Indonesia.go.id - Kinerja Pasar Saham Domestik Kuat

Kinerja Pasar Saham Domestik Kuat

  • Administrator
  • Jumat, 24 Mei 2024 | 07:32 WIB
PASAR MODAL
  Di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih tidak menentu, kinerja pasar modal Indonesia secara year to date (ytd) masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Santoso
Penghimpunan dana oleh korporasi melalui pasar modal selama kuartal I-2024 relatif solid.

Di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih tidak menentu, kinerja pasar modal secara year to date (ytd) masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. Antara lain, ditunjukkan dengan perkembangan tren pasar saham dan IHSG terus bertumbuh positif.

Bila mengacu kepada kinerja pasar modal sepanjang 2023, pencapaian lembaga perdagangan efek itu tidak terlalu buruk, bahkan bisa disebut dan tercatat masih terbaik kedua setelah Vietnam.

Beberapa indikator itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu ditutup di posisi 7.272,80 poin atau secara ytd, tumbuh sebesar 6,16 persen di 29 Desember 2023.

Nilai kapitalisasi pasar tercatat bisa mencapai Rp11.674 triliun atau secara ytd tumbuh sebesar 22,90 persen. Sementara itu, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 212,64 poin atau terkoreksi sebesar -2,33 persen ytd dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar 217,73 poin.

Dari sisi kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6.146 triliun atau meningkat sebesar 28,41 persen (ytd) apabila dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar Rp4.786,02 triliun.

Demikian pula dengan penghimpunan dana di Pasar Modal melalui Penawaran Umum terus meningkat. Tercatat nilainya mencapai sebesar Rp255,21 triliun jauh di atas target Rp200 triliun dari 2023 hingga 29 Desember 2023.

Nilai perhimpunan dana sebesar itu dicapai dari pengeluaran surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 222 penawaran umum yang terdiri dari 77 Penawaran Umum Perdana Saham, 25 Penawaran Umum Terbatas, 120 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan atau Sukuk.

 

Target Emiten Baru

Berkaca dari pencapaian selama 2023, otoritas pasar modal Indonesia pun memasang sejumlah target yang cukup optimistis di 2024, seperti pernah disampaikan Dirut BEI Imam Rachman. “Kami menargetkan sebanyak 62 perusahaan yang melantai tahun ini,” ujarnya.

Untuk rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), BEI menargetkan RNTH mencapai Rp12,25 triliun pada 2024, dengan target jumlah investor baru sebanyak 2 juta investor.

Sebagai gambaran, realisasi RNTH selama tahun lalu mencapai Rp10,75 triliun, dengan jumlah investor baru mencapai 1,8 juta per 27 Desember 2023.

Nah, bagaimana dengan pencapaian selama kuartal I-2024? Laporan Otoritas Jasa Keuangan mencatat kinerja IHSG tumbuh sebesar 0,22 persen mengacu pada penutupan transaksi 28 Maret 2024 yang ditutup pada posisi 7.288,81 poin.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, di periode yang sama investor nonresiden membukukan net buy sebesar Rp26,28 triliun ytd.

Selain itu, dia menambahkan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11.692 triliun atau tumbuh sebesar 0,15 persen ytd. "Sementara itu, penghimpunan dana oleh korporasi melalui pasar modal di periode yang sama relatif solid, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp48,04 triliun, termasuk oleh 15 emiten baru," kata dia, Jumat (3/5/2024).

Dalam perkembangan hingga 26 April 2024, Mahendra Siregar menambahkan nilai penawaran umum tercatat sebesar Rp75,52 triliun. "Namun demikian, OJK mencermati pengaruh dari peningkatan tekanan di pasar keuangan global terhadap kinerja pasar modal domestik, khususnya terkait aksi jual nonresiden di pasar saham yang sampai dengan 26 April 2024 mengakibatkan akumulasi pembelian saham nonresiden turun," ujarnya.

Adapun penurunan net buy (ytd) tercatat sebesar Rp7,62 triliun. Sementara itu, IHSG ditutup pada posisi 7.036,08 atau terkoreksi sebesar 3,25 persen ytd per 26 April 2024.

Secara umum, Mahendra mengatakan kinerja pasar saham domestik cukup kuat, bersamaan dengan kinerja ekonomi Indonesia yang masih cukup resilien. Menurutnya, secara umum, stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia pada periode ini dalam kondisi terjaga, dengan didukung kondisi fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang stabil.

“Kami [OJK] berkomitmen untuk terus meningkatkan sinergi dengan semua pemangku untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi global dan potensi ketegangan geopolitik dunia yang eskalatif, terutama terhadap rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik,” ujarnya memberikan kenyakinan.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer