Indonesia.go.id - Taman Balekambang Surakarta Perpaduan Sejarah, Seni, dan Wisata Hijau

Taman Balekambang Surakarta Perpaduan Sejarah, Seni, dan Wisata Hijau

  • Administrator
  • Rabu, 14 Agustus 2024 | 07:02 WIB
PARIWISATA
  Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana (kedua kiri), dan Wali Kota Surakarta Teguh Prakoso (kiri) saat peresmian penataan kawasan Taman Balekambang di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024). ANTARA FOTO/ Indrianto Eko Suwarso
Taman Balekambang kini hadir dengan wajah baru, memadukan sejarah, seni, dan wisata hijau yang siap menjadi destinasi unggulan di Surakarta. Nikmati keindahan taman yang dirancang untuk edukasi, rekreasi, dan pelestarian budaya, serta lingkungan.

Karena cinta, terciptalah karya monumental. Itu yang terjadi di India dengan warisan megah Taj Mahal. Karya arsitektur monumental yang dibangun Kaisar Shah Jahan dari Kekaisaran Mughal (antara tahun 1631 dan 1653 M) sebagai wujud cinta abadi Kaisar terhadap Mumtaz Mahal, istrinya yang meninggal saat melahirkan anak ke-14 mereka.

Karena rasa sayang  itu pula yang mendorong KGPAA Mangkunegoro VII pada 26 Oktober 1921 membangun Taman Balekambang. Taman seluas 12,8 hektare (lokasinya kini di jalan Jl Ahmad Yani, Kota Surakarta, Jawa Tengah) ini adalah wujud kasih sayang sang raja kepada kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Oleh karena itu, dua patung dari putri ini juga diletakkan di dalam taman yang konsep arsitekturnya perpaduan konsep Eropa dan Jawa yang kaya dengan nilai seni dan budaya. Selain itu, taman yang terbagi dua itu juga diberi nama sesuai dengan nama kedua putri, yaitu Partinah Bosch yang merupakan semacam hutan kota, dan Partini Tuin, yang merupakan kolam air.

Taman Balekambang terdiri atas dua area. Area yang pertama dinamakan Partini Tuin atau Taman Air Partini, berfungsi sebagai penampungan air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam kota juga digunakan untuk bermain perahu. Area yang kedua bernama Partnah Bosch artinya Hutan Partinah yang ditanami tumbuhan langka seperti kenari, beringin putih, beringin sungsang, dan apel coklat. Fungsi dari taman kota ini adalah sebagai resapan dan paru-paru kota.

Pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara VII, taman ini tidak buka untuk umum. Baru pada era KGPAA Mangkunegara VIII Taman Balekambang mulai dibuka untuk umum. Sejak itu mulai diselenggarakan beragam kesenian untuk rakyat seperti ketoprak lesung. Kesenian ini ialah ketoprak yang diiringi dengan alunan musik lesung.

Seiring perkembangan, pada 2008 dilakukan revitalisasi atas Taman Balekambang. Setelah itu Taman Balekambang mulai dimultifungsikan sebagai taman seni & budaya, taman botani, taman edukasi, dan taman rekreasi.

 

Destinasi Wisata Rakyat

Pada Kamis, 25 Juli 2024, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin meresmikan selesainya penataan kawasan Taman Balekambang. Penataan ini merupakan bagian dari dukungan Kementerian PUPR terhadap pengembangan wisata edukasi yang berwawasan lingkungan serta pelestarian seni dan budaya.

Dalam kesempatan itu Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur hijau sebagai upaya menjamin hak dan akses setiap warga negara atas lingkungan yang baik dan sehat. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah dengan menata Taman Balekambang.

“Kita patut bersyukur penataan kawasan Taman Balekambang telah selesai dan siap dibuka untuk umum. Taman seluas 12,8 hektare ini tidak hanya berfungsi sebagai RTH namun juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat edukasi dan pusat kegiatan seni serta kebudayaan lokal,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Penataan Taman Balekambang dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Ditjen Cipta Karya, dengan kontraktor pelaksana PT Pembangunan Perumahan dan biaya APBN 2023-2024 sebesar Rp170 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun panggung pertunjukan terbuka (amphiteater), revitalisasi gedung pertunjukan indoor, pendopo kedatangan, gastronomi, minapadi, lansekap, pagar keliling, drainase, skywalk, embung, dan penataan kolam Partini.

"Meski sekarang tampil dengan wajah baru, saya pribadi ingin tetap menjaga Taman Balekambang sebagai destinasi wisata rakyat. Masyarakat bisa datang gelar kloso (tikar)," kata Menteri Basuki Hadimuljono.

Fasilitas Baru 

Dari sisi penampakan, Taman Balekambang Surakarta kini hadir dengan wajah baru, merupakan gabungan  sejarah, seni, dan budaya dengan fungsi edukasi dan lingkungan yang modern. Penataan yang dilakukan tidak hanya menambah nilai estetika dan fungsi taman tetapi juga mendukung tujuan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur hijau dan pelestarian budaya.

Dengan berbagai fasilitas baru dan dukungan dari berbagai pihak, Taman Balekambang siap menjadi destinasi wisata unggulan yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat. Wapres Ma’ruf Amin menambahkan bahwa kehadiran Taman Balekambang diharapkan dapat berperan penting dalam menjaga ekologi dan kelestarian lingkungan, serta menjadi daya tarik wisata baru bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Dengan penataan ini, taman ini dapat membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat, lingkungan, serta perekonomian, khususnya Kota Surakarta," ujarnya.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian PUPR dan seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan penataan kawasan Taman Balekambang. Harapannya, taman ini dapat menghadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya, terutama dalam penyediaan akses lingkungan yang sehat dan bersih, pelestarian warisan seni dan budaya, menggerakkan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Wapres Ma’ruf Amin mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat taman ini. “Mari kita jaga kebersihan, rawat fasilitasnya, dan gunakan taman ini dengan bijak agar keindahan dan kelestariannya dapat dirasakan oleh generasi mendatang,” katanya.

 

 

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari