Indonesia.go.id - Menyentuh Awan di Bukit Sekapuk

Menyentuh Awan di Bukit Sekapuk

  • Administrator
  • Minggu, 18 Februari 2024 | 09:43 WIB
PARIWISATA
  Bukit Sekapuk. Memiliki ketinggian 2008 mdpl membuat pelancong menyaksikan keindahan berdiri di atas awan. WONOSOBOZONE.COM
Di Bukit Sekapuk, pelancong akan merasakan betapa dekatnya awan, bahkan bak berada di bawah kita.

Ekonomi desa kini terus bergerak dan semakin mandiri. Hal itu seiring dengan semakin kreatifnya masyarakat setempat untuk menciptakan penggerak ekonomi, antara lain dengan menghadirkan desa-desa wisata.

Melek informasi dan kesadaran terhadap potensi wilayah menjadi faktor penentu lahirnya desa wisata, termasuk di desa wisata Parikesit, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa itu merupakan salah satu desa yang berada di sebelah barat Kecamatan Kejajar, dengan luas wilayah 1190 ha. Merupakan dataran tinggi Pegunungan Dieng, yang terdiri dari hamparan tanah kering seluas 1.190 ha.

Masyarakat di bekas wilayah Kerisidenan Kedu itu mengembangkan wisata alam dengan menyorong keindahan panorama dan alam kawasan Pegunungan Dieng. Selain itu, pelancong juga dapat menyaksikan dan menikmati luhurnya budaya dan semangat kerja penduduk setempatnya.

Desa Parikesit terletak di sebelah barat Kecamatan Kejayan dan merupakan daerah di Pegunungan Dieng sebelah timur. Letaknya yang berada di ketinggian 2008 mdpl, sehingga tak heran bila suhu daerahnya terasa dingin. Dengan posisinya tersebut, desa Parikesit memiliki lahan yang subur dan sangat bagus untuk pertanian.

Salah satu spot wisata favorit di Wonosobo adalah Bukit Sikapuk. Bila sudah sampai di Bukit Sekapuk, pelancong akan merasakan betapa dekatnya awan itu, bahkan awan atau kapuk putih itu seperti berada di bawah kita. Karena itu masyarakat setempat menamainya Bukit Sekapuk.

Dari Bukit Sekapuk, wisatawan memiliki kesempatan untuk menikmati keindahan luar biasa dari golden sunrise di Bukit Awan Sikapuk Tour. Awan yang berarakan menambah eksotisme pemandangan matahari yang baru muncul dari tidur nyenyaknya.

Kemudian ada pemandangan Gunung Prau, Sindoro, dan Sumbing, yang terhampar indah saat kita berada di Bukit Sikapuk. Sejuknya suhu Dieng seolah tak jadi masalah untuk segala keindahan yang tersaji. Di kawasan itu, pelancong juga bisa memanfaatkan menara kaca untuk spot foto dengan latar Gunung Sindoro.

Puas menikmati alam, berikutnya wisatawan bisa mencoba sajian kuliner khas Desa Parikesit. Menu yang ditawarkan berupa kuliner khas Dieng. mulai dari carica (papaya gunung) dan olahannya, tempe kemul, mie ongklok, purwaceng, kopi Dieng, dan lainnya.

Selain menikmati alam, wisatawan yang berkunjung ke sana juga bisa melihat, belajar atau mempelajari cara bertani masyarakat setempat. Mereka bisa ikut menanam beragam sayur mayur dan buah-buahan. Mulai dari kentang, cabai Dieng, wortel, tembakau Dieng, terong belanda, dan tentu saja buah carica khas Wonosobo sebagai produk unggulan.

Bila berkunjung di musim panen, pelancong juga bisa ikut memanen kentang, petik carica, dan mengolah carica. Di desa itu, panen tembakau dan pengolahannya masih memakai alat-alat tradisional, sehingga akan menjadi pengalaman seru bisa mengolah tembakau.

Kini, akses menuju Wonosobo sudah bagus dan dapat dilalui kendaraan umum dengan lancar. Untuk menuju wilayah wisata, bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, lebih mudah terlebih dahulu menuju alun-alun Kota Wonosobo.

Bagi wisatawan yang menggunakan jasa transportasi umum, bisa menyewa kendaraan melalui biro perjalanan wisata, atau bisa juga menggunakan transportasi online. Sedangkan untuk tiket masuk desa wisata Wonosobo, tarifnya cukup terjangkau. Di desa wisata Parikesit, tiket masuk ke area Bukit Awan Sikapuk sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000. Dengan tiket seharga itu, wisatawan sudah bebas menikmati berbagai wisata yang ditawarkan hingga berselfie ria di semua spot.

Selain ke desa wisata Parikesit tuntas, wisatawan juga mengunjungi desa wisata Dieng Kulon yang berjarak 3,11 km dari Desa Parikesit, Desa Wisata Kepakisan (6,49 km), dan Desa Wisata Pekasiran yang berjarak 8,81 km.

Yuk rencanakan liburanmu mendatang untuk mengeksplorasi kawasan Alpen ala Indonesia.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari