Indonesia.go.id - Kominfo Sediakan Tujuh Akademi untuk Talenta Digital Nasional

Kominfo Sediakan Tujuh Akademi untuk Talenta Digital Nasional

  • Administrator
  • Minggu, 22 Mei 2022 | 20:33 WIB
G20
  Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hary Budiarto (kiri) membubuhkan tanda tangan MOU kerjasama dengan sejumlah Universitas saat acara Peluncuran Digital Talent Program 2022 di Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (17/5/2022).  ANTARA FOTO/ Mohammad Ayudha
Tahun ini, pelatihan DTS bagi 200 ribu peserta bertema keamanan siber, kecerdasan buatan, mahadata, komputasi awan, dan programing.

Indonesia diproyeksikan membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun mendatang untuk bisa bersaing dalam menangkap peluang pesatnya intensifikasi transformasi digital. Potensi digital Indonesia memang luar biasa. Saat ini Indonesia memiliki 2.229 perusahaan rintisan (startup) atau kelima terbanyak di dunia. Termasuk satu startup decacorn dan delapan startup unicorn inovasi anak bangsa.

Di samping itu, potensi valuasi ekonomi digital indonesia juga diprediksi mencapai Rp4.531 triliun atau setara dengan USD315,5 miliar. Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menegaskan, Indonesia sebagai bangsa besar perlu mengedepankan optimisme untuk merengkuh potensi besar tersebut.

Ia menyatakan, transformasi digital nasional terus diupayakan di berbagai lini kehidupan. Menurutnya, perkembangan transformasi digital berimplikasi pada peningkatan kebutuhan talenta digital.

"Talenta-talenta digital inilah yang akan menjadi navigator utama penggerak ekosistem digital. Saat ini, setidaknya Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital setiap tahunnya," ujarnya dalam Grand Launching of the National Digital Talent Program 2022, disiarkan secara langsung oleh beberapa TV nasional maupun kanal virtual dari Yogyakarta, Selasa (17/5/2022).

Perhelatan itu digelar di sela Sidang Kedua Digital Economy Working (DEWG) G20 yang berlangsung di Yogyakarta pada 17-18 Mei 2022. Kementerian Kominfo merupakan pengampu DEWG G20 sebagai agenda dari Presidensi G20 Indonesia 2022.

Menteri Johnny menjelaskan, di tengah laju peningkatan kebutuhan talenta digital yang signifikan, terdapat kesenjangan talenta digital dan peluang kerja. Menkominfo menyontohkan, di kawasan Asia Pasifik, lebih dari 50 persen CEO menemui kesulitan untuk merekrut talenta digital dengan keterampilan yang tepat.

Dijabarkan oleh Menteri Johnny, diproyeksikan pada 2030 akan terjadi kekurangan sebanyak 47 juta talenta digital di kawasan ini. Di level nasional, tercatat setidaknya 50 persen dari tenaga kerja baru memiliki keterampilan digital tingkat dasar dan menengah.

Sedangkan mereka dengan keterampilan digital tingkat lanjutan merepresentasikan kurang dari 1 persen dari angkatan kerja nasional.  "Kita patut optimistis dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki, kita harus mampu menjadi generasi inisiator, inventor, dan inovator yang dapat memanfaatkan peluang era digital untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.

Tujuh Akademi

Melihat peluang tersebut, Kementerian Kominfo menyiapkan program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leadership Academy (DLA) sebagai inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional. “Tahun ini, Digital Talent Scholarship akan memberikan pelatihan digital teknis bagi 200 ribu peserta dengan tema terkait keamanan siber, kecerdasan buatan, mahadata, komputasi awan, dan programing,” ujar Menkominfo.

Sampai Selasa (17/5/2022) tercatat sudah 73 ribu peserta yang mendaftar. Program ini mencakup seluruh pelosok tanah air di 34 provinsi, 514 kabupaten dan kota, siapa saja bisa mendaftar.

Pelatihan tersebut dibagi ke dalam tujuh akademi yang meliputi Vocational School Graduate Academy, Government Transformation Academy, Digital Entrepreneurship Academy, Professional Academy, Tematic Academy, Fresh Graduate Academy, dan Talent Scouting Academy.

Adapun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kabalitbang) Kementerian Kominfo Hary Budiarto menyatakan, terdapat syarat dan ketentuan teknis ketika masyarakat ingin mendaftarkan diri. “Ketika mereka mendaftar terus mendapatkan akun kemudian melengkapi seleksi administrasi seperti KTP, ijazah dan sebagainya. Setelah itu, ada tes substansi bagi mereka yang masuk,” jelasnya.

Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo menyontohkan program pelatihan Professional Academy yang memerlukan tes substansi seperti kemampuan untuk mengetahui pemograman. "Setelah itu mereka lulus baru mengikuti pelatihan, ketika sudah selesai pelatihannya nanti ada lagi tes untuk mendapatkan sertifikat kelulusan mengikuti pelatihan. Selanjutnya, mereka kita minta untuk mengajukan sertifikasi baik internasional maupun nasional," jelasnya.

Sebagai implementasi triplehelix (sinergi pemerintah, kampus, dan swasta), pelaksanaan program Digital Talent Scholarship bekerja sama dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia serta perusahaan teknologi lokal dan global. Tercatat perusahaan IT yang terlibat seperti Alibaba, AWS, Cisco, Google, Red Hat, Oracle, Microsoft, Mastercard, EC-Council, Huawei, Progatge, Skilvul, DQLab, MyEduSolve, Dicoding, Rakamin, Teknoblox, Hellomotion, Binar Academy, Hacktiv8, Agate, Indobot, Tempo, Gojek, Tokopedia dan Techready Community.

Lewat program Digital Leadership Academy, Kementerian Kominfo akan memberikan pelatihan digital tingkat lanjut bagi 550 pimpinan sektor publik dan swasta yang bekerja sama dengan delapan universitas ternama dunia. Apa saja kampusnya? Delapan kampus itu adalah Harvard Kennedy School, Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Cornell University, Imperial College London, Massachusetts Institute of Technology, dan University of Cambridge.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari