Indonesia.go.id - Gebrak Sejuta Masker Para Ibu PKK

Gebrak Sejuta Masker Para Ibu PKK

  • Administrator
  • Kamis, 27 Agustus 2020 | 00:20 WIB
PROTOKOL KESEHATAN
  Seorang ibu memasangkan masker di wajah anaknya pada sosialisasi imunisasi dan pencegahan Cov-19 di Posyandu Kunir, Desa Sukaurip, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Presiden Joko Widodo meminta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) aktif menggandeng komunitas di tiap daerah dalam kampanye penggunaan masker.

Penambahan kasus baru Coronavirus diseases 2019 (Covid-19) per 25 Agustus 2020 terus terjadi. Dari sisi penambahan kasus positif baru, ada 2.447. Total jumlah kumulatif menjadi 157.859 kasus.

Yang menyedihkan, kasus kematian per 25 Agustus 2020 bertambah 99 kasus dan total sejauh ini sudah mencapai 6.858 kasus. Jumlah kematian tertinggi sampai Selasa (25/8/2020) berada di Jawa Timur dengan 27 kasus sehingga totalnya mencapai 2.222 kasus.

Sejumlah faktor ditengarai menjadi penyebabnya. Ketidakdisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan untuk memakai masker, rajin mencuci tangan, dan masih tetap berkerumun di area publik menjadi penyebab masih tingginya angka kasus positif corona.

Masih tingginya tingkat penularan Covid-19 di saat adaptasi kebiasaan baru membuat Presiden Joko Widodo meminta para pakar kesehatan masyarakat beserta jajaran pemerintahan dan komunitas untuk menggaungkan Gerakan Sejuta Masker.

Salah satu komunitas yang turut berkolaborasi dalam Gerakan Sejuta Masker ini adalah Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).

Edukasi dan penguatan di tingkat keluarga menjadi fondasi kokoh untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Gerakan itu juga kerap disebut Gebrak Sejuta Masker.

Melibatkan kelompok ibu-ibu PKK dengan anggotanya tersebar sampai ke tingkat desa dan berjumlah ribuan orang dipastikan bisa menjadi motor penggerak kampanye massif ini.

Sejak dicanangkan 3 Agustus 2020 oleh Presiden Joko Widodo sudah jutaan masker yang digulirkan ke masyarakat di daerah-daerah baik dari pintu ke pintu, pasar, pabrik, jalan raya, sekolah, perkantoran, dan perumahan.

Elly Farida selaku Ketua TP-PKK Kota Depok mengatakan, sejak awal Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, TP-PKK telah melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai hal-hal yang penting dilakukan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sosialisasi tersebut pun dilakukan melalui penyuluhan langsung serta penggunaan media sosial. Hal itu diutarakan Elly Farida ketika berdialog secara virtual di media center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta, Senin (24/8/2020).

Tim TP-PKK Depok juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mensosialisasikan adaptasi kebiasaan baru. Sehingga, masyarakat bisa kembali produktif tapi tetap aman dari virus corona melalui penerapan protokol kesehatan secara disiplin.

Tiada hari buat kaum ibu PKK ini tanpa membawa masker kain lebih ketika berpergian sehingga masker tersebut dapat diberikan kepada orang yang tidak memiliki masker.

Kampanye menerapkan protokol kesehatan sudah dijalankan TP-PKK Jawa Tengah sebelum pandemi Covid-19 merebak luas di Tanah Air.  Sekretaris TP-PKK Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati mengungkapkan, pada Januari 2020 pihaknya sudah menyiarkan film soal pentingnya mencuci tangan kepada kader-kader PKK.

TP-PKK Jawa Tengah, pada Maret 2020, juga mulai mensosialisasikan gerakan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menggunakan masker). "Bahkan TP-PKK Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan membuat masker sebanyak 2,5 juta masker, yang menggarap adalah kader-kader PKK. Jadi 17.000 perempuan mengerjakan 2,5 juta masker," ujar Ema Rachmawati.

Apa saja tantangan yang mereka alami? Emi bercerita bicara tentang lemahnya penegakan hukum. Hal itu sering menjadi polemik karena masih ada yang menyoal sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan.

Meski sudah ada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019, penerapkan belum merata di semua daerah.

Pedagang pasar adalah kelompok yang paling sulit untuk disiplin menggunakan masker. Maka dari itu, strategi yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi serta bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menindak tegas para pedagang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Menurut Ketua Umum TP-PKK Tio Tito Karnavian, total masker yang diberikan ke masyarakat oleh TP PKK saat ini sudah mencapai puluhan juta. Jumlah tersebut terdiri sejuta masker di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 2,5 juta masker di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, 2,5 juta masker di Kabupaten Lejang Rebong, Bengkulu, sebanyak 26 juta masker di Jawa Timur.

Sosialisasi pemakaian masker juga disampaikan langsung kepada anak-anak dengan cara menarik, seperti lewat dongeng, praktik langsung, animasi, dan sembari bermain. Protokol pemakaian masker ini ke anak-anak juga khusus. Pasalnya, menurut protokol WHO, anak di bawah lima tahun tidak diwajibkan memakai masker karena dikhawatirkan dapat mengganggu pernapasan mereka, sedangkan anak umur enam tahun hingga 11 tahun bisa memakai masker jika tinggal di lingkungan risiko tinggi dan dalam pengawasan keluarga. Lalu, anak 12 tahun ke atas wajib mengenakan masker.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, untuk meningkatkan efektivitas masker kain ada beberapa syarat harus dipenuhi. Misalnya, memperhatikan bahan masker yang memiliki kemampuan filtrasi yang baik, seperti katun 3 lapis, namun tidak mengganggu pernafasan sehingga pernafasan pengguna tak terganggu.

Selebihnya, masker harus menutupi bagian hidung, mulut, dan dagu. Adapun masker medis seperti N-95 dan masker bedah diprioritaskan bagi kalangan tenaga medis.

Gerakan ini akan terus bergulir sampai angka kasus positif berkurang dan tingkat kematian menurun seiring dengan meningkatnya jumlah pasien yang sembuh dari cengkraman virus SARS COV-2.

 

 

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini

 

Berita Populer