Indonesia.go.id - Ketahanan Pangan Dalam Tari Boboko Mangkup

Ketahanan Pangan Dalam Tari Boboko Mangkup

  • Administrator
  • Selasa, 27 Agustus 2019 | 09:29 WIB
TARIAN BUDAYA
  Tari Boboko Mangkup. Foto: Indonesia Karya

Ada tarian tradisional etnis Sunda, Jawa Barat, yang belum sepopuler tari-tarian semisal tari jaipong, tari merak, dan tari topeng. Tarian tersebut adalah tarian Boboko Mangkup yang menarik untuk kita lihat. Keunikan dari tarian ini adalah properti yang digunakan berukuran begitu besar hingga mampu menutupi tubuh seorang anak kecil.

Pertunjukan tari boboko mangkup biasanya melibatkan 12 (dua belas) orang penari, yang terdiri dari 1 (satu) orang penari laki-laki, 5 (lima) orang penari perempuan, dan 6 (enam) orang penari anak-anak. Di awal pertunjukan, dari bakul yang besar akan muncul para penari. Mereka kadang membawa benda-benda yang menarik. Bisa penari perempuan dengan mahkota yang tinggi, atau bisa juga penari yang membawa ular. Kejutan ini yang selalu menarik perhatian penonton selama pertunjukan.

Sesudah itu, para penari perempuan akan menari dengan gerakan yang dinamis sambil membawa boboko dengan iringan musik. Semua itu membuat suasana semakin hidup dan menghibur siapa saja yang menyaksikannya. Lalu para penari perempuan menaburkan bulir beras ke udara dan jatuh ke tanah. Setiap mereka melakukan itu, para penari laki-laki memunguti bulir beras itu kembali.

Aksi tarian ini terlihat seperti permainan yang lucu, tetapi sesungguhnya tarian ini memiliki pesan tersendiri, terutama sebagai simbol ketahanan pangan. Dalam tradisi masyarakat Sunda, boboko dan beras merupakan hal yang penting bagi kehidupan dan juga lambang dari kesatuan dalam hidup bermasyarakat.

Selain itu, boboko atau tempat nasi juga diibaratkan sebagai wadah atau tempat kehidupan. Ketika boboko telah terisi oleh nasi, maka keberlangsungan kehidupan akan terus berjalan. Tetapi jika boboko dalam posisi mangkub atau tertelungkup, hal ini menggambarkan kehidupan dan kondisi masyarakat yang sedang sulit. Karena itu, masyarakat berusaha keras agar boboko atau bakul jangan sampai kosong tanpa terisi.

Hal ini juga terkait dengan ajaran jalan menuju keutamaan hidup dalam budaya Sunda. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Dalam pertunjukannya, Tari Boboko Mangkup ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional seperti kendang, kecapi laras salendro, kecapi laras madenda, suling, kolotok, kecrek atau simbal, dan gong besar.

Sebagai seni tarian sunda yang menarik, tari boboko mangkup kerap dipentaskan oleh penari pada acara-acara hiburan, hajatan, atau upacara menyambut tamu kehormatan. Jadi, jika kita terpikat dengan tarian ini, ingat juga filosofi yang terkandung di dalamnya. (K-HP)

Berita Populer