Acara Annual Meeting World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, pada 22-26 Mei 2022, menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggaungkan hajatan KTT G20 yang akan dihelat di Bali, November mendatang.
Acara Annual Meeting World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, pada 22-26 Mei 2022, menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggaungkan hajatan KTT G20 yang akan dihelat di Bali, November mendatang.
Apalagi, di forum itu, sejumlah menteri dan pejabat penting dari Indonesia hadir, seperti Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman D. Hadad, serta Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.
Di forum itu, Bahlil menyampaikan bahwa saat ini pemerintah Indonesia fokus pada kebijakan regulasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya terkait investasi hijau dan energi baru terbarukan. Selain sejalan dengan salah satu tema dalam pertemuan WEF kali ini mengenai lingkungan dan iklim, apa yang disampaikan Bahlil juga sejalan dengan salah satu isu utama yang bakal dibahas dalam pertemuan KTT G20.
Menurutnya perlu kerja sama antarnegara dalam rangka menyelesaikan permasalahan global, khususnya terkait isu lingkungan. Ia mengungkapkan, jika dunia ingin menyelesaikan permasalahan global dalam konteks investasi hijau dan EBT, harus ada pemahaman dan kolaborasi bersama.
"Tidak boleh ada satu negara yang merasa lebih hebat dibandingkan dengan negara lain. Karena itu adalah kunci kolaborasi untuk menyukseskan misi program besar global maupun masing-masing negara," kata dia, di Davos, Selasa (24/5/2022).
Dalam kesempatan itu, Bahlil turut membuka Paviliun Indonesia bersama jajaran menteri lainnya. Paviliun ini diprakarsai Kementerian Investasi/BKPM dan didukung oleh Kementerian Perdagangan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Paviliun Indonesia ini menjadi tempat untuk memberikan ruang dan kesempatan strategis bagi delegasi Indonesia dan internasional untuk saling berinteraksi secara langsung, menghadiri lokakarya yang diselenggarakan oleh berbagai Kementerian dan perusahaan swasta yang hadir pada perhelatan WEF 2022.
Sementara itu, dalam sesi dialog awal yang bertema 'Indonesia Economic Outlook 2022 and The G20 Presidency G20', Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan adanya tiga isu penting yang dibahas dalam kegiatan WEF Annual Meeting 2022 kali ini, yaitu arsitektur kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
"Dalam hal transisi energi, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, pada 2050 sebesar 30 energi diharapkan berasal dari energi baru terbarukan," ungkap Airlangga.
Dalam WEF kali ini, ada delapan isu utama yang dibahas, salah satunya terkait masalah lingkungan dan perubahan iklim. Transisi menuju energi hijau, seperti yang disampaikan Airlangga, sekaligus untuk menunjukkan komitmen Indonesia menjadi bagian dari solusi global guna mengatasi persoalan tersebut. Hal ini pula, yang bakal diangkat sebagai salah satu bahasan utama dalam pertemuan KTT G20 di Bali, November nanti.
Redaktur: Elvira Inda Sari