Indonesia.go.id - Tren Positif Pemirsa TV Digital, Sinyal Kesiapan Masyarakat

Tren Positif Pemirsa TV Digital, Sinyal Kesiapan Masyarakat

  • Administrator
  • Kamis, 26 Januari 2023 | 16:18 WIB
TV DIGITAL
  Penonton TV digital di tanah air mengalami peningkatan usai analog switch off (ASO) dilaksanakan. ANTARA FOTO
Survei terbaru AC Nielsen mencatatkan kenaikan penetrasi digital-ready di 11 kota, dari 73 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 79 persen per 15 Januari 2023.

Merujuk pada data AC Nielsen pada Desember 2022 penonton TV digital di tanah air mengalami peningkatan usai analog switch off (ASO) dilaksanakan. Perbandingan data penonton TV digital pada November dan Desember 2022 menunjukkan peningkatan yang bervariasi di masing-masing kota, berkisar dari 5 hingga 24 persen.

Wilayah kota dengan peningkatan penonton TV digital tertinggi adalah DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Hal ini tidak mengherankan, mengingat pada 2 November lalu ASO sudah dilaksanakan secara penuh di wilayah tersebut.

Rupanya efek dari migrasi TV analog ke TV digital di regional Jabodetabek itu membuat masyarakat di kota lain juga turut membeli perangkat set top box (STB). Penjualan STB meningkat di semua kota walaupun berbeda-beda tingkat kenaikannya.

Pada awal 2023 ini, Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Infomatika (Ditjen PPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Geryantika Kurnia mengungkapkan, tren positif penetrasi digital terus berlanjut. Berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis oleh AC Nielsen, tercatat terjadi kenaikan penetrasi digital-ready di 11 kota, dari 73 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 79 persen per 15 Januari 2023.

“Tren positif penetrasi digital terus berlanjut, berdasarkan hasil survei Nielsen di 11 kota besar untuk periode 15 Januari 2023 mendekati normal. Tertinggi di Surakarta, 90 persen, dan rata-rata di 11 kota besar penetrasi digital 79 persen,” ujar Direktur Geryantika Kurnia seperti dilansir dari Antaranews, Sabtu (15/1/2023).

Sebelas kota yang disurvei oleh AC Nielsen meliputi, Greater Jakarta, Bandung, Greater Surabaya, Semarang, Greater Yogyakarta, Surakarta, Greater Denpasar, Medan, Makassar, Palembang, dan Banjarmasin.

Secara rinci, penetrasi digital di Greater Jakarta pada 1 Januari sebesar 82 persen, meningkat menjadi 87 persen per 15 Januari 2023. Penetrasi digital di Bandung meningkat dari 82 persen pada 1 Januari menjadi 88 persen per 15 Januari 2023.

Penetrasi digital di Greater Surabaya naik dari 53 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 65 persen per 15 Januari 2023, sedangkan penetrasi digital di Semarang naik dari 87 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 88 persen per 15 Januari 2023.

Selanjutnya, penetrasi digital di Yogyakarta meningkat dari 77 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 86 persen per 15 Januari 2023, sementara di Surakarta penetrasi digital naik dari 87 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 90 persen per 15 Januari 2023.

Dari wilayah barat disebutkan, penetrasi digital di Medan pada 1 Januari 2023 sebesar 30 persen, naik menjadi 31 persen per 15 Januari 2023. Sedangkan penetrasi digital di Banjarmasin meningkat dari 44 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 48 persen per 15 Januari 2023.

Adapun penetrasi digital di Greater Denpasar, Makassar, dan Palembang tidak mengalami kenaikan pada periode 1 Januari 2023 hingga 15 Januari 2023, yakni masing-masing tetap 53 persen, 55 persen, dan 43 persen.

Kementerian Kominfo menilai, capaian tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia telah siap untuk beralih dari TV analog ke televisi digital. Namun, Direktur Geryantika menyayangkan masih belum optimalnya distribusi perangkat STB yang dilakukan oleh penyelenggara multipleksing (MUX) atau lembaga penyelenggara siaran.

Sampai 12 Januari 2023, realisasi distribusi piranti STB gratis oleh penyelenggara MUX kepada keluarga miskin baru sebesar 5,7 persen. Artinya, masih ada sekitar 4 juta lebih STB yang belum didistribusikan kepada keluarga miskin oleh pihak swasta tersebut. Jumlah STB yang sudah disalurkan ke masyarakat lebih banyak berasal dari bantuan pemerintah.

Adapun bantuan STB bagi keluarga tak mampu berasal dari tujuh penyelenggara MUX terdiri dari grup SCM/EMTEK (SCTV dan Indosiar), MNC (RCTI dan Global TV), grup Trans Media (Trans TV dan Trans7), Media Group (Metro TV), RTV, Viva Group (ANTV dan TVOne), dan Nusantara TV.

Oleh karena itu, pihak Kementerian Kominfo meminta kepada penyelenggara MUX segera mempercepat distribusi STB kepada keluarga miskin agar jalannya program ASO tidak terhambat. Terlebih lagi, harga STB di pasaran masih tinggi mengingat tingginya animo masyarakat beralih ke TV digital.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari