Indonesia.go.id - Angkat Besi-Panjat Tebing, Harapan Baru RI di Olimpiade Los Angeles 2028

Angkat Besi-Panjat Tebing, Harapan Baru RI di Olimpiade Los Angeles 2028

  • Administrator
  • Selasa, 13 Agustus 2024 | 07:28 WIB
OLIMPIADE
  Lifter Indonesia Rizki Juniansyah melakukan angkatan dalam kelas 73 kg putra Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena, Paris, Prancis, Kamis (8/8/2024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Induk-induk organisasi olahraga nasional harus menyiapkan atlet-atlet muda berprestasi yang diharapkan dapat bersinar pada Olimpiade empat tahun mendatang.

Olimpiade Musim Panas 2024 di Kota Paris, Prancis telah berakhir ketika ditutup secara resmi oleh Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach di Stade de France, Minggu (12/8/2024) malam waktu setempat.

Olimpiade ke-33 itu telah menggelar 329 pertandingan bagi 32 abang olahraga (cabor) dan 48 disiplin lomba yang dilaksanakan pada 26 Juli--11 Agustus 2024. Pemerintah Prancis pun telah mengucapkan au revoir atau selamat tinggal kepada 10.714 atlet dari 206 negara telah kembali ke kampung halamannya masing-masing dengan membawa berbagai kisah.

Mereka adalah pahlawan olahraga terbaik yang mewakili negaranya masing-masing untuk beradu paling cepat, paling tinggi, dan paling kuat agar bisa merebut juara di tiap cabor yang diikuti. Hanya ada tiga jenis medali yang mereka dapat ketika mampu naik podium, yaitu emas bagi sang juara dan perak untuk pemenang kedua. Sedangkan perunggu bagi pemenang ketiga. Kontingen Amerika Serikat, tuan rumah Olimpiade ke-34 pada 2028 mendatang, tampil sebagai juara umum diikuti oleh Tiongkok dan Jepang masing-masing di urutan kedua dan ketiga.

Kota Paris yang penuh kenangan juga menjadi saksi sejarah bagi kontingen Indonesia yang diperkuat oleh 29 atlet terbaik. Terutama bagi Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah, dan Gregoria Mariska Tunjung. Veddriq menyumbang emas pertama Indonesia pada Olimpiade 2024. Pemanjat tebing berusia 27 tahun yang juga guru di Kota Pontianak, Kalimantan Barat itu meraihnya pada Kamis (8/8/2024). Kepastian tadi didapat setelah atlet kelahiran 11 Maret 1997 itu menjadi yang tercepat pada babak final panjat tebing nomor Speed putra melawan andalan Tiongkok, Wu Peng.

Pemegang tujuh titel juara dunia tersebut mencatat waktu 4,75 detik atau lebih cepat 0,02 detik dari Peng. Tepat lima jam kemudian, giliran lifter muda 21 tahun Rizki Juniansyah tampil gagah di podium juara berkalung emas Olimpiade 2024. Lifter asal Kota Serang, Banten tersebut keluar sebagai juara setelah mencatat total angkatan 354 kilogram (kg) pada Kelas -73 Kg. Anak mantan lifter nasional Muhamad Yasin itu memiliki prestasi tak kalah mentereng dari Veddriq. Rizki adalah juara dunia 2024 dan pemegang rekor dunia pada kelasnya meski gagal dipertajamnya saat Olimpiade 2024. 

Keberhasilan Veddriq dan Rizki terasa bermakna karena selain sebagai kado istimewa di bulan perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia, juga sebuah catatan tinta emas bagi dunia olahraga nasional. Sebab, Indonesia untuk pertama kali dapat menambah koleksi emas Olimpiade di luar dari cabor bulu tangkis. Torehan dua emas dari Veddriq dan Rizki mengingatkan kita kepada pencapaian yang dilakukan oleh pahlawan olahraga Indonesia, Alan Budikusuma dan Susy Susanti.

Alan dan Susy menjadi dua atlet Indonesia pertama yang mampu menyumbangkan emas sewaktu Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol. Sejak itu, cabor bulu tangkis nyaris tak pernah absen menyetor emas Olimpiade bagi kontingen Merah Putih. Mereka tercatat telah mendulang 21 keping medali terdiri atas 8 emas, 6 perak, dan 7 perunggu. Bulu tangkis absen menyetor emas bagi Indonesia ketika Olimpiade 2012 di London, Inggris.

Sayangnya, peristiwa pada Olimpiade 2012 kembali terulang di Paris, 12 tahun kemudian. Bulu tangkis sebagai cabor tulang punggung kontingen Merah Putih untuk meraih medali emas, belum berhasil menjaga tradisi yang telah mereka rawat dalam 32 tahun terakhir. Beruntung masih ada Gregoria yang berhasil membawa pulang sekeping perunggu Olimpiade 2024 ke tanah air. Pebulu tangkis berusia 24 tahun ini menjadi atlet tunggal putri kedua setelah Maria Kristin Yulianti yang mampu merebut perunggu Olimpiade.

Ketidakmampuan Jonatan Christie dan kawan-kawan untuk mempertahankan tradisi emas Olimpiade disayangkan oleh para legenda bulu tangkis nasional. Susy dan Taufik Hidayat, perebut emas tunggal putra Olimpiade 2004, serta Hendra Setiawan, juara ganda putra Olimpiade 2008 berucap sama. Mereka sepakat bahwa Indonesia harus segera berbenah memperbaiki prestasi cabor bulu tangkis nasional termasuk menyiapkan pelapis guna menggantikan pemain-pemain sekarang yang usianya makin menua saat Olimpiade 4 tahun lagi.

 

Andalan Olimpiade 2028

Keprihatinan para legenda bulu tangkis nasional itu langsung dijawab oleh Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Muhammad Fadil Imran yang baru terpilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) PBSI di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/8/2024). Seperti dikutip dari Antara, Fadil yang juga Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri mengatakan, Olimpiade 2024 memberi banyak pelajaran bagi PBSI.

PBSI harus segera menyiapkan pemain-pemain pelapis bagi Jonatan dkk untuk Olimpiade mendatang. Pemain-pemain muda tersebut harus sering dikirim mengikuti turnamen di luar negeri agar mematangkan mental dan permainan menghadapi lawan-lawan yang bahkan jauh lebih berat teknik bertandingnya. Sejumlah bisa disebut seperti Alwi Farhan di sektor tunggal putra, Ester Wardoyo dan Komang Ayu Dewi, serta Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Alleysa Rose di ganda putri. Usia mereka rata-rata 17--18 tahun dan siap memasuki fase emas prestasi dunia empat tahun ke depan.

Jika ingin mempertahankan tradisi medali emas ketika Olimpiade 2028, tidak ada cara selain melakukan pembenahan. "Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh hasil di Olimpiade 2024 dan apresiasi tinggi kepada Gregoria. Kami siap membenahi bulu tangkis Indonesia, dimulai dari proses rekrutmen dan pembinaan atlet hingga perbaikan manajemen dan inovasi organisasi. Hasil Olimpiade 2024 merupakan momen penting untuk dimulainya pembenahan. Sebab, bulu tangkis adalah olahraga kebanggaan masyarakat Indonesia," ucap Fadil.

Sebaliknya, cabor angkat besi dan panjat tebing tak boleh terlena dengan prestasi emas di Olimpiade 2024. Veddriq yang 4 tahun lagi genap berusia 31 tahun tentu secara fisik akan keteteran melawan atlet yang lebih muda dari dirinya. Oleh sebab itu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) harus segera mencarikan pelapis bagi Veddriq. Rizki lebih mujur lantaran 4 tahun lagi usianya baru 25 tahun dan memiliki kesempatan lebih baik demi mempertahankan prestasi medali emas Olimpiade.

Sehingga pada Olimpiade 2028 di Los Angeles nanti, angkat besi, panjat tebing, dan tentu saja bulu tangkis bisa kembali menjadi andalan untuk merawat tradisi menyumbangkan medali emas bagi kontingen Indonesia. Selamat kepada Veddriq, Rizki, dan Gregoria, serta apresiasi tinggi untuk seluruh atlet yang telah berjuang pada Olimpiade 2024.

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari