Peparnas 2024 di Surakarta tidak hanya sekadar perhelatan olahraga, tetapi juga cerminan dari semangat inklusivitas dan keberanian. Dengan logo burung perkutut dan keris Jawa serta maskot kerbau bulai Kiai Slamet, Peparnas 2024 menghadirkan pesan mendalam tentang kemapanan, kebahagiaan, jiwa pemberani, dan kekuatan. Logo dan maskot ini menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya Surakarta yang kaya.
Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) ke-17 akan diadakan pada 6-13 Oktober 2024 di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Tuan rumah telah memperkenalkan kepada publik bentuk logo dan maskot Peparnas 2024 yaitu dua spesies fauna dan satu warisan budaya khas Jawa. Pemkot Surakarta memilih burung perkutut dan keris Jawa sebagai logo, sedangkan untuk maskot berupa kerbau bulai Kiai Slamet.
Logo burung perkutut melambangkan kemapanan, kebahagiaan, dan pesan damai. Sedangkan keris Jawa merepresentasikan jiwa pemberani, kepahlawanan, dan kekuatan. Kerbau bulai Kiai Slamet dipilih sebagai maskot pesta olahraga multicabang khusus atlet-atlet penyandang disabilitas nasional karena keistimewaannya. Hewan ini menjadi simbol utama dalam upacara menjelang 1 Sura atau perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam.
Kebo bulai, demikian masyarakat Surakarta mengenalnya, adalah hewan yang selalu disertakan dalam tradisi arak-arakan khas Keraton Kasunanan sebagai cucuk lampah atau pembuka jalan. Warna kulitnya yang putih menjadi latar belakang penyebutan "bulai" pada hewan dari keluarga Bovidae ini. Sebagian masyarakat Surakarta meyakini hewan yang dipelihara keraton sejak tahun 1742 dan telah beranak pinak ini memiliki tuah. Oleh sebab itu, dikeramatkan dan menjadi aset penting keraton.
Nama Slamet dalam bahasa Jawa artinya selamat atau aman. Sebagai maskot, Kiai Slamet digambarkan mengenakan busana ksatria Surakarta berupa kain bermotif parang yang bermakna kekuatan dan pantang menyerah saat menghadapi semua rintangan. Pada bagian kepala Kiai Slamet tersemat blangkon dan selendang samir warna paduan merah dan kuning sebagai ciri khas Keraton Kasunanan. Identitas penutup kepala dan samir merah-kuning itu melambangkan penolak bala agar terhindar dari celaka.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan, logo dan maskot Peparnas 2024 mewakili nilai-nilai inklusivitas, keberanian, dan sportivitas. Sebab, Peparnas, katanya, bukan sekadar pertandingan olahraga saja karena mewakili simbol semangat, kerja keras, dan tekad dari atlet-atlet disabilitas di tanah air. "Mereka menginspirasi kita semua, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berprestasi,” ujar Menpora Dito.
Sedangkan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menekankan bahwa logo dan maskot Peparnas 2024 menjadi media edukasi bagi publik terhadap kekayaan budaya yang ada di Kota Surakarta. Ia berharap Surakarta dapat menjadi salah satu destinasi wisata budaya sekaligus sports tourism di tanah air. Mantan Wali Kota Surakarta yang juga Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka berharap Peparnas 2024 dapat berjalan lancar dan sukses.
Penunjukan Surakarta sebagai tuan rumah Peparnas 2024 merupakan hasil rapat kabinet terbatas yang diadakan di Istana Negara Jakarta beberapa waktu lalu. Sejatinya, Peparnas digelar setelah pelaksanaan pesta olahraga multicabang empat tahunan, Pekan Olahraga Nasional (PON), yang untuk 2024 diadakan di dua provinsi sekaligus, Aceh dan Sumatra Utara (Sumut). Namun, karena ketidaksiapan Sumut menggelar Peparnas, maka diputuskan penyelenggaraannya dipindah ke Surakarta.
Pemindahan itu cukup beralasan karena Surakarta sebelumnya sukses menggelar ASEAN Paragames 2022 sehingga seluruh lokasi pertandingan masih mumpuni untuk menggelar Peparnas 2024. Apalagi, selama ini Surakarta telah menjadi pemusatan latihan nasional (pelatnas) atlet-atlet paralimpik Indonesia yang dipersiapkan ke event-event internasional.
Seperti dikutip dari website Kementerian Pemuda dan Olahraga, ada 14 cabang olahraga (cabor) dilombakan pada Peparnas 2024. Pertandingan ke-14 cabor itu tidak hanya digelar di Surakarta saja, namun juga di Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar. Pada pelaksanaan Peparnas ke-16 di Provinsi Papua, November 2021 lalu, tuan rumah untuk pertama kali menjadi juara umum dengan menyabet 124 medali emas, 85 perak, dan 85 perunggu.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari