Indonesia.go.id - Tugas Berat Selembar Baju Balap

Tugas Berat Selembar Baju Balap

  • Administrator
  • Jumat, 18 Maret 2022 | 06:00 WIB
MANDALIKA
  Pembalap Moto2 dari Gresini Team, Sam Lowes dengan kostum balap produksi Indonesia. DORNAMOTOGP
Indonesia sudah mampu membuat baju balap sendiri dan pernah dipakai oleh tim Gresini Racing di kelas Moto2 pada 2016 dan 2017 lalu.

Menonton balap motor apalagi sekelas MotoGP memang mengasyikkan. Para pebalap saling adu cepat di atas lintasan aspal seperti yang akan digelar pada seri kedua MotoGP musim 2022, Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 18-20 Maret 2022.

Hanya saja, aksi adu kencang itu tentu berisiko tinggi dan dapat membahayakan keselamatan jiwa si pebalap itu sendiri. Karenanya mereka perlu mendapatkan perlindungan terbaik. Salah satu alat keselamatan yang wajib mereka pakai adalah baju balap (racing suit).

Perlengkapan ini sudah pasti dibuat dengan spesifikasi dan desain yang istimewa, tentu saja untuk mencegah terjadinya cedera pada pebalap. Jangan sepelekan soal baju balap yang kerap ditempeli berbagai produk sponsor itu. Lalu teknologi apa saja yang ditanamkan produsen baju balap pada produk mereka?

Kalau menengok situs resmi salah satu produsennya yakni Dainese, mereka bercerita bahwa semua baju balap dibuat dari bahan yang sangat baik dan teknologi terkini dengan tingkat perlindungan tertinggi. Misalnya saja, bahan kain pelapis dalam baju balap dibuat dari benang khusus yang mampu mengalirkan udara dari luar ke tubuh pebalap supaya tetap nyaman ketika sedang beraksi.

Setiap baju balap ditambahkan material logam jenis aluminium berbentuk sarang lebah (honeycomb) utamanya di bagian belakang untuk meminimalisir cedera punggung saat pebalap terjatuh atau terlempar ke area run-off. Material jenis ini mampu menahan benturan badan pebalap di atas permukaan keras seperti aspal dan batu kerikil (gravel) di run-off.

Di bagian belakang jaket balap Dainese ini terdapat bagian permukaan yang dibuat elastis, mengikuti lentur tubuh saat membalap terutama untuk melindungi bagian ginjal dari benturan keras saat terjatuh. Di bagian elastis ini juga ditambahkan dengan unsur honeycomb tadi.

Seperti dilansir dari situs Redbull, Direktur Komunikasi Alpinestars Jeremy Appleton mengatakan, kalau baju balap dibuat untuk memastikan pemakainya terlindung dari kecelakaan. “Bobot baju balap yang dibuat Alpinestars berkisar 4,5 kilogram saja. Setiap pebalap akan diukur bagian tubuhnya setiap menjelang tes pramusim,” kata Appleton.

Bahan membuat baju balap berasal dari kulit bersertifikat terbaik yaitu kulit sapi dan kanguru. Umumnya kulit kanguru lebih banyak dipilih sebagai bahan jaket balap MotoGP dan Superbike karena lebih kuat dan tidak cepat rusak. Ketebalan kulit harus berkisar 1,3-1,4 milimeter sesuai standar Federasi Motorsport Internasional (FIM).

Di dalam baju balap disematkan pelindung khusus untuk bagian siku, bahu, dan lutut untuk memberikan tingkat perlindungan yang lebih baik dari benturan. Sudah begitu, bagian dalam ini dapat dilepas dan dicuci.

Pada baju balap MotoGP buatan Alpinestars terdapat enam bagian pelindung yakni dua di lengan, dua di kaki, satu di dada, dan satu di punggung. Bahannya terbuat dari plastik thermo khusus.

Selain antiapi, seluruh bagian dari baju balap MotoGP disematkan fitur keamanan kantong udara (airbag) dengan sensor canggih. Melalui sensor ini, airbag akan mengembang secara otomatis, bahkan sebelum pebalap terjatuh menyentuh aspal atau ketika bertabrakan dengan pebalap lain.

Punuk baju balap berisi hydrobag atau cadangan air yang memiliki sistem ke helm pebalap dan membuat mereka dapat menghirup minuman memakai selang sedotan. Kalau dilihat dari dekat, baju balap terlihat bolong-bolong di bagian depan dan belakang. Ini dimaksudkan supaya si joki kuda besi tetap merasa nyaman saat balapan.

Meski belum secanggih Dainese dan Alpinestar, di Indonesia ada juga beberapa produsen baju balap dan telah menembus pasar internasional. Mereka bahkan sudah mengantongi lisensi khusus untuk kelayakan balap sesuai peraturan FIM.

Pada 2016, ada satu merek baju balap buatan Indonesia singgah di tubuh pebalap, yakni di kelas Moto2. Saat itu, tim Gresini Racing Moto2 memakai baju balap produksi Respiro yang dikenal sebagai pembuat jas hujan. Ini adalah produk asal Kota Bandung. Tak hanya untuk baju balap, Respiro juga menyiapkan seragam untuk seluruh anggota tim.

Selain itu, masih ada nama AHRS atau Asep Hendro Racing Sport yang bermarkas di Kota Depok. Digawangi oleh mantan pebalap nasional Asep Hendro, ia mampu memproduksi baju balap buatan lokal berkualitas baik dengan harga lebih terjangkau dibandingkan produk impor. “Produk buatan pabrik kami mampu bersaing dengan produk sejenis buatan asing,” ujar Asep. Baju balap buatan Depok ini sudah menembus pasar ekspor seperti ke Thailand, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan, dan Australia.  

Ada juga merek Extride dan Ardians yang dipunyai mantan pebalap nasional Irwan Ardiansyah dan ia selalu memanfaatkan setiap ajang balap di tanah air untuk turut mengetes produk buatan pabrikannya.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari

Berita Populer