Bukan sekadar minuman, ber pala merupakan cerminan dari kekayaan alam dan budaya Aceh Selatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatra Utara bukan hanya menjadi ajang olahraga. Itu juga merupakan pameran potensi ekonomi daerah, terutama dalam sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Salah satu sorotan pada pameran tersebut adalah produk minuman unik dari Kabupaten Aceh Selatan yang dikenal dengan nama ber pala. Ber pala merupakan minuman fermentasi buah pala.
Minuman tradisional hasil fermentasi itu menarik perhatian publik. Dalam proses pembuatannya, buah pala akan dicampur dengan madu murni. Uniknya meski disebut bir (beer), minuman itu tidak mengandung alkohol atau memabukkan.
Meneguk ber pala akan menciptakan sensasi rasa segar seperti soda, dengan efek menggelitik di dalam mulut. Kombinasi rasa buah pala yang khas dengan kelezatan madu menjadikan minuman ini bukan hanya enak, tetapi juga berkhasiat.
Cut Syazalisma, Penjabat Bupati Aceh Selatan, menjelaskan bahwa minuman ber pala dipamerkan di ajang PON XXI sebagai bagian dari upaya mempromosikan produk UMKM lokal. "Ini adalah kesempatan bagi kami untuk menampilkan pesona Kabupaten Aceh Selatan melalui produk unggulan seperti ber pala. Minuman ini merupakan hasil dari fermentasi buah pala yang diolah tanpa bahan pengawet, dan tentunya sangat aman dikonsumsi," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Minggu (8/9/2024).
Ber pala, lanjut Cut Syazalisma, memiliki banyak manfaat kesehatan. Salah satu khasiat utamanya adalah membantu mengatasi insomnia atau kesulitan tidur. Selain itu, ber pala juga diyakini dapat meningkatkan nafsu makan.
Hal serupa itulah yang menjadikan ber pala semakin populer. Tak bukan hanya di kalangan masyarakat lokal, melainkan juga kerap membuatnya dijadikan sebagai suvenir yang diminati oleh para pengunjung PON dari luar daerah.
Warisan Alam
Kabupaten Aceh Selatan, yang terletak di pesisir barat selatan Provinsi Aceh, kerap pula dijuluki sebagai Bumi Pala. Wilayah ini diberkahi dengan hasil alam yang melimpah, termasuk buah pala, yang menjadi simbol kekayaan alam setempat.
Berkat letak geografis yang strategis di antara Samudra Hindia dan Gugusan Bukit Barisan, Aceh Selatan memiliki tanah subur yang mendukung produksi buah pala berkualitas tinggi. Seorang seorang pengusaha yang meramu dan mengembangkan minuman ber pala, Ayuzar Saputra, menyebutkan bahwa minuman itu memiliki akar budaya yang dalam di Aceh Selatan.
Bukan sekadar hasil fermentasi, minuman itu juga mencerminkan warisan tradisi lokal yang berakar pada penggunaan buah pala sejak lama. "Ber pala adalah gabungan dari buah pala dan madu yang diolah dengan teknik fermentasi, menghasilkan minuman yang unik dan menyehatkan. Alhamdulillah, minuman ini sudah mengantongi izin dari BPOM, jadi masyarakat tidak perlu khawatir soal keamanannya," kata Ayuzar.
Berangkat dari Tapaktuan
Ayuzar Saputra sendiri memulai bisnis minuman ber pala dari kedai kecil di Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan Tapaktuan. Minuman ini awalnya hanya dikenal di kalangan masyarakat setempat. Seiring waktu, popularitasnya terus meningkat.
Keikutsertaan ber pala dalam pameran UMKM di PON XXI 2024 menjadi momentum penting untuk memperkenalkan minuman khas ini ke panggung nasional. Ajang PON ini juga sejalan dengan arahan Presiden agar memanfaatkan momentum PON bukan hanya untuk unjuk prestasi olahraga, melainkan membangkitkan juga perekonomian masyarakat.
Produk-produk lokal seperti ber pala, yang memiliki potensi besar, mendapatkan kesempatan untuk dikenal lebih luas dan mendukung pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan pengakuan kualitas dan keunikannya, ber pala diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Aceh Selatan.
Selain menjadi minuman khas yang dicintai masyarakat lokal, ber pala juga berpotensi menjadi suvenir unggulan bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh Selatan. Melalui ajang seperti PON XXI, produk-produk UMKM lokal dapat lebih dikenal, yang pada gilirannya mendukung kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini