KBRI di Madrid dan London kompak menggelar jalan santai memperingati HUT RI ke-77 tahun diikuti ratusan peserta dan menarik minat warga asing.
Sinar terik mentari pagi di musim panas Agustus tak menyurutkan langkah Titi dan Martin menuju Puerta de Alcala. Tujuan pasangan antarnegara Indonesia-Spanyol itu, mengutip penjelasan dari website Pariwisata Pemerintah Spanyol, adalah monumen perjuangan rakyat Negeri Matador setinggi hampir 20 meter. Monumen karya Francisco Sabatini tersebut dibangun antara tahun 1769--1778 atas perintah Raja Carlos III.
Ya, hari itu, 21 Agustus 2022, Titi-Martin dan buah hati mereka berkumpul bersama sekitar 100 warga Indonesia di Madrid dan dari sejumlah kota lainnya di Spanyol untuk merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 RI. Semua peserta kompak memakai pakaian bernuansa merah dan putih, seperti bendera nasional Indonesia. Pihak KBRI memakai media sosial untuk menyebarkan informasi acara ini. Disediakan hadiah menarik bagi para peserta dengan penampilan paling unik.
Mereka, tua-muda dan anak-anak, hadir di monumen rakyat Spanyol tadi untuk mengikuti acara jalan santai yang diadakan Kedutaan Besar RI di Madrid. Sebagian anak-anak membawa sepedanya dalam acara ini. Polisi setempat turut mengawal kegiatan ini dan menarik atensi warga Madrid yang melintas. Pukul 9.00 waktu setempat, Duta Besar Muhammad Najib melepas para peserta.
Rutenya melewati air mancur Plaza de la Cibeles, berbelok ke Paseo del Prado. Tak sedikit dari mereka yang bertanya kegiatan yang dilakukan warga Indonesia ini. Peserta kembali berbelok saat melewati air mancur Fuente de Neptuno menyusuri Plaza de la Lealtad. Terus ke Calle de Antonio Maura, masuk ke pintu selatan Retiro Park, sebuah taman terkenal di Madrid.
Jalan santai pun berakhir di Danau Retiro yang terdapat di tengah-tengah taman yang dibangun pada kurun 1634--1636. Di sekitar danau ada monumen dan patung Raja Alfonso XII sedang menunggang kuda. Taman bernama resmi Parque del Buen Retiro seluas 125 hektare dengan koleksi 15 ribu pohon itu adalah salah satu warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 2021.
Najib ikut duduk beralas tikar plastik bersama warga Indonesia saat beramah-tamah di salah satu sudut hijau Retiro Park sambil menyantap nasi kotak. Ia menjelaskan alasan perayaan 17 Agustus dilakukan di area terbuka. Biasanya kegiatan ini diadakan di kantor kedubes berkelir putih berlantai tujuh yang beralamat di Calle de Agastia nomor 65, sekitar 5 kilometer dari Retiro.
"Kalau sebelummya kita menggelar upacara di kedubes, dalam suasana yang formal, di sini kita bisa rileks dan dalam suasana yang santai sambil menikmati hijaunya Retiro Park ini. Kita juga sambil mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Spanyol. Karena ada di antara mereka yang lebih kenal Bali dibandingkan Indonesia," kata Najib.
Titi dan Martin yang bermukim di Madrid mengaku ikut bahagia bisa berkumpul dengan warga Indonesia lainnya di Retiro Park. "Kami senang bisa bertemu dan bersama-sama merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia di Retiro Park. Ini momentum langka buat kami," kata Titi.
Lain lagi cerita Linda dan Ted, pasangan Indonesia-Spanyol yang telah menetap di Madrid sejak 2019. Linda mengaku kangen berkumpul dengan warga Indonesia lainnya sejak awal masuk Madrid. Semula ia berharap perayaan 17 Agustus dua tahun lalu itu bisa menjadi ajang temu rindu, namun pandemi telah membuyarkan mimpinya. "Saya dan suami senang sekali kumpul di Retiro ini bareng warga Indonesia lainnya, setelah dua tahun tidak bisa ke mana-mana karena pandemi," ujarnya.
Ikon London
Sementara itu, sekitar 1.792 kilometer tenggara Madrid, tepatnya di Ibu Kota London, kegiatan serupa juga digelar oleh KBRI setempat pada 15 Agustus 2022. Rutenya dari South Bank menuju kantor KBRI di 30 Great Peter Street, menempuh perjalanan selama 40 menit melintasi sejumlah ikon terkenal London. Pesertanya memakai pakaian bernuansa merah-putih dan dibagi dalam beberapa regu serta melewati sejumlah pos.
Jalan santai diikuti sekitar 300 peserta dilepas Dubes Desra Percaya sekitar pukul 8.00 waktu setempat dari Jubilee Park di tepi Sungai Thames yang membelah London, tak jauh dari Jembatan Hungerford. "Kami sengaja pilih rute melewati landmark London sekaligus mengenalkan Indonesia kepada warga setempat. Aktivitas jalan santai ini merupakan hal yang umum dilakukan masyarakat di Eropa dan menyehatkan," kata Desra.
Selama jalan santai mereka diminta menyanyikan lagu-lagu nasional dan daerah. Aksi mereka ini mencuri perhatian warga London, beberapa bahkan mengabadikannya. Mereka menyisiri taman hiburan ini sambil melewati pos pertama di London Eye, sebuah arena hiburan berbentuk kincir raksasa berdiameter 120 meter dan tinggi 135 meter. Pos pertama ini jaraknya sekitar lima menit berjalan kaki dari rute awal.
Seperti juga di Madrid, para peserta jalan santai di London ini beberapa kali meneriakkan kata "merdeka" setiap melewati pos. "Ada yang mengira kami sedang berunjuk rasa. Tapi setelah kami jelaskan bahwa ini bagian dari kegiatan merayakan Hari Kemerdekaan RI, barulah mereka paham," kata Maya, salah satu peserta jalan santai.
Selanjutnya peserta melewati Sea Life London Aquarium, objek wisata sekaligus pusat konservasi satwa air tawar dan air laut. Lokasinya hanya sepelemparan batu dari London Eye. Lanjut ke utara, setelah berjalan 200 meter, para peserta langsung bersua bangunan ternama, Jembatan Westminster.
Mereka menyusuri jembatan yang diresmikan pada 18 November 1750 dengan panjang 250 meter dan lebar 26 meter. Pada ujungnya ada Gedung Parlemen Inggris dan Big Ben, menara jam setinggi 96 meter yang diresmikan pada 1859 silam dan menjadi salah satu ciri khas Kota London.
Tepat di Taman Parlemen di mana patung Mahatma Gandhi dan Winston Churchill berada, para peserta langsung berbelok menuju Broad Sanctuary melintasi Westminster Abbey. Ini adalah gereja tua berusia 1.062 tahun dan tempat upacara pernikahan dan pemakaman di lingkungan keluarga Kerajaan Inggris, termasuk saat Putri Diana wafat.
Tepat di garis akhir yaitu kantor KBRI London yang jaraknya hanya 1,2 km dari Istana Buckingham dan 2 km dari Hyde Park, taman kota terluas di Inggris, para peserta jalan santai melepaskan dahaga mereka. Stan makanan dan minuman khas Nusantara pun langsung diserbu. Aneka kuliner seperti sate ayam, soto, bakso, batagor, es cendol, dan es cincau telah tersaji.
Seperti inilah masyarakat Indonesia di luar negaranya merayakan Hari Kemerdekaan. Sambil berolahraga, mereka ikut mengenalkan negara tercinta kepada bangsa lain. Tentu saja tak lupa mencicipi aneka kuliner khas Nusantara sebagai obat pelepas rindu akan tanah air.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari