Indonesia.go.id - Fokus Penegakan Protokol Kesehatan di Keramaian

Fokus Penegakan Protokol Kesehatan di Keramaian

  • Administrator
  • Minggu, 26 Desember 2021 | 07:36 WIB
NATARU
  Tim Satgas COVID-19 bersama personel TNI/Polri memeriksa kartu vaksin pengunjung objek wisata Pantai Balongan Indah di Indramayu, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). ANTARA FOTO
Pergerakan masyarakat pada Nataru 2021-2022 ini berjalan masif. Tak ada penyekatan. Sekitar 177 ribu petugas mengawasi penerapan protokol kesehatan di pusat-pusat keramaian.

Mobilitas massal berlangsung di sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021-2022 saat ini. Lebih dari 1,1 juta kendaraan roda empat meninggalkan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sepekan terakhir, terhitung H-8 sampai H-2 dari Hari Raya Natal 2021. Tidak sedikit pula yang keluar kota dengan kereta api, pesawat terbang, dan sepeda motor.

Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan, bilangan 1,1 juta itu merupakan angka kumulatif kendaraan yang keluar dari empat gerbang tol (GT) utama Jabodetabek, yaitu GT Cikupa (ke arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak dan Sukabumi), GT Cikampek Utama, dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).

 ‘’PT Jasa Marga (Persero) mencatat 1.106.018 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-8 sampai dengan H-2 Hari Raya Natal 2021 yang jatuh pada periode Jumat sampai dengan Kamis (17--23 Desember 2021)," kata Dwimawan Heru, dalam keterangan tertulisnya. Mayoritas kendaraan, yakni 45,7 persen, menuju arah timur Trans Jawa dan Bandung. Yang 31,5 persen lagi ke arah barat Merak Banten, dan 22,8 persen lainnya menuju selatan ke arah Puncak, Cianjur dan Sukabumi.

Jumlah kendaraan 1,1 juta itu meningkat 8,9 persen jika dibandingkan lalu lintas normal periode November 2021. Lonjakan terbesar ialah arus ke arah timur yakni ke arah Jatim, Jateng, dan Jabar. Namun, bila dibandingkan mobilitas menjelang Natal 2020, kenaikannya arus perjalanan 2021 ini cukup signifikan, lebih dari 25 persen. Toh, tak muncul kemacetan yang parah.

Di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, lonjakan baru terasa pada dua tiga hari jelang hari H. Jumlah penumpang yang rata-rata 85 ribu pada hari biasa meningkat 25--30 persen. Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta didominasi oleh penumpang dengan tujuan Bali, Surabaya, Makassar, dan Medan.

Di Bandara Kualanamu Medan, arus penumpang meningkat 10--20 persen menjelang Natal. Pada hari H-2, Kamis (23/12/2021), misalnya, jumlah penumpang yang turun-naik pesawat mencapai 15.000 orang. Dari mereka yang datang, sebagian besar (68 persen) terbang dari Jakarta. Sebagian mereka, akan tinggal di Medan dan sekitarnya, termasuk kawasan wisata Danau Toba, hingga awal 2022. Arus kedatangan ke Kualanamu jelang Nataru kali ini jauh lebih besar dibanding pada 2020. Ada lonjakan hampir 25 persen.

Namun, jalur darat dari Jawa ke Sumatra melalui penyeberangan feri Merak-Bakauheni menyusut. Pada sepekan terakhir jelang hari Natal, jumlah penumpang feri dari Merak ke Bakauheni tercatat hanya sekitar 248 ribu, turun 3 persen dari tahun lalu. Jumlah mobil yang melintas berkurang satu persen. Yang banyak absen adalah pelaku perjalanan dengan sepeda motor yang drop 44 persen.

Mobilitas antarkota dan antarprovinsi juga dipastikan meningkat, baik dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum (kereta api, bus, kapal, feri, atau pesawat terbang). Bali menjadi salah satu destinasi yang ramai dikujungi. Melalui Bandara Ngurah Rai sekitar 23 ribu pelancong masuk ke Bali. Tingkat hunian hotel di Bali pun meningkat menjadi 35 persen. Ketersediaan kamar hotel di seluruh Bali kini ada 146 ribu unit.

Seperti halnya Bali, tingkat hunian hotel di Yogyakarta, Bandung, Medan, Makassar, Manado, dan banyak kota serta kawasan wisata lainnya meningkat. Pengunjung di tempat-tempat wisata, taman rekreasi, restoran, mal, pasar seni, juga akan terus meningkat sampai tahun baru. Mobilitas masyarakat akan meningkat drastis dan dalam jumlah sangat bersar. Lantas, bagaimana dengan masalah Covid-19?

Pandemi Belum Berlalu

Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19, pada Sabtu, 25 Desember 2021 tercatat 255 kasus, dari 360 ribu spesimen yang diperiksa. Positivity rate cukup rendah yakni 0,17 persen. Potensi terjadi penularan cukup rendah.

Pemerintah memang lebih fokus melakukan pencegahan penularan dari luar negeri, terutama dari penyusupan varian Omicron yang terbukti sangat menular. Per 25 Desember 2021 telah ditemukan 19 kasus Omicron di Indonesia. Toh, Kementerian Kesehatan meyakini semuanya adalah imported case, yang dibawa oleh pelaku perjalanan internasional dengan satu kasus penularan di tempat karantina.

Omicron belum beredar di masyarakat, sehingga peluang terjadinya penularan diangggap cukup tipis. Maka, mobilitas menyongsong Nataru 2021-2022 berjalan dengan sangat leluasa. Pembatasan gerak bukannya tidak dilakukan. Ada persyaratan bebas Covid-19, yang ditunjukkan hasil tes antigen atau PCR, ditambah syarat sudah menjalani vaksinasi dua dosis.

Namun, syarat itu hanya efektif pada moda kereta api, pesawat terbang, hotel berbintang, mal, dan sejumlah tempat rekreasi. Pelaku perjalanan dengan kendaraan pribadi dan bus antarkota mudah lolos dari persyaratan itu, karena nyaris tak ada pemeriksaan di jalan.

Penjagaan Area Publik

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengakui, pemerintah tak melakukan penyekatan pada libur Nataru kali ini. ‘’Pemerintah akan menegakkan penerapan aplikasi PeduliLindungi di ruang publik,’’ ujarnya.

Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 66/2021, menurut Muhadjir, sudah diterbitkan dan memerintahkan kepada pemerintah daerah (gubernur, bupati, atau wali kota) menjalankan pengamanan area publik. Ketentuan itu, antara lain, membatasi agar kegiatan di suatu tempat tak dihadiri lebih dari 50 orang, agar tak terjadi kerumunan.

Para kepala daerah diharapkan menerapkan aplikasi PeduliLindungi itu untuk menyaring agar yang sehat dan telah menjalani vaksinasi lengkap yang boleh  hadir di area publik. Ketentuan itu bersifat memaksa alias koersif, dan landasan hukumnya adalah surat edaran Mendagri.

"Dengan adanya aturan yang koersif itu, dan ditindaklanjuti oleh peraturan kepala daerah, mudah-mudahan pasca-nataru masyarakat tak perlu didekatkan secara koersif, tapi dengan kesadarannya mau menjalankan aplikasi PeduliLindungi untuk kepentingan kita bersama," tutur Menko Muhadjir dalam rilis di laman kemenkopmk.go.id.

 Untuk menjamin Instruksi Mendagri itu dapat berjalan, pemerintah telah menugaskan jajaran TNI-Polri membantu pemerintah daerah menegakkan aplikasi PeduliLindungi dan ketentuan lain, yang berkenaan dengan pembatasan kegiatan di area publik. Misalnya, disiplin memakai masker, tidak berkerumun, atau tidak menghelat acara yang mengundang kerumunan besar.

Personel TNI-Polri yang diterjunkan untuk mengawal protokol kesehatan (Prokes) di seputar Nataru ini akan diperkuat oleh Satpol PP dan aparatur daerah lainnya. Jumlah keseluruhannya sekitar 177 ribu personel. Mereka akan menjaga gereja, pusat jajanan, mal, pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat hiburan, dan tempat lainnya yang berpotensi mendatangkan kerumunan.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa menjalani libur nataru dengan menyenangkan, gembira, namun juga tertib dan aman dari segi kesehatan," Menko Muhadjir menambahkan.

 

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari