Lomba di perairan danau vulkanik terbesar di dunia memberikan sensasi tersendiri bagi sekitar 94 pebalap dari 22 negara.
Perhelatan kejuaraan dunia balap jetski tahun 2023 bertajuk Aquabike World Jetski Championship 2023 di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara telah berakhir pada Minggu (26/11/2023) lalu. Event balap jetski pertama kali yang diadakan di Indonesia tersebut menambah panjang kegiatan olahraga yang bertitel kejuaraan dunia di tanah air sepanjang tahun ini.
Sebut saja Piala Dunia Bola Basket, F1 Powerboat, kejuaraan bulu tangkis Indonesia Open, MotoGP dan Superbike hingga Piala Dunia Sepak Bola FIFA U-17. Semua itu membuat mata dunia tertuju ke Indonesia di sepanjang 2023. Melalui agenda tersebut, pemerintah secara eksplisit menegaskan kembali ide olahraga pariwisata atau sport tourism sebagai salah satu poin penting di dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) 2021-2045.
Hal itu pula yang diusung lewat kolaborasi pemerintah pusat dan daerah saat menggelar kejuaraan dunia jetski selama lima hari berturut-turut di empat kabupaten Provinsi Sumatra Utara, yakni Karo, Dairi, Samosir, dan Toba pada 22--26 November 2023. Dalam lima hari pelaksanaan, dampak nyata yang paling terlihat adalah membludaknya tingkat kunjungan wisatawan pada keempat lokasi perlombaan.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, angka kunjungan saat digelarnya event Aquabike di kawasan Danau Toba mencapai hampir 100.000 orang. Angka tersebut jauh melampaui target pemerintah yang hanya sekitar 14.000 orang. Sandiaga menuturkan bahwa konsep sport tourism sedang digandrungi oleh banyak negara.
Itu sebabnya Indonesia tidak ingin ketinggalan momentum untuk ikut terlibat di dalamnya. "Apalagi Indonesia punya modal keindahan alam dan kekayaan budaya yang belum tentu dimiliki oleh bangsa lain. Ini bisa kita kemas sedemikian rupa untuk mendukung agenda olahraga berkelas dunia," ucap Sandiaga seperti dikutip dari Antara.
Hal serupa turut diungkapkan oleh Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu. Menurutnya, pelaksanaan kejuaraan dunia jetski ini memotivasi pihaknya untuk terus konsisten menggelar kegiatan berkonsep sport tourism di Kabupaten Dairi. Bukan sekadar berlomba, Kabupaten Dairi juga menawarkan aktivitas menarik lainnya yang didukung kondisi geografis yang indah.
"Aquabike telah memberi inspirasi bagi Kabupaten Dairi untuk potensi olahraga pariwisata lainnya seperti hiking, sepeda, lari lintas alam, hingga panjat tebing. Kami bersyukur Dairi bisa menjadi bagian dari kejuaraan dunia karena agenda tersebut menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk melihat hal luar biasa di kabupaten kami," ucap Eddy.
Kabupaten Dairi menjadi salah satu tuan rumah pelaksanaan ajang Aquabike 2023 untuk kategori Endurance. Sebanyak 22 pembalap nasional dan dunia bersaing untuk menjadi juara dalam lomba yang berlangsung di Pantai Tao Silalahi. Dalam pandangan Bupati Samosir Vandiko T Gultom, kejuaraan Aquabike di Danau Toba adalah media promosi gratis bagi pelaku usaha untuk bersentuhan langsung dengan calon konsumen dari luar negeri.
Seperti dikutip dari laman resmi Aquabike World Championship, kejuaraan ini bernaung di bawah Union Internationale Motonautique (UIM), badan dunia khusus olahraga powerboating. Sejak diadakan pertama kali pada 1995, kejuaraan ini rutin menggelar balapnya dalam lima kategori besar.
Lombanya meliputi sektor putra dan putri terdiri dari Runabout GP1, Ski GP1-Ski GP1 Ladies, Freestyle. Masih ada lagi Circuit, Parallel Slalom, Endurance, Offshore, dan Jet Raid. Keseluruhan lomba memadukan antara kemampuan (skill) si pengendara dan kecepatan mesin jetski yang ditunggangi.
Khusus untuk perhelatan di Danau Toba, balap yang digelar adalah Ski GP1, Runabout GP1, Ski Ladies GP1, Freestyle, dan Parallel Slalom. Aquabike musim 2023 digelar di empat negara yaitu Italia, Hungaria, Lithuania, dan terakhir di Indonesia. Para pebalap datang dari sejumlah negara di antaranya seperti Amerika Serikat, Denmark, Italia, Polandia, Portugal, Prancis, Swedia, Serbia, dan Uni Emirat Arab.
Pihak H2O Racing adalah promotor balap jet air yang pertama kali memperkenalkannya kepada publik di Indonesia termasuk saat F1 Powerboat. Bagi H2O Racing, Danau Toba menawarkan tantangan baru dalam ajang jetski kelas elite yang lebih dulu populer di Eropa sejak era 1980-an tersebut. Toba memberikan pemandangan spektakuler yang tak pernah mereka temui selama pelaksanaan ajang Aquabike di berbagai negara.
Setelah jenuh dengan kawasan pesisir pantai atau danau dataran rendah, kini hadir Danau Toba yang menjadi arena resmi dengan karakter geografis yang lebih menantang. Menurut Direktur H2O Raimondo Di San Germano, karakter Danau Toba sungguh menantang. "Berada di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut dengan tingkat salinitas air berbeda, tentunya memberikan tantangan baru bagi 94 pebalap di kejuaraan tersebut," terang Raimondo.
Elevasi Danau Toba turut berpengaruh pada kinerja mesin karena harus bekerja lebih keras lantaran menipisnya kadar oksigen pada ketinggian tersebut. Otomatis, teknisi dari setiap tim peserta harus memutar otak untuk mencari setelan terbaik untuk mesin jetski mereka.
Selain itu, Danau Toba yang terbentuk akibat letusan gunung api super pada 74.000 tahun silam turut mempengaruhi salinitas air. Berdasarkan penjelasan Raimondo, sejumlah pebalap menyampaikan bahwa mereka merasakan entakan dan hantaman air lebih keras saat melaju di atas Danau Toba.
Pria berkebangsaan Italia itu meyakinkan bahwa ungkapan tersebut bukan keluhan, melainkan respons bagaimana para pembalap merasakan pengalaman baru ketika berlaga di Toba. Keunikan geografis di Danau Toba adalah tantangan yang harus diatasi para pembalap dan tim untuk menyabet titel juara dari ajang yang digelar di empat kabupaten tersebut.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari