Gunung Bromo di kelilingi tanah yang menawan. Desa-desa di kawasan itu jadi tempat yang berlimpah berkah. Kesuburan tanahnya membuat kawasan itu sejahtera dan makmur. 

Pada foto udara tampak lahan pertanian di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (22/6/2025).

Naskah : Bismo Agung

Gunung Bromo di kelilingi tanah yang menawan. Desa-desa di kawasan itu jadi tempat yang berlimpah berkah. Kesuburan tanahnya membuat kawasan itu sejahtera dan makmur. 

Pada foto udara tampak lahan pertanian di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (22/6/2025).

Naskah : Bismo Agung

Selain upacara Kasada, sebuah festival digelar pula tiap tahunnya. Festival itu bertajuk Eksotika Bromo 2025. Dalam festival budaya yang berlangsung di lautan pasir Gunung Bromo pada 20-22 Juni 2025, ragam budaya dipertunjukkan untuk mendongkrak sektor pariwisatadi Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sebagai gelaran budaya, beragam seni tradisi, sekaligus menyuarakan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas dihadirkan. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

Penari dari lintas provinsi turut mempersembahkan tarian dari masing-masing daerah. Namun, unsur tarinya diharuskan memiliko nuansa Kidung Tengger. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

Pagelaran tahun ini mengusung tema 'Ruwat Rawat Segoro Gunung'. Sebuah tema besar untuk mengenalkan sejarah dan budaya Suku Tengger, sekaligus penonton diajak menjaga lingkungan. ANTARA FOTO/ Irfan Sumanjaya

Diikuti oleh ratusan penari dari sejumlah daerah dan sanggar budaya, festival ini memadukan keindahan Gunung Bromo dan kesenian tari kembali hadir. Digelar di lautan pasir, tarian tradisional berpadu dengan tarian modern. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

Eksotika Bromo diselenggarakan dua hari 20 – 21 Juni 2025. Berlatar belakang Gunung Batok dan Kawah Gunung Bromo, Eksotika Bromo melibatkan 600 penari di hari pertama. Sedangkan di hari kedua ada 1.000 penari.ANTARA FOTO/ Irfan Sumanjaya