Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memantau kinerja dan perkembangan perguruan tinggi. Hasilnya, urutan nama-nama perguruan tinggi terbaik ditetapkan.
Tujuan ke depannya, menyediakan landasan bagi pengembangan kebijakan pembangunan, pembinaan perguruan tinggi, dan mendorong setiap perguruan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi secara berkelanjutan.
"Melalui klasterisasi ini diberikan informasi umum kepada masyarakat terkait kualitas kinerja seluruh perguruan tinggi di Indonesia," ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Nizam.
Pada klaster satu, Kemendikbud menetapkan 15 perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB) University berada di urutan pertama menyusul belasan perguruan tinggi lain, di antaranya, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lain-lain.
Nizam menuturkan, pemilihan perguruan tinggi terbaik tidak sembarangan. Ada proses ketat yang harus dilalui. Dimulai dari menganalisis kurang lebih 2.136 perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kemendikbud yang pengukurannya dilakukan dengan pisau analisis mencakup empat aspek, yaitu mutu sumber daya manusia dan mahasiswa (input) 15 persen, pengelolaan kelembagaan perguruan tinggi (proses) 25 persen, capaian kinerja jangka pendek yang dicapai oleh perguruan tinggi (output) 25 persen, dan capaian kinerja jangka panjang perguruan tinggi (outcome) 35 persen.
Dijelaskannya, aspek input meliputi persentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri minimum enam bulan.
Aspek proses terdapat sembilan indikator yang digunakan, antara lain, akreditasi institusi, akreditasi program studi, pembelajaran daring, kerja sama perguruan tinggi, kelengkapan laporan PDDIKTI, jumlah program studi bekerja sama dengan dunia usaha dan industri, LSM atau QS Top 100 WCU, serta jumlah program studi melaksanakan Program Merdeka Belajar dan jumlah mahasiswa yang mengikuti program itu.
"Kemudian aspek output, terdapat empat indikator yang digunakan antara lain jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan, jumlah program studi yang telah memperoleh akreditasi atau sertifikasi internasional," jelas Dirjen Nizam.
Sementara itu pada aspek outcome, terdapat lima indikator yang digunakan, antara lain, kinerja inovasi, jumlah sitasi per dosen, jumlah paten per dosen, kinerja pengabdian masyarakat, dan persentase lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan dalam jangka waktu enam bulan.
Seluruh aspek berikut indikatornya dianalisis secara saksama sekaligus menjadi landasan dalam memberikan penilaian dalam bentuk skor, oleh Ditjen Dikti yang memiliki wewenang dalam mengawasi perguruan tinggi. Selain itu, ditetapkan pula lima klaster perguruan tinggi.
Untuk klaster pertama berjumlah 15 perguruan tinggi, klaster kedua berjumlah 34 perguruan tinggi, klaster ketiga berjumlah 97 perguruan tinggi, klaster keempat berjumlah 400 perguruan tinggi, dan klaster kelima berjumlah 1.590 perguruan tinggi.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dari tiap perguruan tinggi, IPB mendapatkan skor paling tinggi dibanding perguruan tinggi lainnya, yaitu sebanyak 3,648.
Menjadi perguruan tinggi terbaik versi Kemendikbud, Rektor IPB University Profesor Arif Satria menyampaikan bahwa prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh civitas IPB dan stakeholder terkait.
Arif Satria juga menerangkan ada beberapa capaian prestasi dan inovasi di bidang pertanian oleh civitas academica IPB. Dosen IPB terpilih sebagai Academic Leader bidang Teknologi 2019. Selain itu, dosen berprestasi nasional Kategori Sains dan Teknologi 2019 juga dari IPB University.
Pun dengan institusinya. IPB University meraih prestasi berkat torehan produk inovasi dan meraih penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Tahun 2019, 2018, dan 2017.
Sementara itu, saat Pandemi Covid-19 IPB University juga terus berinovasi dengan menggunakan platform teknologi hasil riset penelitian yang bertujuan untuk mewujudkan optimisme masyarakat dalam melawan wabah Corona.
Kemudian, pada bidang ketahanan pangan, salah satu inovasi IPB yaitu produk garam yang berasal dari rumput laut sebagai solusi untuk mengonsumsi garam tapi untuk menekan penyakit hipertensi.
Selain IPB University, kampus negeri yang meraih peringkat akademis adalah Universitas Indonesia (UI). Lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Times Higher Education (THE) menempatkan UI sebagai salah satu kampus terbaik Indonesia dalam daftar World University Rankings (WUR) 2021. Universitas Indonesia berada dalam kelompok peringkat 801--1000 dunia dan menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Daftar perguruan tinggi terbaik versi THE World University Rankings dirilis melalui laman https://www.timeshighereducation.com/world-university-rankings pada 2 September 2020.
Sebanyak 1.500 perguruan tinggi di 93 negara di dunia yang masuk ke dalam pemeringkatan THE WUR 2021. Lembaga pemeringkatan THE secara konsisten menitikberatkan indikator penilaian berdasarkan performa pengajaran (kegiatan belajar-mengajar), penelitian, yakni terkait transfer dan sharing keilmuan, serta cakupan internasional sebuah universitas.
UI memperoleh total skor 25,1–30,1 dengan capaian per indikator yaitu performa pengajaran dengan skor (37,6), penelitian (20,7), performa sitasi karya ilmiah (15,2), sinergi dunia industri (84,5), dan cakupan internasionalisasi (51,3).
Performa UI yang paling menonjol adalah performa sinergi dunia industri. THE menggunakan indikator ini untuk menilai kemampuan universitas di dalam mendukung industri melalui terobosan inovasi, penemuan maupun ide atas kebutuhan industri maupun masyarakat.
Pencapaian kinerja dari IPB dan UI tersebut diharapkan mengangkat kualitas pendidikan tinggi dan mendorong makin banyak kampus negeri Indonesia masuk dalam kategori Universitas Kelas Dunia (World Class University).
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini