMDes Penjernih Air ini pernah digunakan pada masa tanggap darurat bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala 2018 silam. Sebanyak lima unit mobil penjernih air diterbangkan ke Sulawesi Tengah untuk membantu menyediakan pasokan air bersih sekaigus air minum bagi para warga terdampak bencana yang menewaskan hingga 2.045 jiwa.
Pada medan yang berat pascabencana sekalipun, mobil ini terbukti dapat menjangkau wilayah-wilayah yang tidak mampu ditembus oleh jenis kendaraan roda empat lainnya. Sehingga, mobil ini layak digunakan pada situasi darurat bencana atau kebutuhan lain di pedesaan maupun wilayah tertentu.
Ruang bersalin darurat Suku Baduy
Mobil AMMDes Ambulance Feeder tercatat pernah digunakan sebagai ‘ruang bersalin’ darurat bagi warga Suku Baduy di Lebak pada 2019 dan 2020 lalu. Seorang bayi laki-laki bernama Ahmad Deswanto dan bayi perempuan bernama Amanda Deswita dilahirkan di dalam mobil ini, mengingat pada saat itu sudah tidak ada waktu lagi bagi para ibu untuk mencapai tempat persalinan terdekat.
Sebelum ada AMMDes Ambulance Feeder, warga Suku Baduy dan sekitarnya harus dibawa menggunakan tandu darurat untuk mencapai tempat fasilitas kesehatan. Namun, setelah kehadiran mobil ambulance pengumpan itu, maka kegiatan evakuasi dan penyelamatan warga desa menjadi lebih mudah, cepat dan lebih efisien.
Kehadiran dua mobil karya anak bangsa dari naungan Kementerian Perindustrian RI ini, sekaligus menambah deretan peserta kolaborasi dalam penanggulangan bencana antara pemerintah dengan dunia usaha di panggung Rumah Resiliensi Indonesia.
Selain mobil produk KMW, sebanyak 12 stan lain juga turut memeriahkan gelaran yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil, lembaga donor internasional yang ada di Indonesia, serta lembaga usaha dan komunitas dengan dukungan penuh dari Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali (FPRB Bali).
Rumah Resiliensi Indonesia sendiri merupakan wadah untuk menggemakan narasi Indonesia tangguh, mendukung pencapaian tujuan nasional, dan memperluas jangkauan GPDRR kepada para mitra pentaheliks serta khalayak luas di Indonesia dan di dunia. Adapun lokasi panggung Rumah Resiliensi Indonesia berada di Art Buliding Bali Collection, Nusa Dua, Bali yang hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari venue GPDRR 2022.
Selama satu pekan ke depan, akan digelar 90 mata acara terkait penanggulangan bencana dan resiliensi, meliputi diskusi, talk show, demo ketangguhan bencana, hingga penampilan seni budaya. Acara tersebut dibuka untuk umum pada 23-28 Mei 2022, tidak dipungut biaya, dan tidak membutuhkan kartu ID khusus untuk masuk ke area.
Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan jika Rumah Resiliensi Indonesia bisa menjadi media berdiskusi berbagai pihak termasuk masyarakat mengenai pengalaman penanganan bencana.
Hal itu disampaikan Menko PMK saat secara resmi membuka Rumah Resiliensi Indonesia di Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Senin (23/5/2022).
"Rumah Resiliensi Indonesia dengan ini, resmi saya buka," kata Menko PMK Muhadjir Effendy.
Dikatakan Muhadjir, dengan berbagi pengalaman dalam menangani bencana, maka risiko bencana bisa dimitigasi lebih awal dan efektif serta masyarakat teredukasi dengan baik.
"Berkumpul untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman atau praktik-praktik baik yang pernah di lakukan satu sama lain," tutur Muhadjir.
Dari diskusi yang digelar itu pun, lanjut Muhadjir, dipastikan memliki dampak kepada dunia internasional. Sebab, hasil diskusi tersebut akan terbuka bagi komunitas internasional untuk mengambil pelajaran dari penanganan bencana alam di Indonesia.
Hal ini mengingat Indonesia masuk dalam kategori negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi, karena salah satunya berada pada jalur ring of fire. Sehingga, upaya penanganan bencana di dalam negeri menjadi suatu hal yang layak diketahui khalayak luas.
"Semuanya, baik komunitas yang berasal dari Indonesia maupun komunitas internasional bisa mengambil manfaat dari pertemuan itu," kata Muhadjir.
Penulis: John Rico
Redaktur: Taofiq Rauf/Elvira Inda Sari