Indonesia.go.id - Menguak Rahasia Laut Indonesia: Ekspedisi BRIN dan OceanXplorer

Menguak Rahasia Laut Indonesia: Ekspedisi BRIN dan OceanXplorer

  • Administrator
  • Minggu, 14 Juli 2024 | 08:21 WIB
RISET
  Seorang pilot Olaf (kedua kiri) bersama staf kapal Mattie (kiri) menjelaskan tentang pengendalian Remote Operated Vehicle (ROV) atau robot air yang berada di Kapal OceanXplorer di pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/6/2024). ANTARA FOTO/ Iggoy El Fitra
Indonesia memiliki kekayaan laut yang luar biasa dengan 8.500 spesies biota laut dan potensi tangkapan lestari mencapai 12,01 juta ton per tahun. Pemerintah kini berkolaborasi dengan OceanX untuk mengeksplorasi kekayaan bawah laut Indonesia menggunakan teknologi canggih. Kapal OceanXplorer dengan fasilitas mutakhir siap mengungkap keanekaragaman hayati dan potensi laut yang belum terpetakan, menjadikan Indonesia pusat penelitian maritim global.

Laut Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan potensi sumber daya laut. Sebagai tempat hidupnya Megabiodiversitas dengan 8.500 spesies biota laut. Tidak hanya itu, perairan Nusantara juga memiliki potensi tangkapan lestari yang mencapai 12,01 juta per tahun dan produksi budidaya laut mencapai lebih dari 50 juta ton. Lalu memiliki 188 juta tCO2eq potensi karbon biru dan energi terbarukan.

Sebanyak 45 persen logistik dalam rantai perdagangan dunia diangkut melalui wilayah laut Indonesia. Selanjutnya terdapat jalinan kabel bawah laut sepanjang 115 ribu kilometer (Km) untuk mendukung operasi digitalisasi nasional maupun global.

Dengan archipelago yang terdiri dari 17.504 pulau dan 108 ribu Km garis pantai dengan luas perairan mencapai 6,4 juta Km persegi. Adapun 60 persen dari populasi Indonesia merupakan masyarakat pesisir dan tinggal di jalur utama pelayaran dunia.

Menyadari begitu besarnya sumber daya maritim perairan Nusantara, pemerintah terus mengeksplorasi isi bawah laut maupun wilayah pesisir di seluruh wilayah NKRI. Terlebih lagi baru 19 persen potensi laut Indonesi yang terpetakan.

Untuk itu, pemerintah mencari teknologi terbaik dengan menggandeng praktisi kelas dunia dalam mengeksplorasi potensi laut Indonesia. Melalui ekspedisi laut Misi Indonesia 2024, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, bekerja sama dengan OceanX, organisasi nirlaba global di sektor eksplorasi kelautan.

Misi ini adalah bagian dari komitmen multitahun untuk eksplorasi keilmuan dan penelitian di wilayah perairan Asia Tenggara, bertujuan memperluas pemahaman global tentang kawasan

lautan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan terancam. Kemitraan ini telah dijalin sejak akhir 2022.

Tim OceanX, BRIN dan Kemenkomarves memakai Kapal OceanXplorer dalam menjelajah perairan Indonesia sejak 8 Mei hingga 24 Agustus 2024. Saat ini, mereka memasuki tahap kedua ekspedisi dari total lima tahap. Kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Minggu (23/6/2024), sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Dari Jakarta lanjut menjelajah ke Bali lalu Labuan Bajo dan berakhir di Bitung, Sulawesi Utara.

Kapal ini termasuk yang tercanggih di dunia. Seperti apa kecanggihan wahana ini? Kapal OceanXplorer memiliki tiga laboratorium, terdiri atas satu laboratorium basah dan dua laboratorium kering, ruang kontrol yang berperan sebagai sistem saraf pusat kapal. Termasuk juga, kendaraan laut dalam yang meliputi dua kapal selam dan robot air Argus remotely operated vehicle (ROV). Robot spesialis laut dalam ini memiliki kamera VR 360 derajat dengan definisi tinggi dan sistem pencahayaannya sehingga dapat menangkap makhluk yang jarang terlihat dalam kualitas visual menakjubkan.

Desain pencahayaan serta kualitas kamera kapal selam maupun ROV ini dibuat oleh sutradara peraih Oscar James Cameron. Tak lain, dia adalah dalang di balik kesuksesan film Titanic, serial Avatar, Ghosts in The Abyss, Expedition: Bismarck. Film-film tersebut memang banyak menggunakan elemen air dan kamera bawah laut.

Dua kapal selam Triton disebut Neptune dan Nadir, dilengkapi dengan serangkaian peralatan sains dan media. Neptune dikonfigurasikan untuk memaksimalkan ilmu pengetahuan dengan baki yang dapat ditarik untuk memasang perangkat ilmiah. Nadir juga berfungsi sebagai studio laut bergerak, menyiarkan penemuannya ke permukaan secara seketika atau real-time kepada dunia.

Kapal selam yang dapat membawa dua penumpang dan satu pilot itu memberi para ilmuwan kemampuan penting untuk mengamati kedalaman laut dan mengumpulkan data tentang ekosistem dan spesies laut.

Science Program Director OceanX Mattie Rodrigue menjelaskan bahwa Kapal OceanXplorer merupakan kapal penelitian canggih milik OceanX yang digunakan untuk riset kelautan.  Mereka sampai saat ini sudah menjamah sebanyak 15.000m2 data peta baru. Capaian ini dapat terwujud karena kapal OceanXplorer memiliki fasilitas teknologi yang sangat mumpuni.

“Dengan menggunakan submersibles (kapal selam), kami berhasil untuk menyelam sedalam 4.800 meter dan berhasil menemukan terumbu karang laut dalam,” ujar Rodrigue.

Hasil Ekspedisi

Sepanjang lima tahap Misi Indonesia 2024, OceanX, Kemenko Marves, dan BRIN memanfaatkan teknologi generasi terbaru, ilmu pengetahuan, dan penyampaian cerita yang menarik, untuk  menghubungkan dunia dengan lautan.

Adapun tahap pertama ekspedisi mencakup pemetaan lebih dari 7.500 kilometer persegi dasar laut Indonesia. Kegiatan yang telah dilakukan, antara lain penyelaman dengan kapal selam untuk ilmuwan Indonesia, survei remotely operated vehicle (ROV), observasi karang laut dalam, serta penemuan rembesan hidrotermal dan termogenik di dasar laut. Survei juga dilakukan di lokasi asal tsunami tahun 2004.

Saat ini, tahap kedua Misi Indonesia 2024 terus melanjutkan penelitian oseanografi dan geofisika yang dilakukan pada tahap pertama. Sekaligus menambahkan fokus penting pada keanekaragaman hayati. Fokus khusus pada babak kedua adalah pengelolaan perikanan di area Sumatera Barat. Berbagai metode serta teknologi dimanfaatkan guna membantu memahami karakter spesies ikan, megafauna, ekosistem terumbu karang, dan laut dalam, dalam rangka meneliti ekosistem laut dan keanekaragaman hayati di perairan tersebut. Selama survei udara megafauna, OceanX menemukan ratusan lumba-lumba, paus omura, ikan pari manta samudra, dan tempat hiu karang bermukim.

Beli Kapal Riset Baru

Kolaborasi ini memicu pemerintah mendatangkan kapal riset terbaik. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenkomarves Aniza Suspita menjelaskan, kedatangan kapal ini tidak hanya misi riset tapi ada misi edukasi, media dan pengembangan kapasitas SDM di Indonesia. Kalangan BRIN, mahasiswa, peneliti dan pihak lain bisa memanfaatkan pengalaman maupun hasil riset dari OceanXplorer.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto mengakui, kolaborasi ini penting untuk memberikan pengalaman bagi periset Indonesia agar dapat merasakan memakai peralatan mutakhir. Kini, BRIN mengelola lima kapal riset, namun kapal-kapal tersebut sudah berusia antara 24 hingga 40 tahun. Lambat laun peralatan riset di dalamnya juga sudah mulai menua dan beberapa tidak berfungsi.

Menyikapi kondisi demikian, BRIN tengah memproses pembelian kapal riset penjelajah samudra baru dengan kapasitas dan fasilitas riset yang sama dengan Ocean X, serta kapal riset penjelajah pesisir untuk melakukan riset di pesisir, di muara sungai, hingga ke paparan benua.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari