Matra laut TNI kembali memperkuat armada perangnya. Sembilan kapal pendaratan tank buatan anak bangsa dibuat demi memodernisasi kapal lawas.
Hawa semangat terasa meruap di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin, 8 Agustus 2022. Tatkala Kapal Republik Indonesia (KRI) dengan kode awal Angkut Tank (AT)-7 resmi diserahkan ke TNI-AL. Kapal berjenis landing ship tank (LST) memang diadakan demi memperkuat armada perang pasukan matra laut itu.
Prosesi serah terima kapal yang kemudian dinamai KRI Teluk Calang-524 dilakukan dari Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) John Wijanarko kepada Kepala Dinas Pengadaan TNI-AL (Kadisadal) Laksamana Pertama Maman Rohman. Selanjutnya, dari Kadisadal menyerahkan kepada Asisten Logistik (Aslog) KSAL Laksamana Muda Puguh Santoso, yang kemudian menyerahkan kepada Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda Agus Hariadi.
Hadir dalam acara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengukuhkan Letkol Laut (P) Bagus Waluya, alumus ke-47 Akademi Angkatan Laut (AAL), sebagai Komandan KRI Teluk Calang-524. KRI Teluk Calang-524 merupakan kapal ketujuh dari kelas Teluk Bintuni. Kapal itu merupakan armada pamungkas yang diserahkan ke TNI-AL dalam rangka pengadaan sembilan kapal perang pada 2022.
TNI-AL memang berniat melakukan modernisasi alutsista lawas miliknya, khususnya jenis LST. Sejumlah kapal yang telah terlebih dahulu diserahterimakan ke TNI-AL, antara lain, KRI Teluk Youtefa-522, KRI Teluk Palu-523, KRI Teluk Weda-526, dan KRI Teluk Wondama-527.
Kelak, KRI Teluk Calang-524 memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), bersama-sama dengan dua unit kapal sejenis, yakni KRI Teluk Youtefa-522 dan KRI Teluk Palu-523, yang telah lebih dulu ditempatkan di sana. Memiliki panjang 120 meter, lebar 18 meter, dan draft 3 meter (full load), KRI Teluk Calang-524 berbobot 4.508 ton.
Kapal yang namanya diambil dari sebuah kawasan di pesisir barat Provinsi Aceh juga memiliki kecepatan maksimum 16 knots, kecepatan jelajah 14,8 knots, dan kecepatan ekonomis 13,6 knots. KRI Teluk Calang berkemampuan jelajah hingga 7200 nautical miles dan dilengkapi persenjataan, yakni 2xMer 40 mm dan 2xMer 12,7 mm.
Diproduksi PT Daya Radar Utama di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, kapal itu dapat mengangkut 10 unit tank leopard, satu unit panser 2 AVBL, satu unit transporter, dan dua unit helikopter. Kapal itupun bisa menampung 361 prajurit, 120 anak buah kapal, dan enam kru heli.
“Sejak hari ini KRI Teluk Calang-524 secara resmi masuk dalam jajaran TNI Angkatan Laut dan selanjutnya akan ditugaskan untuk memperkuat Satuan Lintas Laut Militer 1 Jakarta,” kata KSAL.
Dua Makna Penting
Menurut KSAL, pembangunan kapal itu mengandung dua makna penting. Pertama, merupakan bagian dari perencanaan pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut, sekaligus realisasi dari program prioritas pimpinan TNI Angkatan Laut, yaitu modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan upaya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI-AL. Kedua, pembangunan kapal di galangan dalam negeri adalah wujud dari komitmen pimpinan TNI Angkatan Laut untuk mendukung dan menyukseskan program pemerintah, yaitu peningkatan penggunaan produksi dalam negeri serta kemandirian industri pertahanan sebagaimana selalu ditekankan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.
“Semoga tekad, komitmen, dan upaya kita bersama dapat terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri, khususnya industri pertahanan matra laut, sehingga kualitas produksi akan semakin baik dan pada akhirnya kemandirian industri pertahanan dapat dicapai sesuai cita-cita kita semua,” kata KSAL.
Sementara itu, Direktur Utama PT Daya Radar Utama John Wijanarko mengatakan, kapal itu telah melalui serangkaian uji coba dalam pembangunannya. Seperti uji fungsi embarkasi dan debarkasi tank leopard hingga pendaratan helikopter.
Pembuatan kapal memang menjadi bisnis utama PT Daya Radar Utama (DRU). Perusahaan yang berdiri sejak 1972 itu mempunya dua galangan kapal, yakni di Lampung dan Lamongan, Jawa Timur.
Sebanyak hampir 400 kapal dengan berbagai jenis dan ukuran dibuat oleh PT DRU. Baik untuk instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun untuk kepentingan swasta nasional.
Jenis-jenis kapal yang dibangun PT DRU meliputi kapal tanker dengan kapasitas sampai dengan 17.500 dead weight tonnage, kapal pengangkut (LST), kapal roll on roll off (Roro) sampai dengan 5000 gross tonnage, kapal angkutan barang (cargo vessel), kapal penunjang operasi lepas pantai (offshore), tipe crew boat, anchor hundling tug (AHT), anchor hundling tug and supply (AHTS), hingga accomocation work barge (AWB).
Selain itu, PT DRU juga telah membangun kapal untuk mendukung kegiatan pelabuhan seperti kapal pramuka, kapal tunda, dan kapal percontohan. Speed boat berbasis fiber hingga kapal patroli untuk memperkuat kegiatan sea and coast guard, dan kapal penjaga perikanan serta kapal custom operation juga menjadi keahlian PT DRU.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini