Kertoembo, kampung terpencil di lembah Gunung Wilis, menyimpan keindahan alam yang unik dengan sinar matahari terbatas. Dijuluki 'Surga Tersembunyi', kampung ini menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi para petualang yang mencari ketenangan dan pesona alam yang memukau. Eksplorasi Kertoembo, tempat dengan sejarah Belanda dan pemandangan memikat, akan menjadi petualangan yang berbeda dari biasanya.
Kertoembo atau Toembo, begitulah sebutan kampung di Desa Kare, Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, Jawa Timur ini. Lantaran lokasinya yang tersembunyi di lembah Gunung Wilis, Kertoembo tak banyak diketahui publik. Kampung yang hanya dihuni empat kepala keluarga (KK) itu juga terpencil di tengah kebun kopi Kandangan.
Yang menarik tentang Kampung Kertoembo adalah, selain terpencil, Kertoembo adalah satu dari sedikit daerah di tanah air yang minim sinar matahari. Itu terjadi lantaran kampung peninggalan Belanda ini letaknya berada di antara tebing curam atau di lembah Gunung Wilis.
Di kampung yang terletak di sekitar 3 kilometer dari Pabrik Kopi Kandangan atau sekitar 7 kilometer dari pusat keramaian Desa Kare (Pasar Gondosuli) Kecamatan Kare, mentari hanya bersinar mulai pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore, selebihnya terasa seperti berkabut khas hawa pegunungan. Itu pun jika cuaca cerah.
Selain daerah yang masih asli dan oleh para petualang menjulukinya 'Surga Tersembunyi di Lembah Wilis', sejumlah daerah/kota di Indonesia juga ada yang minim sinar matahari. Fenomena yang tidak biasa, mengingat Indonesia yang beriklim tropis, umumnya mendapat sinar matahari melimpah sepanjang tahun. Itu karena, beberapa daerah yang lebih sedikit mendapat paparan matahari, seringkali karena cuaca mendung atau ketinggian tempat yang menyebabkan kabut tebal.
Meski kurang paparan sinar matahari, namun daerah-daerah tersebut menawarkan pesona unik yang berbeda dari destinasi wisata tropis biasa. Berikut adalah beberapa tempat di Indonesia yang minim paparan matahari dan keindahan yang mereka tawarkan, yang dihimpun redaksi www.indonesia.go.id dari berbagai sumber;
- Bukit Tinggi, Sumatra Barat
Rata-rata paparan matahari di Bukit Tinggi, per hari: 3-5 jam. Kota yang terletak di dataran tinggi Sumatera Barat ini, memiliki iklim yang sejuk sepanjang tahun. Ketinggian kota ini yang mencapai 930 meter di atas permukaan laut membuatnya sering diselimuti kabut tebal, terutama pada pagi dan sore hari.
Selain cuacanya yang sejuk, Bukit Tinggi juga dikenal dengan keindahan alamnya, seperti Ngarai Sianok, dan warisan budayanya, seperti Jam Gadang dan Istana Pagaruyung.
- Bandung, Jawa Barat
Bandung, yang dikenal sebagai "Paris van Java," rata-rata paparan matahari per hari: 4-6 jam. Kota ini merupakan salah satu destinasi wisata populer di Indonesia dengan iklim yang relatif sejuk.
Terletak di dataran tinggi, Bandung sering mengalami cuaca mendung dan hujan, terutama pada musim penghujan. Kota ini menawarkan berbagai tempat wisata, mulai dari pegunungan, kebun teh, hingga factory outlet yang menarik wisatawan untuk berbelanja.
- Malang, Jawa Timur
Rata-rata paparan matahari di Kota Malang per hari: 4-6 jam. Kota di Jawa Timur ini, juga dikenal dengan iklimnya yang sejuk dan seringkali mendung. Terletak di antara pegunungan, Malang menawarkan pemandangan alam yang memukau dan udara yang segar. Tempat-tempat wisata seperti Gunung Bromo, Coban Rondo, dan Taman Rekreasi Selecta menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dari hiruk-pikuk perkotaan.
- Dieng, Jawa Tengah
Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah adalah salah satu destinasi yang terkenal. Rata-rata paparan matahari di sini per hari: 2-4 jam. Dengan paparan sinar matahari yang terbatas, serta letaknya di ketinggian, cuaca di Dataran Dieng sangat dingin. Daerah ini sering kali diselimuti kabut tebal, terutama di pagi hari.
Kawasan Dieng dikenal dengan candi-candi kuno, telaga-telaga alami, dan kawah-kawah aktif yang menawarkan pemandangan eksotis dan suasana mistis.
- Lembang, Jawa Barat
Terletak di sebelah utara Bandung, Lembang merupakan destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam dan udara sejuk. Di Lembang, matahari rata-rata bersinar antara 4-6 jam per hari. Di sini, kerap terjadi mendung dan disertai hujan.
Daerah Lembang dikelilingi oleh pegunungan dan perkebunan teh, memberikan pemandangan yang menenangkan. Tempat wisata seperti Tangkuban Perahu, Farm House Lembang, dan Observatorium Bosscha menjadi tujuan favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati udara segar dan pemandangan indah.
Tips memilih destinasi wisata
Berikut adalah sejumlah pertimbangan saat memilih berwisata di daerah minim paparan matahari.
- Pengalaman yang Berbeda:Wisata di daerah dengan paparan matahari yang lebih sedikit memberikan pengalaman yang berbeda dari wisata pantai atau destinasi tropis lainnya. Suasana sejuk dan mendung menawarkan sensasi liburan yang lebih tenang dan santai.
- Keindahan Alam: Daerah-daerah ini sering kali dikelilingi oleh pegunungan, hutan, dan perkebunan yang menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Udara segar dan lingkungan yang hijau menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
- Budaya dan Sejarah: Banyak daerah minim paparan matahari di Indonesia yang kaya akan budaya dan sejarah. Wisatawan dapat mengeksplorasi candi-candi kuno, istana bersejarah, dan warisan budaya lokal yang menambah nilai edukatif dalam perjalanan mereka.
Mengunjungi daerah yang minim paparan matahari dapat menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana berbeda dan menikmati keindahan alam yang unik. Selain lima daerah yang minim paparan matahari dan terkenal sebagai destinasi wisata, di tanah air juga masih ada daerah lain yang layak masuk daftar sebagai daerah yang menarik untuk dikunjungi. Bukan semata-mata karena kurang paparan sinar matahari, namun lantaran enak untuk dinikmati tempat refreshing.
Jadi, jika Anda mencari destinasi liburan yang sejuk dan menawarkan pemandangan menakjubkan, daerah-daerah tersebut di atas patut untuk dimasukkan dalam daftar perjalanan Anda.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari