Indonesia.go.id - Anak Muda G20 adalah Mesin Perubahan Dunia

Anak Muda G20 adalah Mesin Perubahan Dunia

  • Administrator
  • Selasa, 22 Februari 2022 | 21:56 WIB
G20
  Ilustrasi. Suasana bursa kerja di Jakarta.Organisasi Buruh Internasional (ILO) mencatat, selama pandemi terjadi penurunan tingkat kesempatan kerja bagi anak-anak muda di seluruh negara G20 dan global hingga 11 persen. ANTARA FOTO
Dari forum Y20 diharapkan dapat dihasilkan usulan konkret (white paper) sebagai rekomendasi untuk dilaksanakan. Bagian paling menantang adalah bagaimana mewujudkan ide-ide dan peluang menjadi sebuah aksi nyata.

Tokoh dunia dari Afrika Selatan, Nelson Mandela, pernah berkata bahwa anak-anak muda saat ini adalah para pemimpin di masa depan. Kutipan ini pula yang kemudian diingatkan kembali oleh Duta Besar dan Utusan Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Dian Triansyah Djani dalam sambutannya pada Y20 Indonesia 2022 Kick Off Meeting yang dilakukan secara daring di Jakarta, Sabtu (19/2/2022) malam.

Tema Y20 kali ini adalah "From Recovery to Resilience: Rebuilding the Youth Agenda Beyond Covid-19" yang diorganisasi oleh Indonesian Youth Diplomacy. Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Papua Barat turut menjadi pendamping pada Y20 Indonesia 2022 ini.

Djani yang juga Co-Sherpa G20 Indonesia itu menyebutkan bahwa pemuda adalah aset penting bagi dunia, terutama dalam kondisi perubahan global seperti sekarang ini. "Mereka adalah mesin yang sedang membangun jalan emas menuju perubahan dan pembangunan berkelanjutan. Mereka memiliki potensi yang luar biasa dengan segudang ide kreatif yang mereka punyai dan ini yang kita butuhkan sekarang ini," urainya.

Indonesia dengan jumlah anak muda sekitar 64,5 juta jiwa atau sekitar 24 persen dari populasi anak muda di dunia merupakan potensi besar bagi kreativitas global. Mereka ini telah berperan nyata dalam bidang budaya, kesenian, politik, olahraga, hubungan sosial, teknologi digital, startup, dan lingkungan hidup. 

Diplomat kelahiran 9 Juli 1962 itu juga melihat, anak-anak muda di Y20 dapat memberikan pengaruh kepada lebih dari 1 miliar anak muda di dunia saat ini dan ini merupakan angka yang sangat besar terutama dalam situasi seperti sekarang ini.

Di mana pandemi telah menyebabkan ekonomi global melambat, makin banyak orang mengalami kekurangan, kehilangan pekerjaan, terjadi pengangguran terutama perempuan dengan tingkat keahlian terbatas serta anak-anak anak-anak muda.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) mencatat, selama pandemi terjadi penurunan tingkat kesempatan kerja bagi anak-anak muda di seluruh negara G20 dan global hingga 11 persen. Angka ini empat kali lipat dibandingkan yang terjadi pada orang dewasa. Jika pada 2019 terdapat 186 juta anak muda global menganggur, pada 2022 diperkirakan jumlahnya menjadi 207 juta.

Pandemi juga menjadikan jutaan sekolah, lembaga pendidikan keterampilan terpaksa tutup sementara. Kondisi ini membuat banyak anak-anak muda menjadi lebih lambat berkembang karena harus berkegiatan dari rumah. Ini juga membuat interaksi mereka kepada dunia luar menjadi lebih terbatas dan itu berdampak kepada kegiatan menjalin relasi.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak luas bagi masyarakat secara global. Itulah sebabnya Y20 menjadi elemen penting di G20 dalam proses pengambilan kebijakan ke depan agar bisa terlepas dari krisis akibat pandemi. "Lewat Presidensi G20 Indonesia di Y20 ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi anak-anak muda sebagai pembawa perubahan di masa depan," jelasnya.

Para pemimpin muda di Y20 harus dapat menjadi katalisator, pemberi ide, dan masukan berharga bagi para pemimpin negara-negara G20 di pertemuan tingkat tinggi nantinya. Dari Y20 ini diharapkan dapat dihasilkan usulan konkret (white paper) yang dapat dijadikan masukan dan rekomendasi untuk dilaksanakan. Bagian paling menantang adalah bagaimana mewujudkan ide-ide dan peluang menjadi sebuah aksi nyata. 

Doktor Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Djani juga mengingatkan bahwa ide-ide kreatif anak-anak muda Y20 juga ditunggu oleh sebaya mereka di seluruh dunia, terutama dengan keterbatasan, di mana pun mereka berada sebagai langkah menuju perubahan. "Saat ini teman-teman kalian di seluruh dunia sedang menunggu dan menyaksikan apa saja yang akan dihasilkan dan diimplementasikan dari Y20 kali ini pada kehidupan mereka,” ujarnya. 

Saat ini yang diperlukan adalah aksi nyata dan tidak lagi sekadar ide-ide di atas kertas. Djani juga berharap, tercipta kolaborasi dan tidak berhenti pada masa presidensi seperti saat ini. Harus ada konsep yang matang dihasilkan dari Y20 ini.

"Saya yakin anak-anak muda di Y20 mampu memberi kontribusi nyata bagi Presidensi G20 Indonesia. Kalian adalah pemimpin masa depan dan mari bersama-sama menghasilkan karya nyata yang memberi dampak bagi masyarakat global," tuturnya.

Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Rahayu Saraswati berharap, kegiatan Y20 Indonesia 2022 ini dapat menjadi ajang tak terlupakan bagi seluruh peserta yang merupakan suara pemimpin masa depan. Seluruh kegiatannya dapat dipantau dari website resmi www.y20-indonesia.org.

Saras juga mengajak seluruh peserta untuk menikmati kekayaan alam, budaya, dan keramahan bangsa Indonesia dalam perhelatan Y20 dan G20. Ada tiga kegiatan persiapan Y20, yakni di Palembang pada 19--20 Maret 2022, Mandalika (NTB) 24--25 April 2022,Balikpapan (Kaltim) 21--22 Mei 2022, dan Manokwari (Papua Barat) 18--19 Juni 2022. Pertemuan puncak akan digelar di Jakarta dan Bandung, 17--24 Juli 2022.

 

Ide Segar Bermutu

Ia juga meminta kepada peserta untuk menghasilkan ide-ide bermutu mengingat selang dua tahun terakhir masyarakat global berada pada masa-masa sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi. "Tidak ada yang bisa membantah bahwa anak-anak muda berperan besar bagi sejumlah perubahan pada masa pandemi seperti sekarang ini. Tema G20 kali ini Recover Together, Recover Stronger menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, kita akan mampu melewati rintangan pandemi ini," ujar Saras.

Chair of Y20 Italia 2021 Alberta Pelino mengaku sangat bersemangat melihat ide-ide yang digulirkan rekan-rekannya dari Indonesia dan 19 negara anggota G20 lainnya terkait pelaksanaan Y20 kali ini. Keikutsertaan anak-anak muda di Y20, menurut Pelino, merupakan sebuah kesempatan besar dan berkontribusi bagi pengembangan kepemimpinan di masa mendatang.

"Berdasarkan pengalaman kami melaksanakan Y20 di Italia, ada begitu banyak kesempatan tercipta bersama Pemerintah Italia untuk ikut memberikan masukan bagi kemajuan anak-anak muda. Tidak hanya di Italia, juga di daratan Eropa dan negara-negara G20. Ada banyak peristiwa unik yang kami alami. Terlepas dari itu semua kami bisa memberikan kontribusi dalam bentuk ide-ide segar, pengembangan startup, dan berdampak sosial kepada anak-anak muda," urai Pelino.

Bagi Representative of India's Y20 Organizer, Karanvir Singh, Y20 di Indonesia akan menjadi kesempatannya dan rekan-rekannya untuk belajar dan mendapatkan banyak pengalaman. Termasuk, bagaimana mengelola event seperti ini di tahun depan ketika negaranya menjadi presidensi G20.

Apalagi India memiliki populasi anak muda terbesar di dunia dengan 135 juta orang. Sebagian dari mereka bergerak sangat dinamis di sektor teknologi informasi dan menjadi motor penting bagi negara. Oleh karenanya, melalui Y20 ini, setiap anak muda di 20 negara anggota G20 sudah sepatutnya berkolaborasi menciptakan ide-ide bagi perubahan global di masa depan.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari