PRODUK INDONESIA
  Produksi bola sepak di Kedungrejo, Madiun, Jawa Timur. Akan menjadi bola resmi Piala Dunia 2022 di Qatar. PEMPROV JATIM

Ada Produk Indonesia di Piala Dunia 2022

  •   Jumat, 22 Juli 2022 | 20:45 WIB
  •   Oleh : Administrator

Indonesia menjadi produsen bola resmi untuk kejuaraan sepak bola empat tahunan terbesar dunia di Qatar, pada 21 November 2022--18 Desember 2022.

Piala Dunia Sepak Bola adalah kejuaraan olahraga paling meriah dan populer di muka bumi. Miliaran pasang mata selalu menyaksikan dari layar kaca dan jutaan orang lainnya hadir langsung di stadion-stadion untuk mendukung tim-tim nasional kesayangan. Mereka ingin melihat aksi ratusan pesepak bola dari puluhan negara yang datang dari lima benua untuk saling bersaing merebut setiap kemenangan.

Para pesepak bola terbaik itu berebut mengejar si kulit bundar di lapangan hijau sambil diiringi sorak dukungan penonton di stadion. Tahun ini merupakan perhelatan ke-22 kalinya dari kejuaraan empat tahunan tersebut. Qatar menjadi tuan rumah dari hajatan yang bakal digelar pada 21 November 2022 hingga 18 Desember 2022.

Ada 32 negara yang berpartisipasi dan sebanyak 352 pesepak bola, sebagian adalah bintang dunia, siap beraksi pada delapan stadion megah yang telah disiapkan tuan rumah. Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) selaku pengelola Piala Dunia memperkirakan, bakal ada 5 miliar penonton menyaksikan seluruh pertandingan dari layar kaca. Lalu, lebih dari 4 juta lainnya diprediksi melihat langsung di Qatar.

Untuk pertama kalinya, kawasan jazirah Arab dipercaya sebagai tuan rumah ajang paling menyedot perhatian separuh masyarakat dunia. Di antara 32 negara peserta Piala Dunia 2022, memang tidak terdapat nama Indonesia. Meski dibesut pelatih Shin Tae-yong yang sukses meloloskan Korea Selatan ke Piala Dunia 2018, timnas Garuda masih perlu kerja lebih keras lagi untuk bisa masuk dalam ajang dunia ini.

Kendati begitu, lewat Al Rihla, nama Indonesia tetap hadir di Qatar kelak. Al Rihla adalah produk bola sepak resmi yang akan dipakai pada Piala Dunia 2022 dan dibuat di Indonesia serta telah diluncurkan oleh FIFA pada April 2022 lalu.

Nama bola sepak ciptaan Adidas itu berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan. Menurut Ian Richard Netton dalam Encyclopedia of Islam, Second Edition, Al Rihla dapat diartikan sebagai catatan perjalanan. Ini mengacu kepada Rihla, sebuah dokumentasi berbentuk catatan perjalanan Ibnu Battuta, 1325-1354 silam. Dalam manuskripnya, perjalanan melintasi tiga benua sejauh 110 ribu kilometer itu dituliskan Ibnu Battuta usai melaksanakan ibadah haji pada 1325 silam.

Begitu pula dengan Al Rihla ini, dibuat di sebuah industri kreatif skala menengah di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, atau sekitar 7.600 km dari ibu kota Doha, Qatar. Penegasan bahwa bola made in Madiun bisa jadi akan ditendang oleh para bintang top dunia di Qatar seperti Sadio Mane, Son Heung-min, Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo juga diungkapkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Hal itu diutarakannya lewat akun Instagram @khofifah.ip ketika melepas ekspor 50 ribu Al Rihla untuk menjelajahi Amerika Serikat, Brasil, Inggris, Jerman, dan Uni Emirat Arab, Jumat (17/6/2022). Mantan Menteri Sosial itu tak lupa mendoakan agar suatu hari nanti timnas Garuda juga dapat ikut berlaga di Piala Dunia.

"Inilah bola yang akan digunakan pada kompetisi Piala Dunia 2022 di Qatar. Di ajang olahraga terakbar di planet ini, Indonesia punya peran penting di setiap pertandingannya. Al Rihla adalah bola buatan Indonesia yang diproduksi di Madiun yang bakal ditendang oleh bintang-bintang sepak bola dunia. Keren kan?" katanya.

Khofifah menyatakan, produksi dan ekspor tersebut membuktikan warga Madiun dan Jawa Timur telah menjadi bagian dari resonansi ekonomi dunia. Ia berharap, capaian tersebut bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di seluruh Jawa Timur dan bagian dari promosi Program Bangga Buatan Indonesia. Juga menjadi referensi dan gravitasi bagi sektor industri lainnya di masa pandemi Covid-19 dan agar semakin semangat meningkatkan prestasi olahraga.

Seperti disampaikan General Manager PT Global Way Indonesia Jeftha Sunardi Wibowo, Adidas mempercayakan Al Rihla untuk dibuat pihaknya dengan total pesanan hingga 1 juta bola. Kapasitas produksi GWI mencapai 4 juta bola per tahun. "Produksi kita 100 persen orientasi ekspor. Untuk produksi kita ada dua lokasi, yakni di Indonesia dan Tiongkok. Tapi, yang terbesar sekitar 60-70 persen adalah di Madiun ini," kata Jeftha seperti dikutip dari Antara.

Sebagian besar bola produksi Madiun tersebut dipesan untuk memenuhi rak-rak toko resmi Adidas dan mitra mereka di seluruh dunia menjelang perhelatan Piala Dunia 2022. Dalam situs resminya, Adidas menjual setiap bola seharga USD20-USD165 (Rp288.000-Rp2,37 juta). Perusahaan multinasional asal Jerman itu sudah mendesain 14 bola resmi Piala Dunia sejak 1970. Telah dua kali pula mereka memberi kepercayaan industri kreatif dalam negeri untuk memproduksi bola resmi Piala Dunia.

PT Sinjaraga Santika Sport telah lebih dulu memulainya dengan mengerjakan pesanan Adidas untuk membuat Tricolore pada Piala Dunia 1998. Berlanjut dengan Fevernova untuk perhelatan empat tahun kemudian. Berturut-turut membuat bola resmi Jabulani (Piala Dunia 2010), Brazuca (Piala Dunia 2014), dan Telstra 18 (Piala Dunia 2018). Saat itu, Adidas memesan sebanyak 500 ribu bola made in Majalengka untuk tiap Piala Dunia.

 

Sarat Teknologi Tinggi

Bola Al Rihla dibuat dengan teknologi tinggi yang berfokus pada kecepatan sehingga bola bisa bergerak lebih cepat dengan akurasi dan stabilitas yang juga sudah diukur. Desain ini memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya lebih tinggi secara signifikan saat bergerak di udara.

Proses penciptaan bola Piala Dunia 2022 ini dilakukan dengan pengujian data yang ketat di laboratorium Adidas. Pengujian ini dilakukan para legenda pesepak bola ternama seperti mantan penjaga gawang timnas Spanyol Iker Casillas serta mantan striker timnas Brasil, Kaka.

"Ini adalah bola resmi untuk pertandingan Piala Dunia 2022. Berkualitas tinggi dan siap untuk dinikmati oleh para pemain bintang yang tampil di puncak permainan mereka pada panggung terbesar sejagat di Qatar," kata Direktur Pemasaran FIFA, Jean-François Pathy seperti dikutip website resmi mereka, 30 Maret 2022.

Direktur Desain Grafis Sepak Bola dan Hardware Adidas Franziska Loeffelmann, dalam kesempatan sama, menyampaikan bahwa Al Rihla mengakomodasi permainan sepak bola modern saat ini. "Permainannya bergerak lebih cepat. Akurasi dan stabilitas akan menjadi sangat penting. Untuk panggung global terbesar dalam sejarah olahraga, kami membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan inovasi yang radikal," ungkapnya.

Dua desain teknologi baru yakni Speedshell dan CTR-CORE telah membuat Al Rihla mempunyai kecepatan tanpa melewatkan akurasi dan stabilitas. CTR-CORE merupakan bagian inti bola yang inovatif, didesain untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi serta mendukung permainan cepat dengan retensi bentuk dan tekanan udara yang maksimum.

Sedangkan Speedshell adalah bagian kulit bola yang terbuat dari bahan 70 persen polyurethane (PU), 20 persen poliester daur ulang, dan 10 persen viskose. Memiliki tekstur campuran, mikro dan makro. Ini untuk meningkatkan aerodinamika serta menghasilkan tendangan keras dan cepat yang akuratif.

Desain Al Rihla terinspirasi oleh pakaian tradisional Arab, kondura dengan dominasi putih sebagai dasar permukaan bola serta multiwarna yang modern seperti biru, merah, dan hitam termasuk menyisipkan warna bendera Qatar. Desain warna modern tadi membentuk panel yang terdiri dari 20 bentuk, terinspirasi oleh dhow, kapal tradisional bangsa Arab yang berlayar tunggal segitiga.

Uniknya, Al Rihla menjadi bola sepak resmi pertama di Piala Dunia di mana pewarnaan dan pengelemannya memakai bahan dasar air. Ini lebih ramah lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Semoga saja berkolaborasinya industri kreatif lokal dengan jenama global seperti Adidas dalam kegiatan seperti Piala Dunia, akan semakin mengerek nama Indonesia di kancah internasional.


Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari