Selama ini industri mamin telah membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional. Kontribusi industri mamin terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 6,66%.
Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan penyumbang terbesar terhadap sektor industri pengolahan nonmigas pada triwulan II tahun 2021. Kontribusi terhadap sektor industri pengolahan nonmigas mencapai 38,42% yang sekaligus memberikan kontribusi bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 6,66%.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri mamin merupakan salah satu sektor primadona. Industri ini membuat kinerja ekspor manufaktur nasional meroket sepanjang semester I. Total nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari--Juni mencapai USD19,58 miliar. Nilainya naik 21,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Dari sisi investasi, industri makanan dan minuman juga merealisasikan dana Rp36,6 triliun pada semester I. Ini meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp14,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp21,9 triliun.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, di Bekasi, pada Sabtu, 7 Agustus 2021 mengatakan bahwa industri mamin selama ini telah membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional.Yaitu, peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, penerimaan devisa dari investasi dan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja yang sangat banyak.
Putu mengatakan bahwa selama ini Kemenperin telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri mamin di tanah air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku dan memfasilitasi pemberian insentif fiskal. Pada triwulan II-2021, industri mamin tercatat tumbuh positif di angka 2,95%.
“Selama masa pandemi, kami tentunya memperhatikan industri yang kritikal dan esensial agar tetap bisa beroperasi, termasuk industri mamin,” ujarnya. Oleh karena itu, Kemenperin menerbitkan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) di tengah masa pandemi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, termasuk saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kemenperin mencatat, hingga 24 Juli 2021, sebanyak 6.721 IOMKI diberikan kepada perusahaan sektor industri agro di Indonesia, dengan total tenaga kerja yang terlibat sebanyak 1,85 juta orang.
Menperin juga mengeluarkan Surat Edaran nomor 3/2021. Dalam surat itu terdapat kewajiban pelaporan yang lebih efektif. Perusahaan yang telah memiliki IOMKI wajib menyampaikan laporan pelaksanaan operasional dan mobilitas kegiatan industri secara berkala dua kali dalam satu minggu, pada hari Selasa dan Jumat, secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas www.siinas.kemenperin.go.id .
Menurut Putu, capaian positif itu tidak terlepas dari langkah pemerintah yang menjalankan kebijakan untuk kesehatan dan ekonomi secara beriringan. “Terkait vaksinasi, Kemenperin juga sudah menggelar program tersebut di sejumlah kawasan industri,” imbuhnya.
Di wilayah Bekasi, misalnya, dari 143 industri agro dengan total tenaga kerja mencapai 57.848 orang, yang sudah mengikuti vaksinasi sebanyak 33.657 orang atau 58,18%. Kemenperin menargetkan, hingga September 2021, pekerja sektor industri agro di Bekasi yang sudah vaksin akan menyentuh angka 95%.
“Kami melihat di industri mamin ini, kesiapan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19 sudah sangat baik. Sebab sebelum masa pandemi pun, sektor ini sudah menerapkan GMP, di mana proses produksi dan aktivitas para pekerjanya dilaksanakan dengan standar keamanan yang tinggi terhadap produk yang dihasilkan, maka higienis dari produk mamin sangat terjaga,” jelas Putu.
Kunjungan kerja di PT Prakarsa Alam Segar (produsen mi Sedaap) dan PT Nippon Indosari Corpindo (Sari Roti), Bekasi, pada 6 Agustus lalu, Putu membuktikan sendiri tentang kepatuhan atas protokol kesehatan di kedua perusahaan itu. Direktur Utama PT Prakarsa Alam Segar Lembono Tjondro menyampaikan, pihaknya telah melakukan vaksinasi tahap I sebanyak 3.800 karyawan atau 78% dari totalnya sekitar 5.550 orang, kalaupun ada karyawan yang belum ikut vaksin itu pun karena hamil atau memiliki penyakit tertentu.
Menurut Lembono, selama masa PPKM, perusahaannya tidak mengalami kendala berarti dalam proses produksi karena termasuk sektor kritikal. “Dalam operasional kami, prokes tentunya dijalankan secara terus-menerus dan disiplin,” ujarnya.
PT Prakarsa Alam Segar merupakan industri mi instan dengan total kapasitas produksi sebesar 241.566 ton per tahun. Produknya telah menembus pasar ekspor ke lima benua, yakni Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa. “Selama pandemi, ekspor terjadi peningkatan, seperti di Malaysia, karena kebutuhan terhadap mi di sana meningkat,” ungkap Lembono.
Hal yang sama dialami PT Nippon Indosari Corpindo, pabrik itu tidak mengalami gangguan aktivitas operasional selama masa pandemi. Produsen Sari Roti tersebut memiliki 14 pabrik yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Total kapasitas produksi rotinya mencapai 283.973 ton per tahun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.252 orang.
Produktivitas industri makanan dan minuman tetap tinggi meski ada pandemi corona. Ini terlihat dari utilisasi yang mencapai 89%, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Guna memacu kinerja gemilang dari industri makanan dan minuman, pemerintah bertekad menjaga ketersediaan bahan baku sehingga bisa tetap berproduksi.
Selain, memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal untuk kemudahan perizinan.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari