Semangat Sabilulungan atau gotong royong dalam pertemuan Education Working Group (EdWG) G20 diharapkan mendorong munculnya kebijakan, inovasi, dan inspirasi yang bermanfaat.
Agenda prioritas dalam Pertemuan Kedua Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau Education Working Group (EdWG) G20 di Bandung, Jawa Barat, 18-19 Mei 2022 menghasilkan pembahasan yang lebih mendalam.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebagai pengampu EdWG G20, menginisiasi pembahasan untuk membawa hasil-hasil dari EdWG G20 secara lebih luas lagi, yakni kepada negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui pertemuan Konferensi Transformasi Pendidikan atau Transforming Education Summit (TES).
TES merupakan sebuah wadah untuk memobilisasi semangat, komitmen, dan kemauan politik yang lebih besar untuk memulihkan kemunduran pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) yang keempat akibat pandemi, menata kembali pendidikan, dan mempercepat kemajuan pendidikan dan perwujudan SDGs 2030.
Draf laporan yang disusun Kemendikbudristek, bekerja sama dengan UNESCO, mendapat dukungan dari para delegasi EdWG G20. Pada pertemuan yang digelar secara daring itu, Kogirima Atsushi, Director of Office for International Affairs Division, Minister's Secretariat/Ministry of Education, Culture, Sport, Science and Technology, Japan, mengapresiasi Indonesia atas upaya yang dilakukan dalam menyelenggarakan pertemuan ini.
"Jepang menyambut baik usulan Indonesia untuk berbagi pembahasan dari negara G20 di Transforming Education Summit," ucap Kogirima Atsushi pada hari kedua pertemuan kedua EdWG G20, Kamis (19/5/2022).
Pihak UNESCO dan UNICEF menyebut, inisiatif Kemendikbudristek untuk membawa laporan hasil EdWG G20 ke TES merupakan strategi yang sangat tepat dalam rangka memprioritaskan pemulihan sistem pendidikan dunia dari dampak pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun. UNESCO juga mendorong dilibatkannya prinsip gotong royong sebagai kerangka kerja dalam laporan tersebut.
Chair EdWG G20 Iwan Syahril mengatakan, melalui pertemuan kali ini, Kemendikbudristek sangat mengharapkan partisipasi aktif dalam upaya global memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata, serta mempromosikan kesempatan belajar secara berkelanjutan untuk semua. “Dalam hal ini, kami percaya, pertemuan EdWG G20 ini akan menjadi momen bersejarah dalam perjalanan kita menuju dunia yang lebih baik di masa yang akan datang,” katanya.
Sebelumnya, agenda hari pertama pertemuan kedua EdWG G20 telah diawali dengan penyampaian tanggapan terhadap laporan EdWG G20 2022 yang diharapkan menjadi referensi bagi negara-negara di dunia dalam upaya global memulihkan sektor pendidikan.
Adapun alasan Kota Bandung, Jawa Barat, dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan EdWG G20, Kemendikbudristek ingin merefleksikan filosofi masyarakat Sunda yang sangat relevan dengan semangat gotong royong, yaitu Sabilulungan. Kemendikbudristek mengajak para delegasi untuk mencapai tujuan bersama dan berperan aktif di dalam pertemuan tersebut.
Sabilulungan adalah kearifan lokal yang lebih dari sekadar mengedepankan perilaku gotong royong, melainkan juga silih asah, silih asih, silih asuh, dan silih wawangi, serta mengesampingkan perbedaan untuk mencapai tujuan besar bagi kepentingan bersama.
Silih asah mengandung makna saling menajamkan pikiran dan berbagi informasi. Silih asih berarti saling mengasihi, silih asuh adalah saling membimbing, dan silih wawangi dapat diartikan sebagai saling memberikan dukungan. Nilai luhur yang melekat di masyarakat Pasundan ini menjadi salah satu alasan pemilihan Kota Bandung sebagai lokasi penyelenggaraan pertemuan kedua EdWG G20.
Semangat Sabilulungan atau gotong royong dalam pertemuan EdWG G20 diharapkan dapat mendorong munculnya kebijakan, inovasi, dan inspirasi yang bermanfaat bagi kepentingan nasional maupun global
Pada pertemuan kedua Kelompok Kerja Pendidikan G20 yang dibuka pada Rabu (18/5/2022) dan berlangsung selama dua hari secara hibrida ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, peran gotong royong sebagai landasan transformasi pendidikan Indonesia melalui terobosan Merdeka Belajar sekaligus menjadi dasar agenda prioritas bidang pendidikan G20.
"Saya sangat percaya bahwa gotong royong adalah kunci transformasi guna menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua dan transformasi menuju masa depan yang lebih baik, lebih berkelanjutan," tukasnya.
Ekosistem pendidikan Indonesia, disampaikan Mendikbudristek, secara bergotong royong telah melakukan akselerasi transformasi sebagai solusi krisis pembelajaran yang sudah menahun dan diperparah oleh pandemi. Melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar, pemulihan pembelajaran dilakukan, antara lain, dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan Program Guru Penggerak.
Pada Presidensi G20 2022 oleh Indonesia, terdapat empat agenda EdWG yang menjadi prioritas pembahasan, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca-Covid-19.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari