Kegiatan pawai taaruf diikuti ribuan peserta dari berbagai pelosok desa.
Ramadan 1445 Hijriah telah tiba. Mayarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam pun menyambutnya gembira datangnya bulan suci tersebut. Di kampung-kampung atau desa, antusiasme masyarakat menyambut Ramadan sangat terlihat.
Di banyak tempat, kaum pria terlihat melakukan aktivitas membersihkan masjid atau musala. Sedangkan kaum wanita tampak menyiapkan makanan yang siap disantap bersama setelah aktivitas berbenah itu usai.
Di setiap Ramadan, nyaris setiap kampung atau di desa di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menyiapkan panganan atau segala macam kue atau kudapan khasnya. Indonesia memang dikenal memiliki kekayaan ragam kuliner.
Begitu pula dengan tradisi di tanah Melayu, khususnya Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dalam hal penyajian makanan. Kabupaten Sambas sendiri merupakan kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia.
Dari kota Sambas ke perbatasan atau tepatnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk berjarak 90 km, sedangkan jarak dari Pontianak 226,5 km. Untuk menyambut datangnya bulan suci, Ramadan 1445 Hijriah, masyarakat Sambas menggelar pawai taaruf. Pawai itu diselenggarakan di halaman Kantor Bupati Sambas.
Pawai yang diselenggarakan pada Kamis (7/3/2024), sedikitnya diikuti 3.000 peserta mulai dari kalangan organisasi keagamaan, BKMT, PKK desa se-Kabupaten Sambas. Termasuk juga, para siswa dan siswi di daerah itu.
Selain pawai taaruf, kegiatan yang telah menjadi agenda tahunan itu juga diselenggarakan Festival Tajuk Telur atau festival tangkai bunga yang kemudian di setiap bunganya terdapat hiasan telur. Ada pula Festival Nasi Adap dan khataman Quran akbar.
Seperti dikutip dari PPID Kabupaten Sambas, Bupati Sambas Satono mengapresiasi kegiatan Pawai Taaruf yang diikuti ribuan peserta dari berbagai pelosok desa. Peserta datang dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas.
"Dari Kecamatan Sajingan Besar, Paloh, Teluk Keramat, hingga Selakau, Selakau Timur, semua pesertanya hadir," ucap Satono.
Dari Pawai Taaruf, ada dua festival yang menarik karena kegiatan mengundang antusias penonton untuk menyaksikannya, yakni festival tajuk telur dan Festival Nasi Adap. Pasalnya, festival itu diikuti oleh tingkat kecamatan dan desa di kabupaten itu.
Pertama, Festival Tajuk Telur. Setiap kampong/desa mengeluarkan hasil kreasi tajuk telur. Semacam pembuatan tangkai bunga yang berwarna-warni kemudian ditengahnya ditusukkan telur. Nah, kreasi dari masing-masing desa itu kemudian dilombakan. Makna tajuk telur sendiri adalah kebersamaan dalam menjalani kehidupan.
Kedua, Festival Nasi Adap. Dahulu, aktivitas budaya dengan nasi adap hanya digunakan untuk acara pernikahan. Jadi, nasi adap adalah semacam sajian dari pihak laki laki ke pihak perempuan dalam sebuah rangkaian prosesi pernikahan. Menurut Iwan Minhaz, warga Kampung Dagang Timur, Sambas, persembahan nasi adap merupakan simbolis awal dari seseorang mengawali untuk kehidupan/membina rumah tangga ke pihak perempuan.
Bahan nasi adap adalah nasi ketan. Nasi ketan atau pulut itu menggambarkan harapan agar melalui pernikahan, ikatan silaturahmi keluarga semakin erat.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari