Indonesia.go.id - Semakin Panjang Libur, semakin Laju Putaran Roda Ekonomi

Semakin Panjang Libur, semakin Laju Putaran Roda Ekonomi

  • Administrator
  • Minggu, 25 Juni 2023 | 08:05 WIB
PARIWISATA
  Wisatawan menikmati suasana sore di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, Senin (26/6/2023). Memasuki masa liburan sekolah dan cuti bersama Idul Adha 1444H kunjungan wisata di sejumlah destinasi ramai dikunjungi sekaligus mendorong peningkatan okupansi hotel hingga 75 persen. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dan pihak terkait diharapkan memanfaatkan momentum liburan panjang demi mendorong perputaran roda ekonomi.

Pemerintah telah mengeluarkan keputusan penting soal libur bersama perayaan Iduladha 1444 Hijriah pada 28--30 Juni 2023. Keputusan itu tentu disambut gembira oleh masyarakat.

Dengan adanya libur bersama selama tiga hari menjadi saat yang tepat untuk berwisata bersama keluarga. Potensi tempat liburan, destinasi wisata nusantara, sangat dimungkinkan untuk dikunjungi selama libur bersama tersebut.

Kebijakan libur bersama nasional terkait Iduladha 2023 diputuskan secara bersama oleh tiga menteri, yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Abdullah Azwar Anas. Tentu saja, keputusan pemerintah dengan menambah jumlah hari libur nasional pada tahun ini bisa menjadi sentimen positif untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata di tanah air.

Abdullah Azwar Anas menyatakan, penambahan hari libur itu bisa mendongkrak ekonomi dan mobilitas masyarakat pada Hari Raya Iduladha. “Saat ini kan juga sedang libur anak-anak sekolah, sehingga kualitas keluarga ini supaya ke depan semakin bagus,” katanya, Selasa (20/6/2023).

Tentu saja penambahan hari libur tersebut direspons positif Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Menurutnya, penetapan hari lbur panjang Iduladha bertepatan dengan libur sekolah yang cukup panjang selama tiga pekan. Dia mengajak masyarakat Indonesia untuk menghabiskan momen liburan sekolah dan Iduladha untuk berwisata di Indonesia.

Sandiaga mengatakan masa liburan yang dimulai sejak 29 Juni hingga 16 Juli atau selama tiga pekan patut dimanfaatkan oleh wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata di Indonesia.

“Ini adalah potensi yang besar dan kita harus betul-betul memanfaatkan kesempatan ini untuk bangga berwisata ‘Di Indonesia Aja’,” katanya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (12/6/2023).

Sandiaga juga mengajak para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dan pihak terkait memanfaatkan momentum liburan panjang demi mendorong program Kemenparekraf. Program itu seperti pengembangan desa wisata dan event yang dapat memperkuat promosi sektor parekraf di Indonesia.

Salah satu program yang dikembangkan Kemenparekraf untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia adalah meluncurkan E-Booklet “Mudik Jelajah Masjid #DiIndonesiaAja” dalam rangka menyambut musim mudik Iduladha pada 29 Juni 2023. “Ini bisa menjadi referensi [wisatawan] kesempatan untuk menyaksikan kegiatan kurban di masjid-masjid di seputaran jalur mudik. Jadi ini safari masjid dalam rangka menikmati wisata minat khusus,” katanya.

Nah, bagaimana dengan respons pelaku perhotelan dengan adanya kebijakan tersebut. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dalam keterangannya menyambut baik kebijakan tersebut.

Ketua Umum PHRI Hariyadi B Sukamdani memperkirakan, tingkat penghunian kamar hotel atau okupansi hotel menjelang libur panjang sekolah tahun ini bisa melebihi level pada 2019. Dia menjelaskan, okupansi hotel yang meningkat itu karena suplai kamar yang bertambah, di samping permintaan yang juga ikut terkerek.

“Perkiraan kami sudah bisa menyamai 2019 atau lebih. Trennya akan naik, kemungkinan besar itu akan sama, akan pulih seperti 2019,” kata Hariyadi.

Selama pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia pada awal 2020, sektor perhotelan di sejumlah wilayah terpukul hebat. Wilayah itu seperti Bali, Manado, Batam, dan Bintan yang disebut sebagai daerah yang paling terpuruk lantaran wilayah itu paling banyak bergantung pada wisatawan mancanegara.

Hariyadi menyebutkan tingkat okupansi hotel dapat meningkat lebih besar lagi jika wilayah tersebut bisa pulih tahun ini. Sepanjang 2023, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 8,5 juta, sedangkan pada 2019, pemerintah menargetkan sebanyak 16 juta kunjungan.

Adapun, jumlah kunjungan wisman pada kuartal I-2023 tercatat 2,25 juta kunjungan atau naik 508,87 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

“Jadi kita nunggu daerah yang didatangi oleh wisman, karena kendalanya masih ada, belum seperti 2019 untuk jumlah wisatawannya,” ujarnya.

Mungkin laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bisa menjadi referensi soal bisnis perhotelan saat ini. Menurut data BPS, okupansi di hotel bintang pada April 2023 mencapai 41,37 persen, naik 7,14 poin secara tahunan (year-on-year/yoy) dan turun 4,88 poin secara bulanan (month-to-month/mtm).

Untuk okupansi hotel nonbintang pada April 2023 mencapai 21,87 persen, meningkat 4,47 poin secara tahunan dan 0,61 poin secara bulan. Rata-rata lama tamu menginap di hotel bintang mengalami kenaikan sebesar 0,01 poin dibandingkan tahun lalu, yaitu mencapai 1,63 hari.

Harapannya, semoga masyarakat bisa mengoptimalkan cuti bersama pemerintah dengan membanjiri destinasi wisata di nusantara, minimal tempat wisata di seputaran kita tinggal, sehingga aktvitas itu turut membantu pemulihan ekonomi pelaku pariwisata setempat.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari