Indonesia.go.id - Sosok Menteri Baru Peraih Penghargaan Antikorupsi

Sosok Menteri Baru Peraih Penghargaan Antikorupsi

  • Administrator
  • Rabu, 23 Desember 2020 | 03:41 WIB
PROFIL MENTERI
  Tri Rismaharini ditugaskan Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial. Foto: ANTARA FOTO

Tri Rismaharini kini menjadi orang nomor satu di Kementerian Sosial RI. Peraih penghargaan Bung Hatta Anticoruption Award itu dipilih Presiden Jokowi membantu kinerjanya di Kabinet Indonesia Maju.

Siapa yang tak kenal Wali Kota Surabaya Risma? Wajahnya sering menghiasi halaman surat kabar, laman media daring, dan layar televisi. Bicaranya kerap tanpa tedeng aling-aling, tegas, dan ceplas-ceplos. Risma juga trengginas dalam bekerja. Dia bahkan pernah turun dari mobil dan mengatur lalu lintas di saat terjadi kemacetan di jalan yang sedang dilaluinya. Risma pun tak ragu ikut nyemplung ke selokan dan membersihkan sampah.

Kini Tri Rismaharini dipercaya menjadi Menteri Sosial RI. Ia menggantikan Juliari Batubara yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Bu Tri Rismaharini akan kita berikan tanggung jawab untuk menjadi Menteri Sosial," ujar Presiden Joko Widodo dalam tayangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/12/2020).

Tri Rismaharini, kelahiran Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961, ialah Wali Kota Surabaya yang menjabat dua periode sejak September 2010. Ia meniti karier sebagai  pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak medio 1980-an. Pada rentang 1997-2008, Risma menduduki enam jabatan di Pemkot Surabaya. Pada 2008-2010, Risma dipercaya menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya. Setelah kenyang pengalaman di birokrasi, Risma maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya. Ia berpasangan dengan Bambang Dwi Hartono yang didukung oleh PDI Perjuangan (PDIP). Pasangan itu memenangi Pilkada Surabaya 2010.

Risma menempuh pendidikan tingginya S1 dan S2 di ITS Surabaya. Sebagai birokrat, Risma dikenal pekerja keras, lurus, punya komitmen, dan memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni. Reputasinya sebagai pejabat daerah menjadi perhatian bagi masyarakat. Tak heran dia terpilih menjadi orang nomor satu, sekaligus wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan periode 2010-2015 di usianya yang ke-49 tahun. Sukses di periode pertama, Risma pun meneruskan pada Pilkada 2015-2020. Ia pun kembali terpilih dan melanjutkan tugasnya sebagai kepala daerah. Di periode kedua, namanya terus melambung. Di partainya sendiri, ia ditunjuk sebagai Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024.

Prestasinya memimpin Kota Surabaya tidak hanya mendapat apresiasi dan pengakuan dari kalangan dalam negeri. Ia juga menorehkan reputasi internasional. Sepanjang jabatannya sebagai wali kota, Pemerintah Kota Surabaya sudah meraih 322 penghargaan, baik dari institusi dalam negeri maupun internasional. Di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini, Kota Surabaya berhasil secara berturut-turut meraih tujuh kali Piala Adipura, yakni sejak 2011 sampai 2017 dalam kategori kota metropolitan. Piala Adipura memang diberikan bagi kota-kota di Indonesia yang berhasil menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan.

Pencapaian Risma dalam Piala Adipura ini memasuki puncaknya pada 2016. Ketika itu, Surabaya berhasil menyabet perhargaan Adipura Paripurna. Surabaya juga pernah dinobatkan sebagai kota layak anak (KLA) pada 2018 dengan nilai tertinggi, yaitu kategori utama. Penghargaan yang diraih Surabaya untuk kedua kalinya itu diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Yohana Yembise.

Pada 2013, nama Risma pun masuk Majalah Forbes sebagai salah satu 10 perempuan inspiratif di dunia. Risma pun menerima Penghargaan Women Empowerment Award (WEA) di Singapura dari media China Herald Times yang berbasis di Singapura. Penghargaan itu disabetnya karena dipandang berhasil memberdayakan perempuan. Penghargaan itu sekaligus memberi motivasi dan inovasi sehingga mendorong semua perempuan agar tidak berhenti meningkatkan kualitas diri. Risma juga menggaet penghargaan The President of Association Otherways Management and Consulting Paris-Franc Otherways Management Association Club (OMAC) pada 2017. Kemudian pada 2011, Surabaya meraih penghargaan ASEAN Environtment Suistanable City.

Tak hanya itu, Surabaya juga meraih penghargaan kota terbaik se-Asia Pasifik versi Citynet pada 2012. Penghargaan kota berkelanjutan ASEAN, Enviromentally Award, diraih Surabaya pada 2012. Kemudian dia meraih dua kategori penghargaan tingkat Asia Pasifik dalam ajang FutureGov Award 2013. Selain itu, Taman Bungkul juga mendapatkan penghargaan the Asian Townscape Award dari PBB pada 2013. Tak berhenti di situ, Risma pun meraih World Mayor Commendation sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi World Mayor Project pada 2015 dan masuk 50 tokoh besar dunia pada peringkat 24 versi Majalah Fortune. Risma juga masuk sebagai wali kota terbaik dunia pada Februari versi Citymayors.com.

Pada 2016, Surabaya menjadi pemenang utama IHS Alumni Internasional Awards (Urban Professional Awards 2016) dan penghargaan kedua Startup Nation Award for Local Policy Leadership 2016 pada Startup Nation Summit (SNS) 2016. Lalu pada 22 Maret 2017, Surabaya meraih penghargaan Open Government, kemudian meraih penghargaan The Golden Europe Awards For Quality and Commercial Prestige dan Total Quality Customer Satisfaction dari The President of Association otherways management and consulting Paris-Franc pada 22 April 2017.

Di tahun yang sama, tepatnya pada 9 Oktober, Surabaya meraih penghargaan Innovation for Happines yang diserahkan di Tokyo, Jepang. Kemudian pada 31 Oktober 2017, Surabaya menyabet penghargaan Global Green City dari Global Forum on Human Settlements PBB. Pada 1 Oktober 2018, Surabaya mendapatkan penghargaan UN Habitan Scroll of Honour yang merupakan penghargaan kepada mereka yang mempunyai kontribusi luar biasa terhadap perkembangan dan memperbaiki kehidupan perkotaan, mengelola permukiman dan mengangkat kehidupan masyarakat miskin serta memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Selanjutnya, pada 7 Desember 2018, Surabaya meraih Guangzhou Award: Online Popular City. Penghargaan lain juga didapat pada 26 Januari 2018, antara lain, ASEAN Tourism Forum (ATF) 2018 dalam kategori Asean Clean Tourist City Standard Award, OpenGoV Recoqnition of Excellence 2018. Penghargaan itu diberikan atas inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dalam penggunaan teknologi di sektor pelayanan publik.

Pada 9 Juli 2018, Surabaya meraih predikat special mention Lee Kuan Yew World City Prize 2018. Penghargaan ini memberikan sebagai penghormatan kepada kota-kota yang mampu menciptakan masyarakat perkotaan yang layak ditinggali, bersemangat, dan berkelanjutan.

Berikutnya, 19 September 2019, Surabaya meraih penghargaan Unesco Learning City Award 2017 yang diberikan oleh Global Networking Learning Cities (GNLC). Dan pada 27 September 2017, Surabaya menyabet  penghargaan Govinsider Innovation Awards 2017 yang diberikan oleh UNDP dan lembaga Innovation Labs World.

Belum berakhir, pada 14 September 2018 dalam Kongres UCLG-ASPAC 2018 (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik) di Surabaya, Tri Rismaharini terpilih secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.

Lalu pada 2014, Risma mendapat penghargaan Mayor of the Month sampai menjadi wali kota terbaik ke-3 di dunia pada 2015 versi World Mayor Project. Pada 2014 itu pula, Tri Rismaharini mendapatkan penghargaan bergengsi dari London Summit Leaders, dalam kategori innovative City of the Future. Saat itu, Surabaya jadi satu-satunya kota perwakilan dari Indonesia.

Tri Rismaharini dikenal sebagai sosok yang tegas melawan tindakan korupsi. Berkat kerja kerasnya melawan korupsi, ia mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015. Pada saat menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Program Pembangunan Kota Surabaya, dia mengeluarkan terobosan e-procurement atau lelang pengadaan barang elektronik. Lelang tersebut berjalan secara transparan tanpa adanya gratifikasi.

Risma mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University, Busan, Korea Selatan. Gelar kehormatan tersebut adalah bentuk penghargaan atas profesionalisme dan dedikasi Wali Kota Risma dalam bidang aristektur. Gelar Doktor Honoris Causa ini merupakan kedua kalinya didapatkan dari kampus berbeda. Sebelumnya gelar Doktor Honoris Causa diberikan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, pada 2015.

Tri Rismaharini menikah dengan Djoko Saptoadji dan dikaruniai 2 orang putra-putri bernama Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Editor: Putut Tri Husodo/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini