Indonesia.go.id - Panen Lebih Sering, Ekonomi Masyarakat Membaik

Panen Lebih Sering, Ekonomi Masyarakat Membaik

  • Administrator
  • Sabtu, 14 Januari 2023 | 21:34 WIB
IRIGASI
  Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan Bendungan Semantok yang terletak di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa, 20 Desember 2022. SETPRES
Bendungan Semantok berpotensi meningkatkan produksi pertanian di Jatim. Semantok juga bisa menjadi tujuan wisata dan pengembangan olahraga air, yang berpeluang menumbuhkan ekonomi lokal.

Pada Selasa 20 Desember 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Semantok di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Sebagai salah satu program strategis nasional (PSN), pembangunan yang dilakukan di Bendungan Semantok itu memiliki tujuan utama untuk menambah pasokan pangan di Provinsi Jawa Timur.

Presiden Joko Widodo mengatakan, Bendungan Semantok merupakan bendungan ke-30 yang telah diresmikan. Bendungan itu termasuk dalam 61 bendungan yang pembangunannya ditargetkan selesai hingga 2024.

"Bagaimana pun air adalah kunci, baik untuk pertanian maupun untuk hal-hal yang lain, seperti air bersih, listrik, dan pariwisata. Oleh sebab itu, semakin banyak bendungan yang kita bangun, kita pun berharap, produksi pertanian kita semakin baik dan kesejahteraan petani semakin baik," kata Presiden Jokowi.

Bendungan Semantok memiliki kapasitas tampung sebesar 32,67 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Semantok dengan luas area genangan sebesar 365 hektare (ha). Bendungan Semantok akan menyuplai daerah irigasi di Nganjuk seluas 1.900 ha. Bendungan ini diharapkan bisa meningkatkan masa panen, dari sekali menjadi dua kali.

“Biasanya panen dua kali bisa menjadi tiga kali dan yang biasanya tidak dapat ditanami padi, sekarang bisa ditanami tanaman pangan. Semoga bendungan ini bisa bermanfaat bagi petani di Nganjuk dan Jawa Timur pada umumnya," kata Presiden Jokowi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran Bendungan Semantok akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur. Dari delapan bendungan yang diprogramkan pembangunannya dari 2015 hingga 2024, sudah tujuh bendungan yang tuntas.

Pertama adalah Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, lalu Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang, dan Bendungan Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan satu bendungan lainnya masih dalam tahap konstruksi, yakni Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek.

"Saya lihat potensi bendungan itu memang besar sekali. Namun harus dikelola dengan baik agar tidak mengurangi kualitas dan kuantitas airnya," kata Basuki.

Bendungan Semantok juga diproyeksikan dapat mereduksi risiko banjir 137 m3/detik pada kawasan hilir, yakni di Kecamatan Rejoso. Manfaat lainnya adalah untuk menyediakan air bersih bagi 143.000 jiwa di Kecamatan Rejoso dan Nganjuk.

Pembangunan Bendungan Semantok dikerjakan sejak 2017 dalam dua paket pekerjaan, yakni paket 1 oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket 2 menggandeng PT Hutama Karya-PT Bahagia Bangunnusa, KSO, dengan anggaran APBN senilai Rp2,5 triliun.

Diharapkan, dengan selesainya pembangunan Bendungan Semantok dapat dimanfaatkan sebagai upaya pemeliharaan sungai di kawasan hilir bendungan sebesar 30 liter/detik. Selain itu, pembangunan bendungan tersebut juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata dan pengembangan olahraga air di Jawa Timur, yang tentunya berpeluang menumbuhkan ekonomi lokal.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari