Indonesia.go.id - Saksi Bisu Lahirnya Bintang Dunia

Saksi Bisu Lahirnya Bintang Dunia

  • Administrator
  • Minggu, 2 Oktober 2022 | 08:32 WIB
PIALA DUNIA U-20
  Stadion Gelora Bung Tomo. PEMKOT SURABAYA
Indonesia telah menyiapkan enam stadion untuk perhelatan putaran final Piala Dunia U-20 dan telah menjalani inspeksi oleh tim dari Federasi Sepak Bola Internasional.

Indonesia dalam waktu kurang dari sembilan bulan ke depan akan menjadi tuan rumah sebuah perhelatan akbar, putaran final sepak bola Piala Dunia U-20. Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA sudah mengeluarkan jadwal resmi turnamen yakni 20 Mei hingga 11 Juni 2023 mendatang.

Sebagai salah satu persyaratan wajib FIFA bagi tuan rumah adalah tersedianya stadion yang mumpuni untuk menggelar pertandingan dan mampu menampung minimal 15 ribu penonton. Mengikuti permintaan FIFA tersebut, Indonesia sejak terpilih dalam Sidang Dewan FIFA di Shanghai, Tiongkok, 24 Oktober 2019 sudah langsung menyiapkan arena pertandingan. Stadion-stadion itu harus layak dipakai sebagai palagan tim-tim nasional dari 24 negara untuk bertarung mengalahkan lawan.

Alhasil, sesuai isi Instruksi Presiden nomor 8 tahun 2020, ada enam stadion di enam kota ditetapkan sebagai lokasi laga putaran final Piala Dunia U-20 2023. FIFA pun sudah menyetujui dan menginspeksi seluruh aspek yang dipunyai di stadion-stadion tersebut pada 8--17 Juni 2022 dipimpin Direktur Kompetisi Usia Muda FIFA Roberto Grassi.

Keenam stadion ini siap menjadi saksi bisu lahirnya calon-calon superstar sepak bola kelas wahid. Mereka akan menjadi saksi kehebatan anak-anak muda usia di bawah 20 tahun dengan talenta dan teknik tinggi ini mengolah si kulit bundar di lapangan hijau, tak kalah cakap dengan para seniornya saat ini.

Seluruh stadion dilengkapi fasilitas penunjang berstandar FIFA seperti lapangan latihan, parkir kendaraan, toilet, pusat jajanan, penerangan dalam dan luar stadion, alat pemadam api, papan skor LED, bangku penonton bertipe tunggal, ruang VVIP, dan lift. Tersedia ruang ganti pemain, kamar bilas dan kolam jacuzi, ruang konferensi pers, serta klinik. Berikut ini adalah profil singkat dari masing-masing stadion.

 

Stadion GBK

Stadion yang terletak di Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat ini berada di dalam Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, sebuah kawasan seluas 279 hektare yang memiliki 16 venue olahraga berstandar dunia. Pemiliknya adalah Kementerian Sekretariat Negara yang dikelola oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno.

Stadion GBK, demikian biasa dikenal, adalah venue tertua dan terbesar dalam hal ukuran dan kapasitas tempat duduk di antara yang lainnya. Konstruksi pembangunan Stadion GBK dimulai pada 8 Februari 1960 untuk keperluan Asian Games 1962. Arsiteknya adalah Friederich Silaban yang juga membangun Masjid Istqlal.

Pada 21 Juli 1962, stadion berkapasitas 100.000 penonton ini selesai dibangun. Ciri khas bangunannya adalah atap temu gelang berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan yaitu dari titik utara ke selatan adalah sepanjang 354 meter. Begitu pula sumbu pendeknya, timur-barat, sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar sepanjang 920 meter.  

Tercatat dua kali stadion yang menjadi kandang tim nasional Indonesia ini mengalami renovasi, 2006 dan 2016. Pada renovasi 2006 dilakukan terkait penyelenggaraan Piala Asia 2007, di mana Stadion GBK menjadi tuan rumah.

Renovasi kedua terjadi pada 2016 untuk keperluan Asian Games 2018. Pada fase kedua ini, wajah Stadion GBK terlihat makin muda dan modern, tak kalah dengan stadion-stadion ternama lainnya di Eropa. Seluruh bangku telah berkursi tunggal lipat antiapi dan bernuansa merah putih selaras dengan warna bendera nasional Indonesia. Daya tampungnya hanya tinggal 77 ribu penonton.

Tak tampak lagi kesan kumuh, lintasan atletik diperbarui, drainase diperbaiki, dan lapangan hijau telah diganti dengan rumput kelas satu berstandar FIFA. Saat Piala Dunia U-20, selain dipakai untuk laga penyisihan, juga digunakan untuk duel final dan perebutan tempat ketiga.

 

Stadion Sriwijaya

Ini adalah stadion terbaik di Pulau Sumatra dan telah mengantongi akreditasi FIFA. Bersama Stadion GBK, Stadion Sriwijaya pernah digunakan sebagai venue Asian Games 2018. Ia menjadi bagian dari Jakabaring Sport City seluas total 325 ha di Kecamatan Jakabaring, sekitar lima kilometer dari Kota Palembang.

Stadion seluas 40 ha itu bersama Jakabaring Sport City dibangun untuk keperluan Pekan Olahraga Nasional ke-16, 2004 silam di Palembang dan mampu menampung hingga 40 ribu penonton. Setelah sukses dengan PON 2004, Stadion Sriwjaya menjadi tempat perhelatan SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013, dan ASEAN University Games 2014.

Saat ini kesebelasan Sriwijaya FC menjadikan stadion kanopi kembar ditopang baja lengkung raksasa itu sebagai kandang mereka untuk berkompetisi di Liga 2 PSSI. Untuk keperluan Piala Dunia U-20, pemerintah telah merenovasi Stadion Sriwijaya dan mengganti tempat duduk dengan yang baru bernuansa merah putih. Stadion kebanggaan Kota Pempek ini akan menjadi lokasi pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia U-20.

 

Stadion Kapten I Wayan Dipta

Stadion ini berada di Desa Blahbatuh, Kota Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali dan diresmikan pada 19 Februari 2003 oleh Bupati Gianyar saat itu Tjokorda Gede Budi Suryawan. Awalnya ia menjadi kandang klub Persegi Gianyar yang pernah berlaga di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2005-2007.

Stadion berkanopi tunggal yang namanya diambil dari pahlawan Bali, Kapten I Wayan Dipta yang gugur dalam usia 20 tahun itu bernuansa serbamerah. Kandang Bali United itu pernah beberapa kali menggelar laga resmi internasional.

Saat ini kapasitasnya 22.931 tempat duduk berkursi tunggal nuansa mayoritas merah dan putih. Untuk Piala Dunia U-20, Stadion Kapten I Wayan Dipta akan menjadi venue laga penyisihan grup.

 

Stadion GBT

Biasa disingkat Stadion GBT, venue ini ada di Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Jawa Timur. Stadion berdiri di atas lahan 100 ha dan diresmikan 6 Agustus 2010 setelah dibangun selama 2,5 tahun sejak 1 Januari 2008. Pemerintah Kota Surabaya adalah pemiliknya. Stadion dilengkapi lintasan atletik delapan jalur sepanjang 400 meter.

Stadion telah menjalani renovasi besar-besaran untuk keperluan venue Piala Dunia U-20. Usai kegiatan itu, kapasitas tampung penonton menyusut menjadi tinggal 46.806 penonton. Itu terjadi setelah seluruh tempat duduk diganti berkursi tunggal bernuansa hijau tua, hijau cerah, kuning, dan abu-abu. Hijau adalah warna dasar dari jersey Persebaya, klub berjuluk Bajul Ijo, penghuni Stadion GBT.

Beberapa laga resmi internasional pernah diadakan di sini, misalnya, Kualifikasi Piala Asia U-20 tahun 2022. Babak penyisihan grup dan semifinal Piala Dunia U-20 bakal digelar di sini.

 

Stadion Manahan

Stadion ini berada di Solo, kota kelahiran Presiden Joko Widodo. Lokasi stadion tepatnya ada di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari. Stadion ini digagas pembangunannya pertama kali oleh Tien Suharto, istri Presiden RI Kedua, Suharto pada 1989 silam. Perlu waktu sembilan tahun untuk mewujudkannya sebelum diresmikan 21 Februari 1998 oleh Suharto.

Stadion seluas 33.300 meter persegi ini bagian dari Kompleks GOR Manahan Solo di atas lahan total 170 ribu meter persegi. Selang beberapa tahun sejak diresmikan, lapangan rumput stadion acap kebanjiran jika hujan lebat tiba. Drainase yang buruk menjadi penyebabnya dan perbaikan pun dilakukan pada September 2008 dan selesai Juni 2009.

Kemudian, Agustus 2018 dilakukan renovasi besar-besaran oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan biaya mencapai Rp330 miliar. Wajahnya berubah total, lebih mirip Stadion GBK. Atapnya kini model temu gelang sehingga penonton tidak kepanasan atau kehujanan.

Bangku stadion yang berjumlah 20 ribu unit sudah berkursi tunggal bernuansa merah dan putih. Lintasan atletik yang berbentuk elips kini lebih modern dan tentu saja drainasenya sudah jauh lebih baik. Pada Februari 2020, Presiden Joko Widodo meresmikan kembali Stadion Manahan yang disebut sebagai miniatur Stadion GBK. Kandang Laskar Sambernyawa ini rencananya akan menjadi lokasi pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia U-20.

 

Stadion Si Jalak Harupat

Lokasinya ada di Desa Kopo, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Stadion ini selama beberapa musim menjadi kandang Persib Bandung. Nama stadion diambil dari pahlawan nasional asal Bandung, Otto Iskandar Di Nata, pemilik julukan Si Jalak Harupat.

Jalak harupat adalah ayam jantan dalam mitologi Sunda yang digambarkan mampu berkokok sangat kuat, tak takut menerjang lawan, serta tak pernah kalah. Otto yang dikenal sebagai pencipta pekik "merdeka" ini merupakan salah satu pendiri Maung Bandung pada 14 Maret 1933.

Stadion berkapasitas 27 ribu penonton ini dibangun Januari 2003 dan diresmikan 26 April 2005. Pemerintah Kabupaten Bandung adalah pemiliknya dan pernah direnovasi pada Januari 2018 untuk perhelatan cabang sepak bola Asian Games 2018.

Renovasi kembali dilakukan untuk keperluan Piala Dunia U-20 yang meliputi penggantian bangku penonton, pembenahan tribun, perawatan rumput lapangan, dan pembongkaran pagar pembatas antara tribun dan lapangan sesuai rekomendasi FIFA. Rencananya, selain menjadi venue pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia U-20, Stadion Si Jalak Harupat juga akan menggelar laga semifinal.  

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari