Indonesia.go.id - Mas Menteri Siap Jadi Penjaga Borobudur

Mas Menteri Siap Jadi Penjaga Borobudur

  • Administrator
  • Senin, 15 Maret 2021 | 14:05 WIB
PARIWISATA
  Wisatawan menikmati suasana matahari terbit di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansah
Merespons kekhawatiran Unesco, pemerintah menunjuk Menteri Nadiem A Makarim jadi penjaga Candi Borobudur. Nadiem pun siap dengan langkah konservasi cagar budaya itu.

Pengelola Candi Borobudur tentu bingung. Di satu sisi, sebagai BUMN dia diminta menjual Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata superprioritas di Indonesia. Tapi di sisi lain, dia juga harus menjaganya sebagai cagar budaya prioritas.

Di tengah tarik-menarik itulah, Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan pun melirik ke arah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem A Makarim. Tugas Menteri Nadiem adalah menjaga kelestarian candi berumur 1.200 tahun itu sebagai heritage dunia. 

“Semuanya nanti berpusat ke Mendikbud Nadiem Makarim. Beliau center-nya,” kata Luhut Panjaitan, padaSabtu (13/3/2021), kepada wartawan saat mengunjungi Kawasan Candi Borubudur bersama Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Parekraf Sandiaga Uno, didampingi sejumlah pejabat Kementerian PUPR, BUMN, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Magelang Zaenal Arifin.

Menurut Luhut Binsar Panjaitan, penetapan Mendikbud pada posisi center itu telah dilakukan dalam rapat kabinet terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo setahun lalu. Tapi, eksekusinya tertunda karena pandemi. Pilihan itu diputuskan guna menjaga fungsi utama Borobudur sebagai cagar budaya, di tengah maraknya gerak pengembangan ekonomi di sekelilingnya.

Menko Luhut mengatakan, sebagai destinasi wisata, Borobudur diminati oleh wisatawan domestik maupun asing. Pada 2019, lebih dari 3,3 juta orang yang berkunjung ke Candi Borobudur, atau 8.000 orang per hari. Pada hari libur panjang bisa mencapai 50.000 orang per hari.

Padahal, struktur Candi Borbobudur tak seperkasa seperti diduga banyak orang. Berdasarkan hasil studi Balai Konservasi Borobudur, idealnya pengunjung dibatasi maksimal sebanyak 128 orang per hari dalam waktu yang sama. Kalau rombongan pengunjung perlu 1 jam buat berkeliling mendaki candi, maka sehari paling banyak sehari 10 rombongan, atau 1.280 orang saja.  

Batas kesanggupan struktur candi menerima beban itu akan menjadi pertimbangan utama untuk kelestarian candi yang berukuran lebar 122 meter dan tinggi 35 meter itu. “Jadi, akan diimplementasikan wisata berkualitas di Borobudur, dan menjadikan Rencana Induk 1979 sebagai acuan bagi Rencana Induk Pariwisata yang terbaru," ujar Luhut.

 

Rencana induk 1979 adalah dokumen rencana pengembangan wisata yang disusun oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan badan dunia Unesco di saat candi besar itu dipugar.

Dalam perjalanannya, Candi Borobudur dan kawasan sekelilingnya, termasuk pula Candi Pawon dan Candi Mendut, yang berada dalam radius 3 km dari Borobudur, telah berkembang menjadi wilayah komersial. Pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikannya sebagai salah satu dari lima unit destinasi pariwisata superprioritas (DPSP), bersama Danau Toba, Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (NTT), dan Pantai Likupang, Sulawesi Utara.

Kelima DPSP itu didukung oleh investasi negara, pemprov, pemkab, swasta, dan masyarakat sendiri. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan bagi turis datang dan memanjakan mereka sesampainya di destinasi. Investasi itu terkait banyak hal, mulai dari konektivitas jalur udara, jalan tol, jalur kereta api, sampai ke jalan reguler.

Ada pula sarana amenitas wisata mulai dari hotel, resor, homestay, restoran, kafe, taman tempat parkir, pasar seni, taman, sarana olahraga, jalur sepeda, dan seterusnya. Ditambah  kebutuhan lain seperti sarana ibadah, gapura, patung, dan sarana dasar, seperti air bersih, listrik, dan jaringan internet.

Berbagai sarana itu yang dibangun di semua DPSP, termasuk Borobudur. Kawasan Borobudur akan mudah diakses melalui jalan reguler dan Tol Yogya-Semarang, jalur rel dari Yogyakarta, serta  jalur reguler yang yang lebar dan rata dari arah Jateng bagian selatan via Purworejo.

Dalam kunjungan kerjanya itu, Menko Luhut dan rombongan pun sempat meninjau sejumlah amenitas, seperti Kampung Seni Kujon, Kembanglimus Community Center, Candi Pawon, Concourse Candi Borobudur, Lahan Otorita, dan Gerbang Palbapang, gapura khas Jawa yang akan menyambut wisatawan yang baru keluar dari di gerbang exit Tol Yogya-Semarang.

Pengembangan  DPSP Candi Borobudur itu tentu melibatkan banyak pihak, mulai dari Kementerian PUPR, Kementerian BUMN yang selama ini “menguasai” melalui PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan,dan Ratu Boko, di samping  tentu saja Kementerian Parekraf. Pemprov Jateng dan Pemkab Magelang puntentu turut terlibat.

Namun ke depannya, Menteri Nadiem Makarim yang akan berkuasa di ring 1 dan ring 2, yakni wilayah inti Borobudur untuk menjamin lokasi itu menjadi tujuan wisata yang berkelanjutan. Ia ditunjuk sebagai person in charge (PIC) guna membentuk Badan Layanan Umum (BLU) Candi Borobudur. BLU akan bertugas mengelola wilayah di zona 1 dan 2 Candi Borobudur dan menetapkan kebijakan pariwisata berbasis cagar budaya.

Konservasi cagar budaya

Mendikbud Nadiem Makarim pun telah siap dengan rencananya. Borobudur bukan hanya destinasi wisata, melainkan akan direvitalisasi menjadi kawasan cagar budaya berkelas dunia. “Mari kita jadikan Borobudur sebagai pentas kekayaan budaya dan kebinekaan Indonesia,” kata Nadiem, dalam diskusi bersama Tim Balai Konservasi Borobudur (TBKB) di Magelang, Jumat (13/3/2021), seperti disampaikan dalam file rilis Kemendikbud.

Menjaga keberlanjutan Borobudur ialah imbauan Unesco, dan Indonesia merespons dengan baik. Menteri Nadiem mengapresiasi semua pihak, termasuk Unesco, atas usaha yang terus-menerus menjaga Borobudur sebagai warisan dunia. Semangat  itu, kata Mendikbud, masih harus terus ditingkatkan supaya Borobudur betul-betul menjadi cagar budaya kelas dunia.

Nadiem Makarim mengatakan, akan merevitalisasi tata kelola perlindungan, pengembangan, serta  pemanfaatan Kawasan Borobudur dalam satu manajemen. Dengan demikian, beban pada struktur candi bisa dikontrol pada level aman. Situs sejarah di sekelilingnya juga diusahakan agar terlindung.

Namun dalam jangka pendek, yang ingin Nadiem kembangkan ialah penguatan narasi hebat Candi Borobudur, sesuai dengan Outstanding Universal Value (OUV) serta budaya yang melingkupinya. Narasi hebat tidak hanya mengundang orang datang, namun juga menyayanginya,

Nadiem bisa memahami kekhawatiran Unesco atas penetapan Borobudur sebagai destinasi superprioritas. Namun, ia juga mendukung pengembangan Borobudur sebagai destinasi wisata.

Oleh karenanya, Nadiem Makarim akan memastikan agar unsur-unsur yang dibutuhkan bagi konservasi cagar budaya bisa terpenuhi. Ia telah berbicara pada koleganya di pemerintahan bahwa pengembangan Borobudur perlu persyaratan tertentu.

‘’Semua sudah sepakat, untuk bersama-sama menyiapkan segala dukungan agar Candi Borobudur dapat menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional," ujar Nadiem, yang oleh netizen dikenal dengan julukan Mas Menteri.

 

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari