Pembangunan sejumlah bendungan dipercepat. Setelah 52 bendungan selesai pada 2024, kelak luas irigasi yang teraliri meningkat menjadi 1,245 juta hektare.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat penyelesaian pembangunan sejumlah bendungan. Salah satunya Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Bendungan Cipanas diharapkan dapat menopang kebutuhan air bagi irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu seluas 9.273 hektare (ha). Daya tampung Bendungan itu 10 kali lebih besar dibanding Bendungan Kuningan yang telah diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Bendungan Kuningan memiliki kapasitas tampung 25,9 juta meter kubik dan luas genangan 221,59 hektare. Namun bendungan ini mampu menyuplai air irigasi secara kontinu ke 3.000 hektare areal sawah masyarakat yang berada di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon di Jawa Barat dan Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Kementerian PUPR Ismail Widadi mengatakan, Bendungan Cipanas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2017 dengan daya tampung 250,81 juta m3. Sejauh ini, progres konstruksinya sudah 83%, kemudian untuk pembebasan lahannya sudah 80,8% dengan sisa lahan yang belum bebas, yakni di daerah genangan dan jalan akses.
Sementara itu untuk sisa pekerjaan yang ada akan diselesaikan seluruhnya hingga akhir 2022. “Pekerjaan terbesar saat ini adalah meninggikan tubuh bendungan, adapun bagian prasarana lainnya sudah selesai. Apabila pekerjaan dan pembebasan lahan lancar, mudah-mudahan Oktober atau November 2022 bisa mulai digenangi air (impounding),” kata Ismail Widadi.
Dituturkan Ismail, kelak suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas dan Cikawung untuk meningkatkan intensitas tanamnya. Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.605 hektare.
Bendungan ini juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW. Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 m3/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan dalam tiga paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi KSO yang difokuskan pada pembangunan tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp923 miliar. Sementara itu, paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung dengan nilai kontrak Rp425 miliar. Dan paket 3 dikerjakan PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi KSO untuk peninggian tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp490 miliar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan. “Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah-sawah milik petani,” kata Basuki.
Pemerintah telah berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan 61 bendungan pada periode 2014–2024. Dari jumlah itu, telah selesai 29 bendungan pada akhir 2021 dan sisanya 32 bendungan dalam masa konstruksi (on going).
Dari 61 bendungan tersebut, kelak sebanyak 52 bendungan dengan total kapasitas tampung 3.734,09 juta m3. Bendungan-bendungan ini mempunyai potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.
Dengan selesainya pembangunan 52 bendungan berpotensi untuk layanan irigasi tersebut, diharapkan akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapatkan jaminan air dari bendungan. Total target pemanfaatan bendungan untuk irigasi berdasarkan data desain bendungan seluas 385.646 hektare.
Pada 2014, lahan irigasi yang mendapat suplai air bersumber dari bendungan baru 10,66% atau seluas 761,542 hektare dari total luas irigasi potensi sebesar 7,145 juta hektare (sesuai Peraturan Menteri PUPR nomor 14/PRT/M/2015). Setelah 52 bendungan selesai, pada 2024 diharapkan meningkat menjadi 17,43% atau seluas 1,245 juta hektare.
Adanya pembangunan bendungan yang diikuti dengan irigasi premium diharapkan pula dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia. Petani yang biasa mengandalkan suplai air dari tadah hujan dapat terpenuhi melalui air irigasi yang berkelanjutan, sehingga intensitas tanam dari semula 137% menuju 254% dengan skala panen dari sekali setahun menjadi 2--3 kali dalam setahun.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari