Kota Parapat berbenah. Sejumlah sarana penunjang pariwisata Danau Toba diresmikan. Jalan tol diharapkan bisa tembus sampai Parapat pada 2024. Toba didorong untuk rebranding.
Dengan sepeda motor Kawasaki W175 kesayangannya, Presiden Joko Widodo beserta rombongan menyusuri jalan mulus di Dataran Tinggi Toba, Rabu (2/2/2022). Start dari Simpang Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, menuju ke kawasan Pantai Bebas Parapat, Kabupaten Simalungun. Presiden mengenakan helm, masker, dan jaket warna hijau dengan logo G20 di bagian dadanya.
Di belakang Presiden Jokowi, ada belasan pesepeda motor lain berderet. Di samping para pengawal, terlihat ada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan sepeda motor masing-masing. Meski matahari cukup terang, udara sejuk di tanah pegunungan cukup terasa.
‘’Saya dan para menteri ingin menghirup udara segar Danau Toba, karena udara di sini sangat fresh. Rugi kalau kita enggak naik motor. Juga melihat infrastruktur jalannya mulus enggak. Ya, tadi sudah kita cek, 80 persen mulus, tapi ada 20 persen yang agak bergelombang. Kita sudah menyampaikan ke Menteri PUPR,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya di Kawasan Pantai Bebas Parapat.
Hari itu, Presiden Jokowi sedang menjalani serangkaian acara kunjungan kerja (kunker) ke Sumatra Utara. Kondisi dunia pariwisata Danau Toba menjadi salah satu fokusnya. Maka, salah satunya ialah meninjau Pantai Parapat, salah satu destinasi pantai Danau Toba yang paling mudah dijangkau dari arah Kota Medan melalui Kota Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun.
Rute 11 km pada jalur Balige-Porsea-Pematang Siantar via Parapat, yang dilewati Presiden Jokowi itu memang menyuguhkan pemandangan indah khas kawasan pegunungan Toba. Sekitar 15 menit rombongan Presiden tiba di sebuah ruang terbuka yang merupakan teras dari Kota Wisata Parapat. Di situ terdapat taman bermain, arena skateboard, track jogging, taman hijau, kafe, patung-patung, dan plaza yang sekaligus berfungsi sebagai arena pertunjukan.
Presiden Jokowi meninjau sekaligus meresmikan ruang terbuka yang baru rampung dipugar dengan biaya Rp84,6 miliar. Pada saat yang sama, Presiden Jokowi juga meresmikan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Parapat. Berkat fasilitas IPAL itu, limbah cair kota Parapat yang sebelumnya dialirkan begitu saja ke danau, kini diproses dahulu, sehingga air yang masuk ke badan danau sudah lebih bersih, secara fisik maupun kimia.
Selepas melakukan peresmian sarana umum di Parapat, Presiden Jokowi dan rombongan bergeser ke Pelabuhan Penyeberangan Ajibata, yang bila ditarik garis lurus hanya berjarak dua kilometer, tapi sudah masuk Kabupaten Toba, yang ibu kotanya ada di Balige. Pelabuhan Teluk Ajibata ini melayani pelayaran danau menuju daratan Pulau Samosir. Sekitar delapan kilometer di seberang ada Pelabuhan Lopo Parindo Tomok yang menjadi pintu gerbang Pulau Samosir.
Dari dermaga Pelabuhan Ajibata, Presiden Jokowi juga meresmikan enam pelabuhan lainnya, yang sudah selesai dibangun oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), termasuk pelabuhan di Balige. Tujuh selesai, ada enam pelabuhan lainnya yang masih dikerjakan.
Jika ke-13 pelabuhan itu selesai seluruhnya, maka enam kabupaten yang memiliki pesisir Toba akan memiliki fasilitas penyeberangan lintas danau. Ada empat unit pelabuhan di Kabupaten Toba dan masing-masing satu unit di Kabupaten Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Karo, serta Dairi. Pulau Samosir yang dikepung enam kabupaten itu memiliki empat pelabuhan. Dengan semua pelabuhan itu, Pulau Samosir akan mudah dijangkau dari segala arah.
Bukan hanya lewat jalur air, Pulau Samosir juga akan mudah dijangkau dari jalur darat. Di Alur Tano Ponggol, celah sempit yang memisahkan Pulau Samosir dari daratan Sumatra Utara, kini dibangun jembatan sepanjang 1.200 meter. Alur sempit yang dulunya bahkan pernah menciut sampai selebar 25 m dengan kedalaman 3 meter itu, kini telah dikeruk hingga menjadi kanal selebar 80 meter dan dalamnya rata-rata 8 meter. Melalui kanal ini, massa air dari sisi timur dan barat Danau Toba saling lebih leluasa berpaut.
Kanal itu kini bisa dilayari dengan perahu yang cukup besar untuk berkeliling Pulau Samosir dengan rute sepanjang hampir 300 km. Di atas kanal itu jembatan Aek Tano Ponggol itu melintang sekitar 10 m dari ketinggian air. Panjang jembatan itu jauh melampaui lebar kanal, karena selain menyesuaikan dengan kondisi tanahnya, juga dimaksudkan untuk membangun taman-taman di bawah jembatan pada kedua sisinya. Jembatan itu berbiaya Rp320 miliar.
Bila Kota Parapat ada di sebelah timur Toba, Tano Ponggol ini ada di sisi baratnya. Maka, jembatan yang artistik ini bisa diakses lewat jalan raya sisi barat, dari Sidikalang (Dairi) ke Tarutung (Tapanuli Utara).
Banyak Jalan
Penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tentu perlu dukungan infrastruktur. Utamanya akses menuju Danau Toba itu sendiri. Jalan tol dari Tebingtinggi ke Parapat bahkan sedang dibangun. Dari Tebingtinggi ke arah Pematangsiantar diharapkan bisa rampung pada 2022, dan dari Siantar ke Parapat ditargetkan selesai 2024. Jalan tol ini akan memudahkan para pelancong yang masuk ke Sumatra Utara melalui Medan.
Jalan tol dari Medan ke Tebingtinggi sudah beroperasi, sebagai bagian dari Tol Trans-Sumatra. Dari Tebingtinggi ada percabangan ke Parapat melalui Siantar. Selain akan menjadi jalur wisata, jalan tol ini juga akan menjadi nadi ekonomi Sumatra Utara. Namun, selain dari arah Medan, pelancong ke Danau Toba sebagian juga bisa langsung terbang menuju Bandara Sisingamangaraja XII (Silangit) di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Bandara ini naik status menjadi international airport pada 2017
Dari Silangit pelancong bisa langsung meluncur ke kawasan Danau Toba di sekitar Kota Balige. Ada sederet resort dan hotel-hotel di sana. Bila hendak ke Pulau Samosir ada kapal penyeberangan di Pelabuhan Balige. Pun kalau hendak ke Parapat jaraknya hanya 60 km dari Balige.
Tidak heran bila sambil mengendarai Kawasaki W-175nya, Presiden Jokowi menginspeksi sebagian dari jalan darat Balige-Parapat. Ia ingin memastikan para pemakai jalan aman dan nyaman. Untuk menjamin kelancaran lalulintas dari Bandara Silangit menuju kawasan wisata sekitar Balige, bahkan sampai Parapat, jalan lingkar pun dibangun. Namanya Balige Bypass.
Jalan lingkar sepanjang 9,8 km itu menjadi opsi para pelancong yang menuju kawasan wisata tanpa harus melewati jantung Kota Balige. Risiko kemacetan dihindarkan. Kementerian PUPR membangun jalan lingkar itu selama lima tahun dengan biaya Rp176 miliar.
Kementerian Perhubungan tak hanya menyediakan pelabuhan, ia juga menyediakan empat unit kapal motor penumpang (KMP). Penyerahannya dilakukan berbarengan dengan peresmian tujuh pelabuhan di tepian Danau Toba itu. Empat kapal yang diresmikan pengoperasiannya itu berupa dua unit bus air, yang diberi nama Asa-Asa dan Jurung-Jurung, serta dua unit Kapal Motor Penyeberangan yaitu KMP Kaldera Toba dan KMP Pora-Pora. Keberadaan kapal ini melengkapi satu unit kapal yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu KMP Ihan Batak. Kapal-kapal ini yang disiapkan melayani kebutuhan para pelancong.
Dunia pariwisata di kawasan Danau Toba itu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun, sebelum dihantam pandemi. Pada 2018, 1,74 juta wisatawan domestik dan 122 ribu turis mancanegara yang berkunjung ke Toba. Turis asing membelanjakan uangnya rata-rata USD600 per orang per kunjungan. Untuk turis domestik Rp700.000 per kunjungan per orang bila mereka menginap di hotel, dan Rp400 ribu bila menginap di rumah kerabat. Untuk turis lokal, dari 1,73 juta itu sekitar 30 persen menginap di rumah kerabat.
Proyeksi dari Kementerian Parekraf, kedatangan wisatawan asing bisa mencapai 230 ribu di tahun 2025. Wisatawan domestik (wisdom) bisa naik ke 2,83 juta. Pendapatan dari wisdom akan melesat naik dari sekitar Rp1 triliun (2018) menjadi Rp2 triliun (2025), dan dari wisman meningkat dari USD73 juta (2018) menjadi USD161 juta (2025).
Sarana fisik di lingkungan Danau Toba sudah makin baik. Toh, Presiden Jokowi mewanti-wanti agar para pelaku pariwisata Danau Toba tak jemu-jemu meningkatkan daya saing dan terus melakukan promosi untuk meyakinkan pasar wisata akan daya tarik, kemudahan akses, dan mutu layanan yang prima. Eksplorasi seni dan budaya terus dilakukan guna memberikan tambahan daya tarik wisata di lingkungan dan yang berada di dataran tinggi 900 meter dari pemukaan laut itu.
“Saya melihat sudah ada perbaikan menyeluruh. Menteri Pariwisata nanti bisa membangun kembali citra kawasan dengan melakukan rebranding sehingga antara Danau Toba dengan kawasan-kawasan destinasi pariwisata yang lain memiliki keunggulan yang berbeda. Saya melihat ada potensi besar di Kawasan Danau Toba ini," ujar Presiden Jokowi.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari