Pameran Transformasi Digital atau Digital Transformation Expo (DTE) akan merangkum perkembangan dunia digital di Indonesia selama 3-4 tahun terakhir, terutama ketika dilanda pandemi Covid-19.
Agenda side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bakal menampilkan atraksi menarik. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan mengemas ajang Pameran Transformasi Digital atau Digital Transformation Expo (DTE) dengan teknologi metaverse untuk memvisualkan perjalanan transformasi digital di Indonesia. Pameran capaian dan produk dari Indonesia tidak lagi menggunakan model gerai dua dimensi.
"Kita mau tunjukkan kepada dunia bahwa perkembangan bidang digital di Indonesia sangat pesat. Bukan hanya mengikuti tren, tapi hadir sebagai solusi," kata Sekretaris Jenderal Kominfo Mira Tayyiba, dalam webinar Sofa Talk Series bertajuk “Rangkaian Agenda Isu Digital dalam Presidensi G20 Indonesia” di Jakarta, pada Jumat (4/3/2022).
Digital Transformation Expo akan menjadi acara pendukung bagi KTT G20 di Bali, berlangsung selama dua hari, yaitu pada 15-16 November. Acara ini merupakan bagian dari Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economy Working Group (DEWG) G20 yang diampu Kementerian Kominfo.
Pameran tersebut akan merangkum perkembangan dunia digital di Indonesia selama 3--4 tahun terakhir, terutama ketika dilanda pandemi Covid-19. Justru dalam dua tahun terakhir digitalisasi berkembang pesat dan menjadi faktor pemulihan ekonomi nasional.
Kemajuan bidang digital yang ingin dipamerkan di Indonesia terdiri dari berbagai sektor, baik sektor perdagangan dan keuangan melalui e-commerce dan teknologi finansial, sampai perusahaan rintisan bidang pendidikan digital (edutech) dan kesehatan melalui platform health tech.
Juru Bicara Menteri Komunikasi dan Informatika, yang juga Co-Chair DEWG G20, Dedy Permadi, mengungkapkan bahwa DTE akan menggunakan teknologi metaverse untuk memvisualisasikan raihan teknologi digital di Indonesia. DTE akan menyajikan empat pulau tematik, yakni pulau infrastruktur digital, pulau tata kelola pemerintahan digital, pulau sumber daya manusia (SDM) digital, dan pulau ekonomi digital.
Tak hanya itu, DTE juga digelar dengan visualisasi layaknya masuk ke taman hiburan seperti Universal Studio atau Disneyland untuk menarik minat para delegasi G20 yang hadir di Pulau Dewata."Jadi (DTE) bukan show-nya Kementerian Kominfo saja, tapi show-nya Indonesia. Bahwa kita ini negara besar yang mempunyai kekuatan digital sangat besar, meskipun dalam pandemi Covid-19," jelasnya.
Kementerian Kominfo juga akan menggelar teknologi anyar di DTE sebagai bagian dari pertunjukan dengan basis teknologi digital. Teknologi yang belum diungkapkan itu, menurut Dedy, akan membawa pesan optimisme Indonesia untuk membangun ekonomi berkelanjutan melalui teknologi digital.
DTE juga diharapkan bisa menarik minat para delegasi yang hadir untuk ikut berinvestasi dalam sektor digital di Indonesia. Mengingat potensi pasar digital tanah air masih sangat besar.
Potensi ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 diperkirakan USD146 miliar. Lima tahun berikutnya kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan naik delapan kali, yaitu di angka Rp4.531 triliun.
Ekonomi digital nasional berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4 persen dan diprediksi naik 1,5 kali lipatnya menjelang 2024. Lonjakan terjadi pada sektor e-commerce sebesar 34 persen, di mana penyebarannya meliputi business to business (B2B) service dan rantai pasok (supply chain) dengan kontribusi 13 persen.
Ajang DTE merupakan etalase dari DEWG G20. Kelompok kerja ini mengelaborasi tiga isu selama Presidensi G20 Indonesia 20022 tersebut, yakni konektivitas digital dan pemulihan pascapandemi Covid-19, kecakapan digital dan literasi digital, serta arus data lintas negara.
Presidensi G20 Indonesia 2022 berlangsung sejak 1 Desember 2021 hingga November 2022. Presidensi G20 kali ini mengusung tiga isu utama. Pertama, arsitektur kesehatan global, yaitu upaya Indonesia memimpin dunia untuk bersama memperkuat dan menyusun kembali tata kelola kesehatan global pascapandemi Covid-19.
Kedua adalah transformasi berbasis digital yang bertujuan mengangkat perekonomian melalui teknologi digital. Yang saat ini menjadi mesin pertumbuhan baru bagi dunia.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari