Indonesia.go.id - Memberdayakan Perempuan, Membangkitkan Ekonomi

Memberdayakan Perempuan, Membangkitkan Ekonomi

  • Administrator
  • Kamis, 28 Juli 2022 | 08:18 WIB
G20
  Ilustrasi. Para ibu belajar mengoperasikan mesin jahit saat pelatihan menjahit di Kantor Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jawa Timur. ANTARA FOTO
Di Indonesia, penduduk perempuan mencapai 49,5 persen dari total penduduk yang mencapai 273 juta. Dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, diharapkan bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

Untuk mendukung terciptanya kesetaraan gender, dibutuhkan peran negara di dalamnya. Kepedulian negara kepada perempuan dapat dilakukan dengan memberi ruang bagi perempuan untuk terus berkarya.

Peran perempuan di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya jumlah angka kerja perempuan di berbagai bidang pembangunan.

Sebut saja adanya kebijakan afirmasi terkait alokasi 30 persen bagi legislator perempuan, dibentuknya kelembagaan terkait peran perempuan seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak/Komnas Perempuan, dan legislasi untuk melindungi perempuan dan anak.

Presidensi G20 Indonesia 2022 tak luput dari penguatan peran perempuan dalam memulihkan krisis global pascapandemi Covid-19. Kesetaraan gender, keterlibatan perempuan dalam ekonomi lokal, dan digitalisasi ekonomi menjadi isu utama selama G20.

Oleh karena itu, Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Kementerian Kominfo, pada Kamis (14/7/2022), menggelar sebuah diskusi secara daring bertajuk “Perempuan Berdaya untuk Pulih Bersama. Hadir sebagai narasumber Lenny N Rosalin, selaku Ketua Umum Panitia Nasional Ministerial Conference on Women's Empowerment (MCWE) G20 2022 Lenny N Rosalin dan Maudy Ayunda sebagai Tim Juru Bicara G20.

Sejatinya, perempuan mempunyai hak yang sama dengan para laki-laki.Untuk itu, penting sekali untuk semua pihak terus mendukung terciptanya kesetaraan gender. Lenny Rosalin menegaskan, pentingnya peran serta perempuan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi. Pasalnya saat ini tingkat partisipasi perempuan di tempat kerja masih rendah mencapai 54 persen, sedangkan laki-laki sudah 82 persen.

“Kita harus mengejar ketertinggalan ini, memberikan kesempatan kepada perempuan. Hasil studi juga menyebutkan, kalau kita bisa memberdayakan perempuan, sebetulnya produk domestik bruto (PDB) kita bisa naik. Studinya McKinsey Global menyebutkan, kalau kita bisa menaikkan partisipasi angkatan kerja perempuan 3 persen saja, PDB Indonesia bisa naik USD135 miliar di 2025,” kata Lenny.

Di Indonesia, penduduk perempuan mencapai 49,5 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta. Dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, diharapkan bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

Lenny Rosalin, yang juga merupakan Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), menambahkan bahwa peran perempuan di Indonesia dalam berbagai bidang dari waktu ke waktu sebetulnya terus meningkat. Banyak bidang yang dulunya belum bisa dimasuki perempuan, tetapi sekarang sudah bisa masuk ke dalamnya.

Namun masih ada hal lain yang menghambat perempuan untuk lebih berperan di bidang-bidang pembangunan. “Seperti kita semua tahu, salah satunya budaya masyarakat kita yang masih sebagian besar patriarki, yang masih turut menghambat. Itu yang perlu kita dorong ke depan,” urai Lenny.

Maudy Ayunda menambahkan, negara yang maju dapat terbentuk dari rasa pedulinya terhadap berbagai isu, salah satunya adalah isu pemberdayaan perempuan. Mengutip Michelle Obama (istri mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama) yang mengatakan, “Tidak ada negara yang bisa benar-benar berkembang jika menghambat potensi perempuannya dan menghilangkan kontribusi dari separuh warganya.”

Menurut Maudy, negara harus peduli pada perempuan dan memberikan jalur-jalur yang dapat mendukung terciptanya kesetaraan gender. Dengan memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya, maka negara dapat mencapai kemajuan.

Sebagai tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, komitmen Indonesia sangat kuat untuk mengangkat isu-isu perempuan. Pada Presidensi G20 Indonesia tahun ini, Indonesia mendorong isu-isu tersebut melalui aliansi G20 Empower dan Engagement Group Women20 atau W20.

G20 Empower merupakan inisiatif Indonesia, berupa aliansi para pemimpin sektor swasta dan pemerintah untuk bersama memberikan pendampingan dan mendukung kemajuan pemimpin perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan Swasta, menjadi focal point pada G20 Empower dalam rangka mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha.

Salah satu agenda di Ministerial Conference on Women's Empowerment pada Agustus 2022 di Bali akan mengusung care economy. Jadi bagaimana kalau terjadi kesetaraan di dalam pembagian, baik itu di dalam keluarga, tempat kerja, di masyarakat, di ruang publik, semuanya, itu akan menjadi salah satu solusi.

Dengan demikian, investasi di dalam care economy nanti akan menjadi pembahasan di antara negara G20, khususnya kementerian yang menangani pemberdayaan perempuan.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari