Indonesia.go.id - Y20 Ajang Pemuda Menjadi Agen Perubahan

Y20 Ajang Pemuda Menjadi Agen Perubahan

  • Administrator
  • Senin, 20 Juni 2022 | 12:40 WIB
G20
  Delegasi Y20 berfoto bersama usai pembukaan di Manokwari, Papua Barat. DISKOMINFO PAPUA BARAT
Indonesia ingin membawa semangat inklusivitas dengan memastikan tidak ada yang tertinggal dari proses pemulihan pandemi seperti sekarang ini.

Presidensi G20 Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memberikan spektrum baru bagi seluruh negara anggota mengenai pencapaian yang telah dilakukan tuan rumah dalam melakukan pemmbangunan di segala sektor. Terutama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup generasi mudanya.

Demikian yang terungkap dari pertemuan Pre-Summit 4 Y20 Indonesia bertajuk Diversity and Inclusion yang diadakan secara hibrida di Manokwari, Papua Barat, 18-19 Juni 2022. Acara ini merupakan Side Event dari rangkaian Presidensi G20 Indonesia di mana pertemuan tingkat kepala negara dan kepala pemerintahan akan digelar di Nusa Dua, Bali, 15-16 November 2022 mendatang.

Pada hari pertama Pre-Summit 4 Y20, Sabtu (18/6/2022) malam, hadir sebagai pembicara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani, dan Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani.

Hadir juga Asisten Deputi Bidang Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Wisler Manalu mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid. Tuan rumah diwakili Sekretaris Daerah Papua Barat Nathaniel Dominggus Mandacan menggantikan Penjabat Gubernur Papua Paulus Waterpauw yang sedang dinas ke Jakarta.

Nathaniel saat membacakan sambutan Pj. Gubernur Papua Barat mengatakan bahwa Pre-Summit Y20 ini adalah peristiwa monumental karena merupakan pertemuan global pertama yang diadakan di wilayahnya. Pertemuan ini diyakini dapat memberi dampak secara nasional dan global karena peserta yang hadir adalah anak-anak muda sebagai pemimpin masa depan.

Pihaknya berharap kegiatan tersebut mampu melahirkan rekomendasi kepada para pemimpin G20 mengenai peran penting keberagaman dan inklusi serta berkontribusi bagi masa depan bangsa. Ia juga mengajak para peserta untuk memberikan pemikiran, ide-ide kreatif dan inovatif sebagai bentuk calon pemimpin masa depan. "Mari bentuk dan siapkan diri sebagai calon pemimpin masa depan. Jadilah pemuda yang berkualitas dan penuh integritas serta visioner bagi diri sendiri, bangsa, dan dunia," kata Sekda.

Ajakan untuk lebih kreatif dan percaya diri juga disampaikan Jaleswari dalam sesi berikutnya. Ia mengajak seluruh pemuda untuk memberi masukan positif dan bahkan kritik kepada pemerintah. Tentunya didukung oleh detail analisa yang mendalam serta akurat. Ini sebagai pengingat agar pemerintah terus berupaya membawa bangsa ini semakin sejahtera.

Menurutnya, pemerintah berkewajiban untuk memastikan bahwa unsur substantif peraturan dan kebijakan publik dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan. Selain itu mencerminkan proporsionalitas, perlindungan, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Ia yakin ada banyak cara yang dapat dilakukan anak-anak muda untuk memastikan setiap regulasi, kebijakan publik, dan rekomendasi kebijakan selalu berjalan sesuai prinsip HAM. Salah satunya melalui ide-ide kritis yang dapat disampaikan melalui platform media sosial sehingga menginspirasi yang lainnya. "Generasi muda dapat lebih berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan menjaga setiap kepentingan rakyat," ujarnya.

 

Keberagaman dan Inklusi

Sedangkan Menpora dalam sambutan yang dibacakan Wisler Manalu menyatakan bahwa topik keberagaman dan inklusi menjadi topik penting untuk dibahas. Karena selama ini pemuda selama ini menjadi salah satu kelompok yang rentan dan terpinggirkan. Pendidikan inklusif dan ekonomi kreatif menjadi dua hal penting yang ditekankan pihak Zainuddin.

Menurut Menpora, berfokus kepada peningkatan kapasitas dan kualitas SDM generasi muda menjadi cara paling ampuh untuk mencapai pembangunan sosial. Dirinya berharap ada rekomendasi yang diberikan para peserta terkait cara meningkatkan kualitas hidup anak muda di setiap negara anggota G20. 

Yenny Wahid turut menyoroti pentingnya peran anak muda sebagai penentu pembangunan sosial. Ia menilai, saat ini dunia sudah sangat bergantung kepada kehadiran anak-anak muda. Lantaran mempunyai kemampuan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya terutama dalam penguasaan teknologi.

Di samping itu, Yenny pun mengingatkan sejumlah tantangan yang sedang dihadapi anak-anak muda di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Seperti meningkatnya kasus kekerasan seksual dan perundungan di sekolah serta lingkungan masyarakat.

Situasi ini membuat sekolah dianggap sebagai tempat yang tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi mereka. Ia mencontohkan peristiwa penembakan di sekolah yang terjadi di Amerika Serikat. "Semestinya sekolah menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi anak-anak muda untuk belajar, berkarya, dan menetaskan ide-ide kreatif mereka di samping mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat," ucap Yenny.

Karena itu ia mengajak anak-anak muda memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia untuk berkumpul, menciptakan suasana yang aman dan nyaman sehingga dapat dihasilkan pemikiran-pemikiran berkualitas. Hal itu pula yang mendasarinya untuk membangun program pemberdayaan masyarakat seperti program desa damai atau sekolah damai. "Ini mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan swasta," jelasnya.

 

Agen Perubahan

Sementara itu, Sandiaga Uno mengajak generasi milenial dan Z menjadi agen perubahan. Kendati saat ini pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, anak-anak muda tetap menjadi tumpuan terciptanya berbagai peluang kerja. Terlebih jumlah mereka mencapai 55 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.

Ia melihat ada tiga aset penting yang dimiliki anak-anak muda saat ini. Pertama kreativitas melalui penciptaan ide-ide kreatif di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Aset berikutnya adalah kekayaan intelektual sebagai pembentuk nilai kreasi dan terakhir adanya kemampuan wirausaha yang lebih unik dibandingkan generasi sebelumnya. Ini ditandai dengan munculnya keberanian dalam mengambil keputusan berisiko tinggi tetapi tetap memberi keuntungan serta lebih proaktif. "Hai anak-anak muda, kami membutuhkan kalian," tegas Menparekraf.

Dalam kesempatan itu, Triansyah Djani menjelaskan kepada para peserta mengenai upaya Indonesia untuk bisa keluar dari situasi pandemi. Sejumlah strategi khusus telah disiapkan yang mencakup distribusi dan akses keadilan terhadap vaksin, strategi pendanaan, dan inisiatif pencegahan.

Di samping itu ada kesiapsiagaan dan respons terhadap kemungkinan akan munculnya pandemi lainnya dimasa mendatang. "Indonesia ingin memastikan bahwa Presidensi G20 kali ini mampu memberi makna yang nyata untuk kemajuan di masa depan," ucap mantan Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa itu.

Oleh sebab itu Indonesia ingin berperan dalam membangun arsitektur kesehatan global sebagai salah satu prioritas utama bersama dengan transformasi digital dan transisi energi. Menurutnya, dalam kepemimpinannya, Indonesia ingin membawa semangat inklusivitas dengan memastikan tidak ada yang tertinggal dari proses pemulihan pandemi seperti sekarang ini.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari