Setelah tumbuh 5,17% di triwulan II, BI memprediksi ekonomi RI tumbuh sekitar 5,15% di triwulan III. Tahun 2023, diperkirakan tumbuh sedikit di atas 5% atau di kisaran 4,7-5,5%.
"Para milenial kita itu semakin kaya.” Gambaran itu disampaikan Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (29/8/2023). Perry menyampaikan bahwa para milenial pula yang mendorong sektor-sektor pertumbuhan ekonomi berkembang, perdagangan, logistik, kemudian akomodasi, makanan minuman, dan sektor jasa.
“Sektor jasa Indonesia itu sudah 45% dari pertumbuhan ekonomi kita. Sehingga, ini jadi daya dorong ekonomi kita," tegas Perry.
Milenial yang dimaksud Gubernur BI itu tentunya adalah mereka yang ada di kelompok usia kelahiran 1980-1994 atau berusia 29-43 pada 2023. Di Indonesia saat ini jumlahnya sebanyak 69.38 juta atau 25,87% dari total penduduk Indonesia. Sementara generasi Z dalam sekitar tujuh tahun lagi seluruhnya akan masuk usia produktif.
Mereka inilah yang menjadi pendorong kuat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini masuk dalam kelompok yang terbaik di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagaimana disampaikan BI, pada kuartal III-2023 diperkirakan akan mencapai kisaran 4,7-5,5% atau 5,15%.
Angka pertumbuhan yang disodorkan BI, tentu mengesankan, mengingat kondisi ekonomi dunia pascapandemi Covid-19 yang masih belum stabil. Adapun penyokong utama pertumbuhan ekonomi adalah tingkat konsumsi yang semakin membaik. Pelaku utamanya adalah para milenial.
Data lain yang mendukung itu adalah ekspektasi penghasilan, penjualan eceran, ritel, dan PMI Manufaktur yang masih masuk dalam kategori ekspansif. Ini diharapkan bisa berlanjut sampai tahun depan.
Tumpuan Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung baik ini terjadi di tengah ekonomi global yang masih tidak menentu. Perkiraan BI terkait ekonomi global 2023, hanya akan tumbuh 2,7% dan 2024 di level 2,8%.
Dengan data semacam itu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen untuk RAPBN 2024 sangat realistis, sekalipun untuk itu harus bertumpu pada ekonomi dalam negeri. Beruntungnya, merujuk data Kementerian Keuangan, tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan masih relatif stabil dan kuat.
Hal ini didukung oleh inflasi yang terkendali, peningkatan gaji aparatur sipil negara (ASN) dan pensiunan, serta dampak positif dari belanja penyelenggaraan pemilu dan pilkada serentak pada 2024.
"Investasi diharapkan akan terus meningkat terkait sektor berbasis hilirisasi baik di bidang mineral maupun produk pertanian," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam rapat paripurna tanggapan pemerintah terhadap pandangan umum fraksi atas RUU APBN Tahun Anggaran 2024, di DPR Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Faktor lain pendukung pertumbuhan itu adalah penyelesaian proyek strategis nasional (PSN), termasuk ibu kota negara (IKN). Maka optimisme ekonomi Indonesia yang akan semakin membaik pun layak bertumbuh.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari