Indonesia.go.id - Inovasi Menuju Pertanian Unggul

Inovasi Menuju Pertanian Unggul

  • Administrator
  • Rabu, 13 Desember 2023 | 21:26 WIB
PERTANIAN
  Sebagai pendorong pertumbuhan, pemerintah menyakini ekonomi digital tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi. ANTARA FOTO/ Asprilla Dwi Adha
Teknologi pertanian terus ditingkatkan agar lebih canggih dan efektif. Bukan hanya soal varietas unggul, melainkan juga soal standardisasi dan inovasi pertanian.

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) memberikan pernyataan menarik, Jumat (1/12/2023), yakni telah membentuk Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro). Lembaga di bawah naungan BSIP, Kementerian Pertanian, Provinsi Papua Barat, ini menjadi yang pertama di wilayah timur Indonesia.  

“Wilayah timur Indonesia belum ada LS Pro seperti yang dimiliki BSIP Papua Barat. Jadi ini pertama kalinya,” kata Triningsih Herlinawati, Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Manokwari, Jumat (1/12/2023).

Pembentukan laboratorium LS Pro, menurut Triningsih, berstandar ISO 17065 oleh BSIP Papua Barat akan menjadi role model penjaminan mutu komoditas unggulan pertanian di kawasan Timur Indonesia. Tak hanya itu, kehadiran laboratorium LS Pro BSIP Papua Barat juga akan berdampak positif pada perluasan pasar komoditas pertanian unggulan melalui penjaminan mutu standar nasional Indonesia (SNI) dan peningkatan nilai ekspor komoditas pertanian.

Pemerintah terus berupaya membina dan memperluas pasar komoditas pertanian unggul. Kondisi komoditas pertanian memang berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Baru-baru ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah usaha pertanian dalam Sensus Pertanian (ST) 2023 sebanyak 29,36 juta unit atau turun 2,35 juta unit.

Jumlah tersebut turun 7,42% jika dibandingkan dengan sensus 10 tahun lalu yang tercatat sebanyak 31,71 juta unit. Penurunan itu terjadi karena lahan pertanian yang berubah menyempit, imbas alih fungsi lahan. “Bagaimana pun lahan pertanian berubah selama 10 tahun terakhir,” ujar Atqo Mardiyanto, Sekretaris Utama BPS, di sela-sela acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap I di Hotel Ritz Carlton, Senin (4/12/2023).

 

Standardisasi Pertanian

Berkaitan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian memfokuskan diri pada standardisasi dan inovasi. Kedua masalah itu adalah dua pilar penting pendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia. Analis Standardisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Evan Buwana membahas hal tersebut dalam diskusi bertajuk “Smart Farming for Sustainable Growth”, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (16/11/2023).

Pertanian berkelanjutan membutuhkan keseimbangan yang apik antara pelaksanaan standar dan dinamika perkembangan inovasi teknologi yang cepat. “Standardisasi dan teknologi itu punya hubungan yang intim sebetulnya. Dengan demikian, penerapan standar ini akhirnya bisa meningkatkan daya saing dan kinerja,” ujar Evan, sebagaimana dilansir situs brin.go.id, Minggu (19/11/2023).

Dia menambahkan, standardisasi di sektor pertanian juga memainkan peran penting dalam hal menjaga kualitas. Peran itulah yang dilaksanakan BSIP sejak didirikan pada 2022. Standardisasi instrumen pertanian, merupakan salah satu modal kuat untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

 

Inovasi Pertanian

Selain standardisasi, Kementerian Pertanian juga telah lama menggenjot aspek inovasi pertanian. PT Teknologi Sirkular Biru menyatakan telah menciptakan teknologi baterai yang dapat digunakan untuk peralatan pertanian. Ini sangat berguna untuk mengganti bahan bakar minyak yang mulai langka.

“Baterai tersebut dapat didaur ulang sehingga bahan baterai berkelanjutan tersebut dapat digunakan kembali,” kata Purwadi Kasino Putro, Direktur PT Teknologi Sirkular Biru, kepada pers, Ahad (19/11/2023).  

Perusahaan lainnya juga giat melakukan inovasi pertanian, seperti yang dilakukan PT Bayer Corp Science dengan teknologi genome editing. “Ini merupakan salah satu tren terbaru dalam bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik,” tutur Yovita Sutanto, Industri Relation, PT Bayer Crop Science.

Berbagai inovasi pertanian ini membuka peluang bersaing yang lebih luas dalam pasar internasional. Dengan standar yang jelas dan teknologi yang inovatif, pertanian dapat menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.

Walau demikian, peringkat inovasi Indonesia secara umum dapat diandalkan. Laporan Indeks Inovasi Global 2022 yang dirilis World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia meraih skor 27,90 dan menempati peringkat 75 dari 132 negara. Indonesia pun berhasil naik 12 peringkat dari peringkat di 2021.

Bahkan pencapaian itu disebutkan untuk pertama kalinya menembus 80 besar negara-negara paling inovatif dalam kurun waktu 11 tahun terakhir. Sebab itulah untuk pertama kalinya, WIPO menempatkan Indonesia sebagai Innovation Achievers atau negara-negara yang berprestasi di bidang inovasi.

Alasannya, WIPO menilai, perkembangan inovasi Indonesia berada di atas prediksi berdasarkan kelompok pendapatan. Yang menarik, WIPO menyebutkan salah satu faktor yang berpengaruh adalah peningkatan drastis pada keterkaitan inovasi dan aset-aset tidak berwujud (intangible assets).

 

Kunci Masa Depan

Transformasi menuju pertanian unggul telah menjadi kunci masa depan bagi pertanian nasional. Berikut ini beberapa poin penting pengaruh dan manfaat yang terjadi:

  1. Ketahanan Pangan:

Transformasi pertanian meningkatkan ketahanan pangan, memastikan pasokan pangan yang mencukupi untuk penduduk yang terus berkembang.

  1. Pertumbuhan Ekonomi:

Modernisasi pertanian dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan, mengingat sektor pertanian mempekerjakan sebagian besar populasi.

  1. Kesejahteraan Petani:

Transformasi membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, yang pada gilirannya dapat mengurangi disparitas ekonomi antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

  1. Pengurangan Kemiskinan:

Melalui peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, transformasi pertanian dapat berperan dalam mengurangi tingkat kemiskinan, terutama di daerah pedesaan.

  1. Daya Saing Global:

Peningkatan mutu dan keberlanjutan pertanian meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, mendukung ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional.

  1. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim:

Transformasi dapat membantu sektor pertanian menjadi lebih tahan terhadap perubahan iklim, yang semakin penting di era perubahan iklim global.

  1. Konservasi Sumber Daya Alam:

Melalui praktik pertanian berkelanjutan, transformasi dapat melibatkan konservasi sumber daya alam, menjaga ekosistem, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.(*)

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari