Suku Tidung diyakini berasal dari kawasan Pegunungan Menjelutung dan termasuk dalam kelompok Dayak Pantai.
Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya yang beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), negara ini memiliki sekitar 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah, mulai dari Sabang hingga Merauke.
Dari jumlah tersebut, suku Jawa menjadi yang terbesar, mencakup sekitar 50 persen dari total populasi. Sisanya adalah berbagai suku lain yang mendiami wilayah-wilayah luar Jawa, seperti suku Bugis-Makassar, Batak, Bali, Aceh, dan lainnya.
Masing-masing suku ini memiliki adat, budaya, serta norma yang unik dan berbeda-beda, menjadikan Indonesia sebuah mozaik budaya yang kaya dan indah. Di Kalimantan Utara, tepatnya di Kota Tarakan, terdapat suku Tidung yang menjadi salah satu suku asli daerah tersebut.
Suku Tidung diyakini berasal dari daerah Pegunungan Menjelutung dan termasuk dalam kelompok Dayak Pantai. Mereka telah lama mendiami wilayah pesisir dan dataran rendah, serta memiliki tradisi yang erat kaitannya dengan alam dan leluhur mereka. Keberadaan suku Tidung ini turut memperkaya warna budaya Indonesia.
Setiap tahunnya, Pemerintah Kota Tarakan menggelar Festival Iraw Tengkayu untuk merayakan kebudayaan suku Tidung. Tahun ini merupakan perayaan Iraw Tengkayu yang ke-13 dan berlangsung pada 5--6 Oktober 2024 dengan tema "Merawat Kebangsaan, Merawat Wisata Budaya yang Berkelanjutan."
Nama "Iraw Tengkayu" memiliki arti yang mendalam dalam bahasa suku Tidung. "Iraw" berarti "perayaan," sedangkan "Tengkayu" merujuk pada sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut, yang dalam konteks ini mengacu pada identitas Pulau Tarakan, tempat tinggal suku Tidung.
Festival ini merupakan cara untuk menghormati dan merayakan warisan budaya, hasil panen, serta hubungan harmonis dengan leluhur. Seiring berjalannya waktu, Festival Iraw Tengkayu berkembang dari perayaan sederhana menjadi acara besar yang melibatkan berbagai elemen budaya.
Festival ini juga menjadi ajang bagi suku Tidung untuk berkumpul dan mempererat ikatan, sekaligus menarik wisatawan baik dari berbagai daerah maupun mancanegara.
Ajang Budaya
Festival Iraw Tengkayu menyajikan berbagai kegiatan budaya dan ritual adat yang penuh makna. Salah satu, acara Parade Padaw Tuju Dulung. Padaw Tuju Dulung merupakan perahu hias yang dirancang khusus untuk diarak keliling kota, kemudian dihanyutkan ke laut sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur.
Perahu ini memiliki tiga cabang haluan, yang masing-masing memiliki tingkat berlapis-lapis. Totalnya ada tujuh tingkat yang melambangkan hari dalam seminggu. Struktur tujuh tingkat ini mengandung filosofi perjalanan kehidupan manusia yang berulang.
Dalam prosesi Padaw Tuju Dulung, perahu hias ini diangkat oleh para pemuda menggunakan bilah bambu, dan ritualnya dipenuhi dengan doa serta harapan bagi kesejahteraan masyarakat. Mereka percaya ritual ini membantu menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur.
Sebelum puncak acara, festival diawali dengan Pekan Kebudayaan Daerah selama lima hari, yang diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti tarian, pawai budaya, dan perlombaan tradisional. Acara ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga komunitas budaya, perusahaan BUMN, BUMD, serta organisasi perangkat daerah di Kota Tarakan.
Pada hari terakhir, rangkaian acara ditutup dengan penampilan tarian kolosal yang melibatkan 250 penari dari berbagai sekolah menengah se-Kota Tarakan. Sebuah festival yang menarik dan menjadi destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf