Indonesia bisa belajar dari Polandia yang mampu memanfaatkan ajang Piala Dunia U-20 untuk mendongkrak penerimaan negara dari kedatangan ratusan ribu pemain ke-12.
Perhelatan Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang di Indonesia akan berlangsung di enam stadion di enam kota. Keenamnya seperti tertuang di dalam Instruksi Presiden nomor 8 tahun 2020 yaitu Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung (Jawa Barat), Stadion Manahan Solo (Jawa Tengah). Kemudian Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya (Jawa Timur), Stadion I Wayan Dipta Gianyar (Bali), dan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang (Sumatra Selatan).
Putaran final Piala Dunia khusus untuk pesepak bola di bawah usia 21 tahun itu akan meloloskan tim nasional 24 negara peserta dari seluruh dunia, di antaranya Indonesia yang menjadi tuan rumah. Sampai berita ini ditulis, sudah sembilan negara memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 termasuk Indonesia yang otomatis menjadi salah satu peserta karena sebagai tuan rumah. Delapan lainnya adalah Amerika Serikat, Republik Dominika, Guatemala, Honduras, Inggris, Italia, Israel, Prancis, dan Slovakia.
Tak hanya timnasnya saja yang akan mendatangi Indonesia, para penggemarnya pun sudah pasti ikut boyongan. Pendukung kesebelasan yang acap dijuluki sebagai pemain ke-12 ini tentunya akan menyesaki kota-kota penyelenggara. Selama hampir satu bulan mereka akan mendukung timnas kesayangan hingga mengantarnya ke tangga juara. Penginapan-penginapan di kota-kota penyelenggara akan terisi penuh.
Peristiwa itu tentu menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk memperkenalkan seluruh potensi pariwisata yang dimiliki. Ini lantaran para pemain ke-12 itu tak hanya menghabiskan waktu bertandang ke stadion menyaksikan kesebelasannya berlaga. Pemain ke-12 ini diyakini juga akan berwisata di negara tropis dengan bentang pantai terpanjang kedua di dunia, mencapai 85.181 kilometer tersebut.
Ketika di Jakarta, mereka dapat menghabiskan waktu berwisata belanja dan keliling kota (city tour) termasuk mampir ke Taman Mini Indonesia Indah yang sudah bersolek rupa. Saat di Bandung, mereka juga dapat menikmati aneka wisata kuliner, belanja, dan alam. Mirip seperti Bandung, saat di Solo, para pendukung kesebelasan timnas dari seluruh dunia tentu penasaran ingin mencari oleh-oleh batik, warisan budaya dunia asli Indonesia.
Mungkin juga sebagian lainnya ingin berwisata mengunjungi Candi Borobodur, salah satu keajaiban dunia yang letaknya sekitar dua jam perjalanan darat dari Solo. Atau melancong ke Candi Prambanan, sekitar satu jam dari Solo. Ketika mereka ada di Surabaya, city tour dan berwisata kuliner bisa dijadikan andalan, seperti halnya yang dapat dilakukan ketika sedang berada di Palembang.
Para suporter dari lima benua itu juga bisa menyeberang dari Palembang ke Bangka Belitung untuk menikmati keindahan pantai pasir putih dan laut birunya yang telah diakui dunia. Atau ketika di Surabaya, mereka juga bisa menjelajahi Taman Nasional Bromo Tengger dan mengarungi lautan pasir serta menjejak jembatan kaca terpanjang di Asia Tenggara.
Kalau Bali, sudah tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi apa saja yang bisa dinikmati di sana. Bali adalah surganya wisata dunia. Sebelum pandemi atau kurun 2018-2019 adalah masa keemasan sektor pariwisata di pulau seluas 5.780 kilometer persegi tersebut. Badan Pusat Statistik mendata bahwa dalam kurun tadi, Pulau Dewata disesaki oleh total 12,3 juta turis mancanegara.
Indonesia bisa berkaca dari pengalaman Polandia ketika menggelar Piala Dunia U-20 di 2019 lalu. Seperti dikutip dari website Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Presiden Asosiasi Sepak Bola Polandia (PZPN), Zbigniew Boniek saat itu mengatakan, negaranya merasa beruntung dengan adanya Piala Dunia U-20. Karena memberi pengaruh besar bagi dunia pariwisatanya.
"Ini kesempatan besar untuk menunjukkan negara dan budaya kami kepada para penggemar sepak bola dari seluruh dunia. Mereka bisa menikmati alam dan makanan Polandia yang terkenal enak. Mereka bisa mengelilingi negara kami sesuka hati. Perhelatan ini mampu menumbuhkan sektor pariwisata Polandia," ujar legenda sepak bola Polandia tersebut.
Tentu saja peluang emas ini ditangkap oleh Organisasi Pariwisata Polandia (POT). Selama hampir satu bulan turnamen, Polandia mencatat hampir 700 ribu penonton dari seluruh dunia menyesaki negara mereka. Penginapan-penginapan yang ada di enam kota Polandia sebagai pelaksana pertandingan menjadi penuh. Badan Statistik Polandia menyebutkan, pada fase Piala Dunia U-20 itu terjadi lonjakan dari sektor pariwisata.
Itu ditunjang pula oleh promosi besar-besaran tuan rumah di berbagai stasiun televisi dunia selama penyelenggaraan Piala Dunia U-20 ini. Tingkat penjualan kamar hotel berbagai kelas tumbuh mencapai 6,4 persen hanya dalan kurun satu bulan. Jika pada Mei 2019 terdapat 3.280.645 kamar dihuni, maka pada Juni 2019 angkanya menjadi 3.605.839 kamar.
Dampaknya, penerimaan negara dari perhelatan ini turut meningkat yaitu hampir USD1 miliar (Rp15 triliun) yang didapat tidak hanya dari hak siar pertandingan, penjualan tiket, akomodasi, dan pajak saja. Namun juga dari kunjungan para pemain ke-12 ke objek-objek wisata dan kesepakatan kerja sama sektor pariwisata dengan berbagai agen perjalanan wisata dunia terutama dari Tiongkok dan Timur Tengah.
Paket Wisata
Pemerintah RI tidak tinggal diam dan berupaya memanfaatkan momentum Piala Dunia U-20 ini untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata yang sempat terjerembab ketika pandemi melanda era 2020 hingga awal 2022. Sektor ini semula merupakan primadona devisa dari nonminyak dan gas bumi. Dalam kurun lima tahun sejak sebelum pandemi, tingkat kunjungan turis tumbuh sebesar 14 persen dan sumbangan bagi devisa negara di angka rata-rata Rp200 triliun.
Melansir data milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2015, pundi-pundi negara menerima sejumlah USD12,23 miliar (Rp183,45 triliun). Ada 10,4 juta turis mancanegara berkunjung ke tanah air. Setahun kemudian, penerimaan dari pariwisata sedikit menurun, yaitu USD11,206 miliar (Rp168,09 triliun) meski ada 11,52 juta orang mengunjungi Nusantara atau naik 10,69 persen dibandingkan 2015.
Penurunan itu tak bertahan lama karena devisa dari pariwisata kembali bangkit ketika pada 2017 mengalir uang USD13,139 miliar (Rp196,95 triliun) dan sebanyak 14,04 juta turis asing melancong ke Indonesia. Angka tadi terus melaju tak terbendung ketika di 2018 uang sebanyak USD16,426 miliar (Rp246,39 triliun) masuk bagi devisa negara. Saat itu ada 15,81 juta turis beramai-ramai berwisata ke Nusantara.
Pada 2019, seiring tahun pesta demokrasi lima tahunan, sektor pariwisata pun ikut merayakan. Ini lantaran keberhasilan sektor tersebut memboyong pemasukan hingga USD20 miliar (Rp300 triliun) untuk pundi-pundi kas negara dan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pariwisata nasional. Penerimaan dari pariwisata di tahun tersebut bahkan bisa mengalahkan hasil ekspor migas dan kelapa sawit.
Menparekraf/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno usai rapat kabinet terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis (8/9/2022), mengatakan bahwa ajang Piala Dunia U-20 akan dimanfaatkan pihaknya untuk mempromosikan pariwisata Indonesia secara besar-besaran. Pihaknya akan melakukan berbagai pendekatan, salah satunya yang berkaitan dengan promosi.
Termasuk di dalamnya penyiapan pra dan kegiatan penunjang (side event). "Kita melakukan pendekatan dari segi digital marketing sehingga event dunia ini bisa membawa dampak positif terhadap pemulihan pariwisata, promosi destinasi, maupun juga produk-produk ekonomi kreatif kita," ujarnya.
Pemerintah juga sedang menyusun paket-paket wisata yang tepat di keenam kota penyelenggara. Semua berdasarkan potensi wisata yang terdapat di sekitarnya, seperti budaya, kuliner, alam, dan sejarah. Kemudian mendorong peluang terhadap produk-produk ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan, fesyen, dan lainnya.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari