Indonesia.go.id - Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 6—11 Tahun Mulai Bergulir

Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 6—11 Tahun Mulai Bergulir

  • Administrator
  • Rabu, 15 Desember 2021 | 09:12 WIB
VAKSINASI COVID-19
  Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada siswa di SDN 01 Depok, Jawa Barat. Selasa (14/12/2021).ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Dalam uji klinis, vaksin Sinovac terbukti punya efikasi 90 persen, imunogenitas 96,5 persen, dan aman. Tahap pertama vaksin anak 6—11 tahun baru bisa dilakukan di 115 kabupaten/kota.

Didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memegang bahunya, siswa kelas 4 SDN 03 Cempaka Putih Timur itu tampak tenang. Tak berapa lama, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono berjongkok di sampingnya, dan menyuntikkan vaksin Sinovac  dosis 0,5 mm ke lengan kiri pelajar itu. Cuma beberapa detik, semuanya pun usai.

‘’Sudah, sekolah lagi ya. Sudah bisa offline,’’ kata Wamenkes Dante, dokter spesialis penyakit dalam, yang meraih gelar doktor dari Jepang di bidang molekuler diabetes itu sambil  menempelkan kapas beralkohol di titik bekas suntikan. ‘’Ya, Pak,’’ jawab di siswa dengan wajah lega.

Penyuntikan vaksin pada sekitar 110 siswa SDN 03 Cempaka Putih, Selasa, 14 Desember 2021 itu menandai bergulirnya vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6--11 tahun di Indonesia. Pagi itu, acara kick-off dilakukan di tiga tempat, di SDN 01 Tangerang Selatan, SDN 01 Depok, Jawa Barat dan SDN 03 Cempaka Putih. ‘’Mulai hari ini, kita melakukan penyuntikan vaksin dosis pertama untuk anak usia 6–11 tahun,’’ kata Wakil Menkes itu. Dosis keduanya diberikan dalam 28 hari ke depan.

Namun, tidak seluruh daerah bisa melaksanakan vaksinasi untuk para remaja muda itu. Pemerintah, menurut Dante Saksono, membatasi vaksinasi pediatrik tersebut hanya pada kabupaten/kota yang telah mencapai cakupan vaksinasi 70 persen (tahap satu) pada target yang telah ditetapkan dan 60 persen pada lansia. Alasannya, agar cakupan target prioritas itu bisa dipenuhi terlebih dahulu.

Dengan ketentuan itu, vaksinasi anak-anak itu per 14 Desember 2021 baru dapat dilakukan di 115 kabupaten/kota di 19 provinsi, dari 514 yang ada di Indonesia. Prioritasnya adalah pelajar SD dan yang sederajat. Jumlah mereka menurut Dante Saksono 26,7 juta ditambah 4,5 juta lagi yang sudah memasuki usia 12 tahun tapi belum tercakup dalam vaksinasi anak usia SMP-SMA.

Dengan vaksinasi anak-anak usia 6–11 tahun ini berarti target vaksinasi di Indonesia sudah dimulai sejak usia 6 tahun hingga lansia. Awalnya, 13 Januari 2021, vaksinasi diprioritaskan bagi tenaga medis, dan berlanjut pada pekerja di sektor publik, lansia, dan masyarakat umum. Sejak 21 Juli 2021, target diperluas ke anak-anak usia 12--17 tahun, dan kini masuk ke usia 6–11 tahun.

Pada awalnya, vaksinasi  kelompok usia 6 - 11 tahun ini akan dilakukan awal 2022. Namun, dengan ketersediaan vaksin, program itu dipercepat dan dimajukan ke 24 Desember 2021. Perkembangan varian baru Omicron di jagat global, yang terbukti mempunyai daya penularan sangat tinggi, juga membuat vaksinasi dipercepat ke 14 Desember 2021.

‘’Atas perintah presiden,’’ kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Pesan Presiden Jokowi, kata Menkes, cukup jelas. Bahwa, lebih cepat akan lebih baik. Pemerintah telah mengalokasikan 6,4 juta dosis sampai akhir Desember 2021.

Menkes Budi Gunadi menampik anggapan bahwa vaksinasi dipercepat guna menyambut libur panjang Natal dan tahun baru. Menurut Menkes, percepatan itu bertujuan untuk menekan risiko secara lebih dini.

Aman untuk Anak-anak

Sejumlah negara telah melakukan vaksinasi untuk anak-anak 6--11 tahun. Amerika Serikat termasuk yang cepat melaksanakannya, yakni saat memasuki musim dingin November lalu. Sejumlah negara Eropa pun telah melakukannya. Italia dan Republik Ceko telah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 5--11 tahun. Yunani, Spanyol, Denmark, menyusul kemudian. Vaksin yang digunakan umumnya adalah Pfizer-Biontech.

Arab Saudi, Bahrain, Oman, dan Israel, juga telah menyetujui penggunaaan vaksin Pfizer untuk anak-anak 5--11 tahun. Berikutnya ialah India, Tiongkok, dan Hongkong. Indonesia sendiri telah mengantisipasi kebutuhan vaksin pedriatik itu. Maka, per 1 November 2021, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin sementara, alias emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac Life Science Co Ltd China, untuk anak-anak usia 6–11 tahun.

Sebelum menerbitkan EUA  tersebut, BPOM telah melakukan evaluasi vaksin tersebut besama para pakar dari Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta tim ahli dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Semuanya sepakat akan keamanan dan kemanjurannya. Uji klinis pada 1.050 orang di Tiongkok membuktikan vaksin itu aman. Laporan kejadian tak diinginkan (adverse events) semuanya termasuk dalam kategori grade 1 dan 2 (ringan hingga sedang).

Pada uji klinik (tahap 2) terlihat  imunogenitas vaksin mencapai 96,5 persen. Uji antibodi netralisasi 28 hari pascavaksinasi dosis ke-2 menunjukkan seropositive rates 96,5 persen, yang artinya hampir semua sampel mengalami kenaikan antibodi secara signifikan. Nilai titer antibodi (geometric mean titer/GMT) pada anak pun terbukti lebih tinggi dari kelompok dewasa, dengan perbandingan 118,7 vs 14,1. Kemanjurannya (efikasi) tercatat di atas 90 persen.

Perlindungan kepada anak-anak dari penularan Covid-19 amat diperlukan. Berbeda dari mitos yang beredar selama ini bahwa virus Covid-19 tidak mengincar anak-anak, faktanya mereka juga rawan tertular. Data Satgas Penanggulangan Covid-19 pada 1 Juni 2021 menunjukkan, dari seluruh kasus aktif terkonfirmasi Covid-19 saat itu, 2,9% adalah anak usia 0–5 tahun dan 10% anak usia 6–18 tahun.

Gambaran yang  serupa terjadi di Amerika. Selama musim panas Juli-Agustus 2021, dalam  catatan Centers for Desease Control and Prevention (CDC), otoritas tertinggi AS dalam hal penanggulangan  penyakit menular, terjadi lonjakan serangan Covid-19 pada anak-anak 0--18 tahun. Lonjakannya enam kali lipat dibanding musim semi sebelumnya.

CDC pun merekomendasikan Pfizer Biontech sebagai vaksin anak-anak. Dalam uji klinis, vaksin ini terbukti ampuh, mampu memberikan kemanjuran (efikasi) sampai 90 persen. Tidak  ada laporan efek samping yang serius.

Tentu, yang boleh menjalani suntikan vaksin ialah anak-anak yang sehat. Edaran yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, mereka yang tergolong tak boleh divaksin adalah anak-anak yang  mengalami demam di atas 37,5 derajat Celsius, baru sembuh dari Covid-19 dalam kurun kurang dari 3 bulan, mengidap penyakit autoimun yang tak terkontrol, diabetes tak terkendali, hipertensi tak terkendali, menderika kanker, dan beberapa penyakit lainnya.

Di Indonesia, vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 5–11 tahun itu akan digelar di sekolah-sekolah, madrasah, posyandu, dan puskesmas. Orang tua diharapkan ikut mendampingi anak-anaknya ke lokasi vaksinasi.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari