Pemerintah menginginkan platform teknologi digital yang berkembang dan beroperasi di Indonesia turut memberikan kontribusi dalam kemajuan bangsa dan negara. Mulai tahun depan, pemerintah fokus mengakselerasi penguatan teknologi digital tersebut.
Presiden Joko Widodo menyatakan untuk pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada tahun 2021 dialokasikan bujet sebesar Rp30,5 triliun termasuk melalui transfer ke daerah dan dana desa (TKDD).
Alokasi itu ditargetkan dapat mendorong kesetaraan akses internet di seluruh Indonesia. "Difokuskan untuk mengakselerasi transformasi digital untuk penyelenggaraan pemerintahan, mewujudkan pelayanan publik yang efisien dan cepat, seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan," ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara menyampaikan itu dalam Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2021 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Provinsi DKI Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Kepala Negara menambahkan, alokasi anggaran itu ditujukan untuk mengonsolidasikan dan mengoptimasi infrastruktur dan layanan bersama, khususnya untuk masyarakat yang tinggal di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Serta mewujudkan inklusi masyarakat di wilayah prioritas pembangunan dan mendorong kesetaraan dengan tambahan akses internet pada sekitar 4.000 desa dan kelurahan di daerah 3T," jelas Presiden Jokowi.
Presiden menyampaikan bahwa pemerintah mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2021, yaitu “Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi”. "Pandemi Covid-19 telah menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan di abad ini yang berimbas pada semua lini kehidupan manusia. Berawal dari masalah kesehatan, dampak pandemi Covid-19 telah meluas ke masalah sosial, masalah ekonomi, bahkan ke sektor keuangan," tuturnya.
Program pemulihan ekonomi akan terus dilanjutkan bersamaan dengan reformasi di berbagai bidang. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan rancangan kebijakan APBN 2021 yang diarahkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
Kemudian, mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing ekonomi serta mempercepat transformasi ekonomi menuju era digital, juga pemanfaatan dan antisipasi perubahan demografi.
Pembangunan TIK tahun 2021 juga didukung oleh anggaran pembangunan infrastruktur. Dari alokasi yang dianggarkan sekitar Rp414,0 triliun di antaranya juga menguatkan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas.
Adapun program TIK yang bakal digarap pada tahun depan adalah penyediaan base tranceiver station (BTS) sebanyak 5.053 lokasi, penyediaan kapasitas satelit di 12.377 lokasi layanan publik, pembangunan Pusat Data Nasional, literasi digital, transformasi digital sektor strategis, dan digital technopreneur, pengendalian penyelenggaraan sistem elektronik, pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), perangkat IT dan jaringan komunikasi yang mendukung digitalisasi pendidikan, termasuk pengadaan alat TIK dan media pembelajaran.
Oleh karena itu, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, anggaran 2021 untuk peningkatan kapasitas teknologi informasi dan komunikasi ini tersebar di beberapa kementerian, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian ATR/BPN, serta pemerintah daerah melalui transfer ke daerah dan dana desa. Alokasi program TIK dari dana desa, di antaranya disiapkan untuk digitalisasi pelayanan kesehatan dan pendidikan di tingkat desa serta pengembangan desa digital.
Beberapa waktu sebelumnya, Staf Khusus Menteri Kominfo bidang Digital dan SDM Dedy Permadi mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuat tranformasi digital di Indonesia semakin cepat. Hal ini terlihat dari beberapa sektor yang tumbuh dan bertransformasi secara digital, meskipun di sisi lain terdapat sektor yang merugi karena perubahan signifikan ini.
"Sektor-sektor yang masih tumbuh bisa menjadi peluang untuk dimasuki dan pasti akan mendorong tranformasi digital di dalam sektor tersebut," kata Dedy Permadi, saat berbicara dalam dalam Webinar bertajuk Mendorong Akselerasi Transformasi Digital-Kesiapan Ekosistem Digital, Selasa 21 Juli 2020.
Dedy mencontohkan, di sektor pendidikan terjadi lonjakan siswa yang belajar daring. Dalam satu bulan, bisa terjadi lonjakan sampai 1 juta siswa. Peningkatan ini bisa menjadi faktor pendorong luar biasa bagi ekonomi digital. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama juga telah memanfaatkan aplikasi ini dalam menyiarkan materi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di sekolah, pesantren, dan kampus.
Kemudian di sektor telemedicine terjadi peningkatan trafik sebanyak 600%. Selama pandemi Covid-19 bergulir, terdapat 32 juta pengguna telemedicine baru yang menggunakan fasilitas daring dalam kesehatan. Kementerian Kesehatan juga telah memanfaatkan aplikasi konsultasi medis daring ini. Justru kondisi suram terjadi di industri pariwisata, seperti perhotelan, penerbangan, dan pengelola event. Terjadi penurunan order dan pembatalan perjalanan atau pemesanan hingga 90 persen.
Kementerian Kominfo menilai, transformasi digital yang sedang berlangsung bakal meningkatkan potensi ekonomi digital di Indonesia. Khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang akan menarik pekerja masuk ke dalam sektor digital yang diproyeksikan mencapai 26 juta pekerja di tahun 2022.
Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM tengah gencar-gencarnya untuk mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan platform digital sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dari imbas wabah Covid-19.
Tumbuh Luar Biasa
Laporan E-Conomy South East Asia (SEA) 2019 Google-Temasek menyebut Indonesia dan Vietnam tumbuh luar biasa di bidang ekonomi digital. Disebutkan juga perputaran uang di sektor ekonomi digital Asia Tenggara sudah menembus sekitar Rp1.416 triliun (USD100 miliar).
Dari jumlah itu, sepertiganya uangnya berputar di Indonesia dengan nilai mencapai Rp569 triliun (USD40 miliar). Tak pelak lagi, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tergolong dahsyat mengingat tahun 2015 nilainya baru berkisar USD8 miliar. Tahun 2025, potensi ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai USD130 miliar (Rp1.967 triliun) atau melonjak tiga kali lipat dari tahun 2019 sebesar USD40 miliar.
Mengantisipasi peluang itu, Kementerian Kominfo terus membangun ekosistem yang dapat mempercepat tranformasi digital seperti memprioritaskan sinyal 4G di 12.548 desa dan menghadirkan layanan internet yang memadai di 15.000 titik layanan publik pada tahun 2023.
Menyongsong transformasi digital tersebut, sejak tahun 2018 Kementerian Kominfo telah menggulirkan Program Digital Talent Scholarship, semacam penjaringan talenta digital bersertifikasi. Terdapat delapan bidang pelatihan yaitu: artificial intelligence, big data analitycs, cyber security, machine learning, digital policy, cloud computing, internet of things, programming and coding, dan graphic design and animation.
Indonesia dalam 15 tahun ke depan membutuhkan sedikitnya 9 juta talenta digital sehingga rata-rata setiap tahun dibutuhkan 600.000 talenta digital. Sumber daya manusia TIK mencukupi agar teknologi digital mampu memuluskan jalan transformasi kemajuan Indonesia dari negara berpendapatan menengah menjadi negara maju berbasis inovasi dan ilmu pengetahuan-teknologi.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini