Dua wakil zona Afrika siap untuk merebut satu tempat di babak final dan membawa pulang gelar juara Piala Duia U-17 untuk pertama kali ke negaranya.
Piala Dunia U-17 tahun 2023 yang digelar di Indonesia telah memasuki tahapan berikutnya dari fase gugur atau knock-out system yaitu babak perempat final. Sebanyak delapan negara telah memastikan tiket berlaga di delapan besar usai memenangi laga hidup-mati di babak 16 besar.
Indonesia sebagai tuan rumah dari perhelatan Piala Dunia U-17 edisi ke-19 kalinya itu telah menyiapkan dua stadion terbaiknya, yaitu Jakarta International Stadium (JIS) dan Manahan di Kota Solo, Jawa Tengah. Pertandingan akan dilakukan pada Jumat 24 November 2023 dan Sabtu 25 November 2023.
Mereka bagian dari 24 negara peserta turnamen resmi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional khusus bagi pemain berusia 17 tahun yang diadakan tiap dua tahun. Ke-24 negara tersebut mewakili enam konfederasi sepak bola dari lima benua yang menjadi anggota FIFA.
Seluruh negara harus melewati babak penyisihan grup yang berjumlah total 36 pertandingan digelar sejak 10 November 2023 sampai 18 November 2023. Sebanyak 16 negara lolos ke babak perdelapan final terdiri dari 12 negara berstatus juara dan runner-up tiap grup. Empat lainnya merupakan peringkat tiga dengan poin terbaik tiap grup sesuai pilihan FIFA.
Kelima negara itu adalah Spanyol, Jerman, Prancis yang mewakili zona Eropa. Kemudian Brasil dan Argentina sebagai wakil zona Amerika Selatan, serta Mali dan Senegal merepresentasikan Afrika. Uzbekistan menjadi wakil semata wayang benua Asia.
Spanyol dan Jerman akan membuka laga delapan besar di JIS, Jumat 24 November 2023 pukul 15.30 WIB. Keduanya merupakan raksasa sepak bola dunia tak hanya di tingkat kelompok umur, namun juga di tingkat senior. La Rojita, julukan Spanyol, sudah 11 kali lolos Piala Dunia U-17, termasuk menjadi finalis saat digelar pada tahun 1991, 2003, 2007, dan 2017.
Seperti halnya tim Matador, Jerman pun menjadikan Indonesia sebagai tempat mereka untuk tampil ke-11 kalinya di turnamen ini. Der Panzer, demikian Jerman dijuluki, sama-sama parkir sebagai finalis Piala Dunia U-17. Jika Spanyol telah empat kali merasakannya, maka Jerman baru sekali, yakni saat Piala Dunia U-17 diadakan pertama kali yakni di Tiongkok.
Kemudian, pada malam harinya atau pukul 19.00 WIB masih di hari dan tempat yang sama, dua raksasa lainnya turun merumput. Mereka adalah Brasil kontra Argentina. Brasil dengan sepak bola indahnya atau jogo bonito siap meladeni dan kelincahan dan kecepatan pemain Argentina bak para penari tango.
Selecao, julukan Brasil, datang ke Indonesia sebagai juara bertahan. Tim muda Samba melaju ke delapan besar setelah menundukkan Ekuador 3-1. Brasil juga memiliki rekor mentereng, empat kali menjadi kampiun Piala Dunia U-17 yakni pada 1997, 1999, 2003, dan 2019. Mereka juga menjadi satu-satunya kontestan di delapan besar yang paling sering tampil di Piala Dunia U-17 yakni sudah 18 kali.
Sedangkan prestasi Albieceleste, julukan Argentina, di kancah turnamen ini tidak seperti Brasil. Mereka baru 11 kali tampil di Piala Dunia U-17 dengan prestasi terbaik juara ketiga saat 1991, 1995, 2003. Laga kedua tim sejatinya layak disebut sebagai final dini. Lantaran keduanya dijagokan untuk bertemu di partai final nantinya.
Keesokan harinya, dilanjutkan dengan laga ketiga mempertemukan Prancis yang akan dijajal kemampuannya oleh Uzbekistan. Pertandingan digelar di Stadion Manahan, Sabtu 25 November 2023 pukul 15.30 WIB. Skuad Ayam Jantan muda, sapaan khas Prancis, tercatat sebagai juara Piala Dunia U-17 pada 2001 silam.
Mereka sudah delapan kali menembus putaran final atau lebih baik dari Serigala Putih, julukan Uzbekistan yang baru bermain dalam tiga kali perhelatan Piala Dunia U-17. Prestasi terbaiknya adalah parkir di perempat final pada 2011.
Serigala Putih melaju ke perempat final setelah membenamkan salah satu favorit juara, Inggris di 16 besar. Juara Piala Dunia U-17 2017 itu disingkirkan Uzbekistan dengan skor tipis 1-2. "Saya tak bisa berkomentar banyak. Allah telah membantu kami melewati fase ini," ucap asisten pelatih Uzbekistan Anvar Rakhimov, usai timnya menumbangkan Inggris.
Sayangnya, mereka tidak akan didampingi pelatih Jamoliddin Rakhmatullaev pada babak perempat final. Ini lantaran terkena kartu merah saat terlibat keributan menjelang laga berakhir. Posisinya untuk sementara digantikan oleh Rakhimov.
Pada laga terakhir perempat final mempertemukan dua negara terbaik di sepak bola benua Afrika saat ini, Mali versus Maroko. Pertandingan keduanya bakal digelar pukul 19.00 WIB di tempat dan hari yang sama dengan laga Prancis lawan Uzbekistan.
Seperti halnya Uzbekistan, Mali juga membuat Meksiko harus angkat koper lebih awal setelah dipermalukan dengan skor 5-0 di babak 16 besar. Padahal El Tri, julukan Meksiko datang ke Indonesia dengan modal mentereng. Mereka adalah juara Piala Concacaf U-17 2023 dan juara Piala Dunia U-17 dua kali pada 2005 dan 2011.
Prestasi terbaik Mali di Piala Dunia U-17 adalah menembus babak final pada 2017 dan telah enam kali ikut serta. Les Aigles yang merupakan julukan Mali sejak awal telah bertekad untuk membawa pulang titel juara untuk pertama kalinya. Hal itu telah ditegaskan oleh pelatih Soumalia Coulibaly.
"Kami ingin mencetak sejarah di turnamen ini. Kami ingin melampaui batasan yang ada dan mencapai final serta membawa pulang piala ke Bamako (ibu kota Mali-red)," ucap Coulibaly seperti dikutip dari laman resmi FIFA.
Maroko pun demikian. Apalagi mereka mendarat di Indonesia dengan status sebagai runner-up Piala Afrika 2023. Meski baru dua kali menembus putaran final Piala Dunia U-17, prestasi terbaiknya mereka baru sampai di babak 16 besar pada 2013.
Namun ada hal lain yang membuat skuad muda Singa Atlas tersebut ingin meraih prestasi lebih baik. Mereka terlecut oleh prestasi para seniornya di ajang Piala Dunia 2022 di Qatar. Hal itu karena untuk pertama kalinya mampu menembus babak semifinal.
Portugal, Spanyol, dan Belgia sempat merasakan pedihnya terkaman Maroko di Qatar. Sayangnya, laju Youssef En-Nesyri dan kawan-kawannya dihentikan oleh Kroasia di semifinal. Pencapaian para seniornya itu yang membuat gelandang Mohamed Hamony ingin mengikutinya di Indonesia.
"Kami ingin memberikan yang terbaik tidak hanya bagi kelaurga kami, tetapi juga bagi pendukung dan rakyat Maroko. Itu antara tanggung jawab dan menjalankan hobi kami bermain bola. Tentu saja kami ingin lebih baik senior kami di Piala dunia 2022. Kami ingin membuat bangga seluruh rakyat Maroko," ucap Hamony seperti dikutip dari FIFA TV.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari