Indonesia.go.id - Hasil Laut Indonesia Masih Primadona Pasar Dunia

Hasil Laut Indonesia Masih Primadona Pasar Dunia

  • Administrator
  • Selasa, 22 Februari 2022 | 07:48 WIB
KELAUTAN
  Buruh memisahkan daging rajungan (kepiting perairan dalam) dari cangkangnya di Desa Tanjung, Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Antara Foto/ Saiful Bachri
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menggelontorkan sejumlah bantuan guna mendorong produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan.

Pada Kamis, 10 Februari 2022, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memecah kendi di kepala truk yang mengangkut rajungan. Ritual itu menandai pelepasan ekspor rajungan senilai USD500 ribu ke Kanada.

Pelepasan ekspor itu diinisiasi PT Aruna Jaya Nuswantara di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kehadiran Wamendag Jerry sebagai dukungan kepada para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) serta perusahaan rintisan (startup) agar terus mengembangkan produknya dan meningkatkan ekspor ke pasar global.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Chief Excecutive Officer PT Nirwana Segara Aik Wulandari, dan Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia Utari Octavianti. Kementerian Perdagangan mencatat, sektor perikanan laut dan produk perikanan menunjukkan kinerja ekspor yang menggembirakan selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan ITC Trademap, nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada 2021 mencapai USD4,06 miliar atau tumbuh positif 6,92 persen dibandingkan pada 2020. “Diharapkan Aruna dapat terus memberi kontribusi bagi kinerja yang menggembirakan tersebut,” jelas Wamendag Jerry.

Wamendag Jerry menambahkan, kondisi sebagian besar negara eksportir utama produk perikanan dunia menurun cukup siginifikan dibanding tahun sebelumnya. Tapi itu berbanding terbalik dengan Indonesia. Data menunjukkan Tiongkok menurun 11,33 persen, Norwegia 8,23 persen, Vietnam 6,90 persen, India 19,4 persen, dan Chile 14,08 persen.

Kemendag mencatat, udang beku masih menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor mencapai USD1,53 miliar atau sebesar 37,72 persen pada 2021. Posisi ekspor terbanyak kedua adalah kelompok cumi, sotong, dan gurita dengan nilai USD492,64 juta atau sebesar 12,14 persen. Berikutnya adalah tuna senilai USD323,08 juta, rumput laut USD219,11 juta, dan ikan beku USD194,13 juta.

Adapun negara tujuan ekspor komoditas perikanan di antaranya Amerika Serikat (AS) yang membukukan transaksi sebesar USD1,49 miliar atau 36,61 persen dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke dunia. Disusul RRT sebesar USD878,87 juta (21,67 persen), dan Jepang USD440,14 juta (10,85 persen). Kemudian negara-negara ASEAN, seperti Vietnam USD149,98 juta (3,70 persen), Malaysia USD123,19 juta (3,04 persen), dan Singapura USD87,476 juta (2,16 persen).

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasi dan mengungkapkan kesiapannya bersama Kemendag untuk mendorong UKM dalam melakukan ekspor.  “Dengan pelepasan ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat pelaku UKM di Jawa Timur untuk terus berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian melalui kegiatan ekspor. Langkah awal yang harus dilakukan pelaku UKM adalah dengan memperkuat kapasitas pada sisi riset produk dan riset pasar. Untuk itu, pelaku UKM dapat memanfaatkan Export Center Surabaya dalam mengoptimalisasi pelayanan informasi dan fasilitasi ekspor,” kata Emil.

Adapun Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia Utari Octavianti menyampaikan, selain menjadi komoditas ekspor utama di Indonesia, rajungan juga merupakan komoditas produksi primer Aruna. Jumlah limbah rajungan yang dihasilkan pun tak kalah masif. Sehingga, dapat mengancam kelestarian lingkungan dan alam. Untuk itu, Aruna mengolah limbah cangkang rajungan menjadi produk pakan ikan yang memiliki nilai jual lebih.

“Sebagai one-stop-shop dan agregator perikanan yang meringkas rantai pasok dari nelayan tanah air ke pasar lokal dan global, bisnis Aruna diyakini hanya dapat bertahan jika Aruna peduli terhadap kehidupan para nelayan, keluarga mereka, dan kelestarian alam. Aruna Zero Waste Hub didirikan dan diresmikan sebagai salah satu wujud nyata dari komitmen Aruna untuk menjaga keseimbangan ekologis dan kelestarian alam,” ungkap Utari.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan meningkat mencapai USD7,13 miliar pada 2022, seiring dimasifkannya pelaksanaan program terobosan. KKP juga akan menggelontorkan sejumlah bantuan guna mendorong produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan.

Hingga November 2021, nilai ekspor perikanan tercatat di angka USD5,15 miliar dan prognosa sampai akhir 2021 sebesar USD5,45 miliar. Komoditas unggulan ekspor meliputi udang, tuna cakalang tongkol, cumi sotong gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut. Sedangkan negara utama pengimpor produk perikanan Indonesia berdasarkan nilainya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa.

Pada 2022 akan ada perubahan tata kelola khususnya di bidang perikanan tangkap dengan dijalankannya kebijakan penangkapan terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Aktivitas penangkapan ikan akan diatur dalam sistem kuota dan zonasi penangkapan.

Perbaikan tata kelola ini juga dalam rangka meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan dan kegiatan di ruang laut. Hingga 31 Desember 2021 siang, PNBP KKP tercatat sekitar Rp1,1 triliun.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari