Indonesia.go.id - Mendulang Rejeki di Ujung Timur Negeri

Mendulang Rejeki di Ujung Timur Negeri

  • Administrator
  • Selasa, 28 September 2021 | 14:48 WIB
PON XX PAPUA
  Pos Lintas Batas Negara Sota di Merauke, Papua. PU.GO.ID
Kabupaten Merauke menjadi satu lokasi tempat berlangsungnya perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang digelar sejak 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021.

Penyelenggaraan PON Papua di Kabupaten Merauke akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Pasalnya, kabupaten itu juga ketempatan beberapa cabang olahraga (cabor) untuk dilombakan. Cabor itu adalah wushu, sepak bola putri, anggar, catur, road race, gulat, dan motor cross.

Tentu ada alasan khusus kenapa kabupaten paling timur di Indonesia itu dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan pesta berskala nasional. Seperti, letaknya yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, sehingga tempat ini menjadi titik terluar di bagian timur Indonesia.

Lalu, Merauke yang merupakan kabupaten terluas di Timur Indonesia memiliki alam yang amat luar biasa menawan. Bandar Udara Internasional Mopah menjadi salah satu pintu gerbang untuk memasuki Merauke yang menawarkan beraneka ragam keindahan alam, mulai dari Monumen Kapsul Waktu hingga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota.

Jelang PON Papua, beberapa tempat juga telah dihiasi dengan ornamen PON sehingga bisa dijadikan sebagai spot foto yang menarik untuk menyambut para atlet dan pengunjung lainnya.

Selain tempat tersebut, Anda juga dapat mengunjungi beberapa tempat wisata di kota rusa yang berpenduduk sekitar 230.932 orang ini. Salah satunya adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di Kabupaten Merauke. yang berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinea, berjarak kurang lebih 90 km dari Kota Merauke.

Masyarakat atau wisatawan yang akan masuk ke PLBN Sota tidak dipungut biaya. Kecuali untuk biaya parkir kendaraan yang pengelolannya bekerja sama antara Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Merauke dan masyarakat setempat.

Di samping pintu gerbang PLBN Sota, terpampang tulisan berukuran besar 0 KM Merauke-Sabang. PLBN Sota selesai dibangun pada 2019 dan rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo setelah pembukaan PON XX Papua.

 

Ekonomi Perbatasan

Apa sebenarnya manfaat dari keberadaan PLBN Sota bagi warga lokal Papua, terutama bagi warga perbatasan? Salah satu warga lokal, yakni Otnel Mahuse, membeberkan sejumlah hal. Dengan senyum yang tampak mengembang, dia mengaku, secara pribadi perekonomiannya sangatlah terbantu dengan keberadaan PLBN Sota tersebut.

"Sebelum pandemi Covid-19, ada sekitar 30-50 wisatawan setiap harinya datang ke PLBN Sota," kata Otnel yang membuka kios di sekitar PLBN Sota, Minggu (25/9/2021).

Menurut Otnel, kiosnya menyediakan aneka bahan makanan pokok dan sayur-mayur untuk masyarakat perbatasan. Selain itu, tutur Otnel, para wisatawan juga bisa berbelanja bermacam jenis suvenir Papua di kios- kios yang berada di sekitar PLBN.

“Saya berharap agar pandemi segera berakhir dan PLBN Sota bisa kembali ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.”

Tak jauh dari pos perbatasan itu, seorang pria bernama Musa Dimar, 50, menuturkan, dirinya memiliki pekerjaan asli sebagai pemburu di hutan dan pengojek perbatasan. Namun, sejak tiga tahun terakhir ini, atau tepatnya sejak 2017, Musa Dimar memiliki kesibukan baru sebagai petani vanili.

Meski kebun yang dimiliki pria asal suku Kanum, subkultur dari suku Marind, Papua, itu hanya seluas 50x50 meter persegi, dirinya cukup optimistis kebun vanila miliknya bisa memberikan dukungan yang menjanjikan bagi ekonomi keluarganya.

Ketertarikan Musa Dimar dalam menekuni kesibukan sebagai petani vanili bermula saat seorang pedagang memintanya untuk mencarikan vanili ke kampung sebelah, istilah lain untuk kampung di luar perbatasan atau masuk wilayah Papua Nugini (PNG). Dari interaksi dengan petani asal PNG itu, Musa pun harus rela membeli dari kampung sebelah sekilo vanili kering senilai Rp4--Rp5 juta, sementara jenis vanili basah Rp500.00/Kg.

Singkat cerita, daripada membeli vanili dari kampung sebelah, Musa Dimar pun tergerak menanam komoditas vanili itu. Kini Musa Dimar sudah sangat sibuk mengurus kebunnya.

Tidak ingin menyimpan sendiri pengetahuannya soal bertani vanili, Musa Dimar pun mengajak serta saudara dan tetangganya. Kini, sebanyak 25 orang warga Kampung Sota dari Distrik Sota, Kabupaten Merauke bergabung dalam kegiatan itu.

“Saya tidak mau merobek baju orang. Biarkan mereka yang ada kemauan untuk belajar dengan saya soal berkebun vanili,” ujarnya.

Musa Dimar dan teman-temannya kini sudah sangat sibuk dengan kebun vanilinya. Bila tidak berkebun, dirinya pun masih menyibukkan diri dari kebiasaan berburu di hutan atau jadi pengojek di PLBN Sota, Merauke, sehingga ekonomi mereka sudah tak lagi bermasalah.

 

 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer